Hasil Quick Count Jokowi Unggul, Bagaimana Prospek IHSG?
Musuh terbesar pelaku pasar adalah ketidakpastian, sementara Jokowi adalah figur yang kebijakannya sudah dikenal
Musuh terbesar pelaku pasar adalah ketidakpastian, sementara Jokowi adalah figur yang kebijakannya sudah dikenal
Bareksa.com - Pada Rabu, 17 April 2019 pasar saham Indonesia diliburkan untuk perayaan pesta demokrasi yakni pemilihan umum (Pemilu) presiden dan wakil presiden serta wakil rakyat yang akan menjabat di Senayan untuk periode 2019-2024.
Sebagai informasi, Pemilu yang digelar kemarin merupakan yang terbesar dalam sejarah Indonesia. Sebab pemilihan presiden dan para anggota legislatif dilakukan secara serentak.
Pada Pemilu tahun ini, akan dipilih Presiden dan Wakil Presiden, 575 anggota DPR RI, 136 anggota DPD, 2.207 anggota DPR Provinsi, dan 17.610 anggota DPRD Kota/Kabupaten.
Promo Terbaru di Bareksa
Namun, seandainya saja kemarin tidak libur, bagaimana kira-kira nasib bursa saham domestik? Andai saja tidak libur, niscaya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepertinya akan ditransaksikan di zona merah.
Bagaimana tidak, kemarin mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona merah. Indeks Shanghai (China) turun tipis 0,04 persen, Indeks Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,25 persen, dan Indeks Kospi (Korea) berkurang 0,1 persen.
Sejatinya, data ekonomi yang dirilis di China kemarin terbilang menggembirakan dan mendukung bagi pelaku pasar untuk melakukan aksi beli di bursa saham regional. Untuk periode kuartal I 2019, pertumbuhan ekonomi diumumkan di level 6,4 persen YoY, mengalahkan konsensus 6,3 persen YoY, seperti dilansir dari Trading Economics.
Namun itu hanya harapan belaka, pelaku pasar lebih memilih untuk mencairkan keuntungan yang sudah diraup. Terhitung dalam periode 29 Maret-16 April, Indeks Shanghai sudah melesat 8,6 persen, sementara Indeks Hang Seng melejit 4,7 persen.
Pelaku pasar sudah mengatisipasi angka pertumbuhan ekonomi China akan bisa mengalahkan ekspektasi. Belum lama ini, ekspor China periode Maret 2019 diumumkan melesat hingga 14,2 persen secara tahunan, jauh di atas konsensus yang dihimpun Reuters 7,3 persen.
Kemudian, rata-rata harga rumah baru periode Maret 2019 diumumkan tumbuh 10,6 persen YoY, naik dari pertumbuhan bulan Februari 10,4 persen YoY. Hal ini mengindikasikan daya beli masyarakat China sedang berada di posisi yang relatif kuat.
Ketika pelaku pasar saham China dan Hong Kong merealisasikan keuntungannya kemarin, kinerja indeks saham dari negara-negara kawasan Asia lainnya ikut tertekan.
Adapun sehari sebelum Pemilu atau pada Selasa, 16 April 2019 IHSG ditutup sangat positif dengan mampu menguat 0,72 persen berakhir di level 6.481,54.
Aktivitas transaksi pada perdagangan Selasa berlangsung cukup ramai, di mana tercatat 14,86 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp9,21 triliun.
Beberapa saham yang mendorong kenaikan IHSG pada hari Selasa :
1. Saham BMRI (3,7 persen)
2. Saham ASII (2 persen)
3. Saham GGRM (3,7 persen)
4. Saham UNVR (1,2 persen)
5. Saham TLKM (1 persen)
Sebanyak 235 saham menguat, 162 saham melemah, dan 136 saham tidak mengalami perubahan harga. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) di seluruh pasar pada perdagangan Selasa senilai Rp559,78 miliar.
Saham-saham terbanyak dilepas investor asing :
1. Saham BBCA (Rp253,7 miliar)
2. Saham BBRI (Rp143,1 miliar)
3. Saham BMRI (Rp82,5 miliar)
4. Saham ICBP (Rp41,2 miliar)
5. Saham BBNI (Rp40,2 miliar)
Analisis Teknikal IHSG
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle IHSG pada perdagangan Selasa membentuk bullish candle dengan body yang cukup besar menggambarkan pergerakan IHSG sangat positif hingga hampir ditutup pada level tertingginya.
Kenaikan pada Selasa merupakan yang ketiga hari beruntun disertai dengan mampu berakhir di atas garis middle bollinger band menandakan adanya potensi rally dalam jangka pendek yang cukup kuat.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terpantau masih bergerak naik dan berada di sekitar area netral, mengindikasikan adanya momentum kenaikan yang cukup kuat. Dilihat dari sudut pandang teknikal, pergerakan IHSG pada hari ini berpotensi bergerak mixed dengan kecenderungan menguat.
Terlebih sejauh ini, hasil quick count pilpres berbagai lembaga mengunggulkan pasangan nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, sebagai pemenang.
Sepertinya harus diakui bahwa investor lebih nyaman jika Jokowi kembali menjadi presiden 2019-2024. Bukan apa-apa, musuh terbesar pelaku pasar adalah ketidakpastian, sementara Jokowi adalah figur yang kebijakannya sudah dikenal.
Tidak ada ada perubahan pola kebijakan yang signifikan bila Jokowi kembali menjadi RI-1. Ketidakpastian bisa dikesampingkan. Jadi wajar saja investor menyambut positif unggulnya Jokowi di sejumlah quick count.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.