Pasar Optimistis Ekonomi Dunia Tak akan Hard Landing, Bagaimana Prospek IHSG?
IHSG pada perdagangan pagi ini, Rabu, 24 April 2019 diperdagangkan fluktuatif
IHSG pada perdagangan pagi ini, Rabu, 24 April 2019 diperdagangkan fluktuatif
Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini, Rabu, 24 April 2019 diperdagangkan fluktuatif. Setelah sempat dibuka menghijau di level 6.470 pada pukul 09.25, kemudian indeks memerah di level 6.446 pada pukul 10.38 atau turun 0,26 persen dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pada perdagangan Selasa, pasar saham Indonesia berhasil bangkit dengan kenaikan cukup meyakinkan pada perdagangan setelah turun tajam di awal pekan ini, Kemarin indeks tak sedikitpun masuk ke zona merah.
Performa bursa saham Tanah Air juga menjadi yang terbaik di kawasan Asia. Sejatinya, mayoritas indeks saham kawasan Asia lainnya juga ditransaksikan di zona hijau. Namun, penguatan bursa saham domestik merupakan yang tertinggi.
Promo Terbaru di Bareksa
Optimisme bahwa perekonomian dunia tidak akan mengalami hard landing pada tahun ini membuat saham-saham di Benua Kuning diburu pelaku pasar. Belum lama ini, International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksinya atas pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2019 menjadi 3,3 persen, dari proyeksi yang dibuat pada Januari 3,5 persen. Sebagai informasi, perekonomian dunia tumbuh hingga 3,6 persen pada 2018.
Data ekonomi yang dirilis belakangan ini oleh negara-negara dengan nilai perekonomian raksasa seperti China dan Amerika Serikat (AS) menunjukkan laju perekonomian dunia masih cukup baik, sehingga hard landing kemungkinann akan bisa dihindari.
Pada pekan lalu, pertumbuhan ekonomi China periode kuartal I 2019 diumumkan di level 6,4 persen YoY, mengalahkan konsensus 6,3 persen YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Kemudian, produksi industri periode Maret 2019 diumumkan tumbuh 8,5 persen secara tahunan, di atas konsensus 5,9 persen, seperti dilansir dari Trading Economics. Terakhir, penjualan barang-barang ritel untuk bulan yang sama melesat hingga 8,7 persen secara tahunan, juga di atas konsensus 8,4 persen, dilansir dari Trading Economics.
Beralih ke AS, penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 diumumkan naik 1,6 persen secara bulanan, menandai kenaikan tertinggi sejak September 2017 dan jauh membaik dibandingkan dengan capaian bulan Februari yakni kontraksi 0,2 persen.
Capaian pada Maret juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan 0,9 persen saja, seperti dilansir dari Forex Factory.
Kemudian, penjualan barang-barang ritel inti (mengeluarkan komponen mobil) periode Maret 2019 tumbuh 1,2 persen secara bulanan, membaik ketimbang bulan Februari yang minus 0,2 persen. Capaian tersebut juga juga berhasil mengalahkan konsensus yakni pertumbuhan 0,7 persen saja.
Tak sampai disitu, klaim tunjangan pengangguran untuk minggu yang berakhir pada 13 April tercatat turun 5.000 dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 192.000, lebih rendah dari konsensus 207.000.
Pada Selasa, 23 April 2019 IHSG ditutup menguat 0,75 persen berakhir di level 6.462. Aktivitas transaksi pada perdagangan kemarin berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 14,17 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp8,33 triliun.
Secara sektoral, hampir seluruhnya berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin, kecuali sektor properti yang melemah 0,12 persen.
Sementara itu, tiga sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni pertambangan (1,98 persen), aneka industri (1,52 persen), dan konsumer (1,25 persen).
Beberapa saham yang mendorong kenaikan IHSG kemarin :
1. Saham UNVR (2 persen)
2. Saham TLKM (1,9 persen)
3. Saham ASII (1,7 persen)
4. Saham GGRM (3,1 persen)
5. Saham UNTR (4,3 persen)
Sebanyak 248 saham menguat, 171 saham melemah, dan 131 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di seluruh pasar pada perdagangan kemarin senilai Rp138,74 miliar.
Saham-saham yang terbanyak dilepas investor asing :
1. Saham BBRI (Rp101,07 miliar)
2. Saham BMRI (Rp94,36 miliar)
3. Saham INTP (Rp45,37 miliar)
4. Saham ICBP (Rp35,26 miliar)
5. Saham HMSP (Rp34,66 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle disertai short upper shadow yang menggambarkan pergerakan IHSG cukup positif meskipun belum mampu ditutup pada level tertingginya.
Kenaikan kemarin merupakan pergerakan reversal yang cukup baik mengingat dalam dua hari sebelumnya IHSG cenderung mengalami tekanan.
Indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai berbalik naik dan berada di sekitar area netral, mengindikasikan adanya momentum kenaikan yang cukup kuat. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.
Di sisi lain, kondisi bursa saham Wall Street yang ditutup kompak berakhir di zona hijau pada perdagangan kemarin diharapkan bisa menjadi sentimen positif yang kembali mendorong laju IHSG pada perdagangan hari ini.
Indeks Dow Jones naik 0,54 persen, kemudian S&P 500 menguat 0,88 persen, dan Nasdaq Composite bertambah 1,32 persen.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.