Pasar Cemas Putusan Suku Bunga AS, Ini Jurus Cuan Investasi Saham dan Emas
Keputusan The Fed yang tidak sesuai harapan mengakibatkan pasar modal global dilanda aksi sell off
Keputusan The Fed yang tidak sesuai harapan mengakibatkan pasar modal global dilanda aksi sell off
Bareksa.com - Pasar modal global cemas akibat keputusan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS). The Federal Reserve (The Fed) pada Kamis dinihari WIB (19/12) memotong suku bunga 0,25%, memang sesuai harapan jadi 4,25-4,5%. Namun bank sentral pimpinan Jerome Powell itu memperkirakan hanya memangkas suku bunga 2 kali masing-masing 0,25% atau totalnya 0,5% di 2025, lebih rendah dari harapan 4 kali pemotongan atau totalnya 1%.
Keputusan The Fed yang tidak sesuai harapan itu mengakibatkan pasar modal global dilanda aksi jual (sell off). Bursa Saham Wall Street anjlok lebih dari 2% pada Rabu waktu AS. Hal itu menyeret turun pasar saham Asia termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG tercatat merosot 1,63% jadi 6.991 di sesi I Kamis (19/12), atau di bawah level psikologis 7.000. Kemudian Indeks Hang Seng turun 0,78%, Shanghai Composite melemah 0,51%, Nikkei tergelincir 0,53%, dan Straits Times berkurang 0,54%.
Senada, harga emas spot global juga ambrol lebih dari 2% ke level terendah dalam 1 bulan menjadi US$2.589,91 per ons pada Rabu. Tak ketinggalan harga emas dalam negeri dalam mata uang rupiah ikut melorot Rp15.000 hingga Rp20.000 per gram atau sekitar 1% pada Kamis.
Promo Terbaru di Bareksa
Strategi Investasi Saham
Menurut Tim Analis Bareksa, pernyataan Powell yang mengejutkan pasar itu karena mempertimbangkan kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump yang akan kembali mulai menjabat Januari 2025. Trump dikenal punya kebijakan Amerika sentris, sehingga bisa memicu perang dagang dan deglobalisasi. Perang tarif bea masuk, utamanya dengan China, bisa mengerek inflasi global.
Hal itu membuat The Fed sulit menurunkan suku bunga jika kenaikan harga-harga barang di Negara Paman Sam tak kunjung turun sesuai target 2%. Kebijakan The Fed tahun depan dinilai justru akan berfokus melawan inflasi, ketimbang melonggarkan kebijakan moneter dan menurunkan suku bunga.
Mengacu pada Fedwatch Tool (19/12), pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga AS berikutnya baru akan terjadi di awal semester II 2025. Hal itu membuat dolar AS menguat dan menekan rupiah maupun Surat Berharga Negara RI.
Sumber : FedWatch Tool (19/12)
Tim Analis Bareksa menilai di tengah gejolak pasar saat ini, investor saham bisa memperhatikan beberapa sektor yang cukup defensif (tahan banting), salah satunya sektor konsumer non cyclical. Investor juga bisa menimbang akumulasi beli secara bertahap di sektor keuangan, terutama perbankan, seiring harganya yang sudah terdiskon cukup besar.
Beberapa saham yang bisa dipertimbangkan seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) untuk sektor konsumer.
Rekomendasi Saham Konsumer
Saham | Last Price (Rp) | Target Price (Rp) | Potential Upside | Price to Book Value (x) | Price to Earning Ratio (x) | Return on Equity | Return on Assets | Gross Profit Margin | Asset Turnover (x) | Days Inventory Outstanding | Cash Conversion Cycle | Inventory Turnover (days) | Net Income to Common Margin |
HMSP | 635 | 900 | 41,73% | 2,75 | 10,46 | 25,9% | 13,1% | 34% | 1,01 | 190 days | 148 days | 1,92 | 13% |
ICBP | 11.200 | 14.000 | 25% | 2,84 | 16,2 | 15% | 8% | 37,7% | 0,59 | 52 days | 70 days | 7 | 11,2% |
INDF | 7.600 | 8.500 | 11,84% | 1,06 | 6,99 | 13,5% | 7,3% | 34,6% | 0,6 | 86 days | 92 days | 4,26 | 8,6% |
MYOR | 2.690 | 3.200 | 18,96% | 3,8 | 18,89 | 21,5% | 12,1% | 24,6% | 1,27 | 80 days | 116 days | 4,55 | 9,3% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per sesi I Kamis (19/12)
Saham big banks yang bisa dipertimbangkan investor untuk beli saat melemah (buy on weakness/BoW) seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Investor bisa menargetkan keuntungan jangka menengah 5-6% di saham-saham big banks tersebut.
Rekomendasi Saham Big Banks
Saham | Last Price (Rp) | Target Price | Potensial Upside | Price to Book Value (x) | Price to Earning Ratio (x) | Return on Equity (ROE) |
BBCA | 9.725 | 12.100 | 24,42% | 4.76 | 22,84 | 21,7% |
BBRI | 4.080 | 5.800 | 42,16% | 1.93 | 10,22 | 19,2% |
BMRI | 5.675 | 7.500 | 32,16% | 2 | 9,37 | 22,2% |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per sesi I Kamis (19/12)
Investasi Saham di Bareksa
Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.
Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.
Strategi Investasi Emas
Meskipun emas tertekan akibat sentimen kebijakan The Fed, namun banyak lembaga dunia memprediksi harga emas bisa mencatatkan rekor tertinggi baru di 2025. Karena itu, momentum penurunan jangka pendek justru jadi peluang akumulasi secara bertahap di harga murah, untuk meraih potensi cuan di masa mendatang.
Tim Analis Bareksa memprediksi harga emas dalam negeri pada bisa menutup 2024 di kisaran Rp1,4 juta hingga Rp1,45 juta per gram. Prediksi ini untuk harga emas fisik digital, tanpa mempertimbangkan biaya cetak. Pada tahun 2025, harga emas dalam negeri dalam mata uang rupiah diprediksi menembus Rp1,5 juta hingga Rp1,55 juta.
Adapun untuk harga emas spot global, Tim Analis Bareksa memprediksi harganya pada 2024 di kisaran US$2.700 per ons, yang sudah terlampaui beberapa waktu lalu, meskipun saat ini turun di kisaran US$2.600-an. Pada tahun 2025, harga emas global diprediksi menembus US$3.000 hingga US$3.100 per ounce.
Prediksi Harga Emas 2024 dan 2025
Prediksi Harga Emas | Tahun 2024 | Tahun 2025 |
Dalam negeri | Rp1,4-1,5 juta per gram | Rp1,5-1,55 juta per gram |
Spot global | US$2.700 per ons | US$3.000-3.100 per ons |
Sumber : Tim Analis Bareksa
Investasi Emas di Bareksa Emas
Untuk diketahui, saat ini negara-negara melalui bank sentralnya sedang ramai-ramai memborong emas guna mengantisipasi risiko ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Kamu juga ingin mengoleksi emas batangan? Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa.
Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun. Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Mitra pengelolaan emas di Bareksa Emas yaitu Treasury berlisensi sebagai pedagang emas digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan. Sementara Pegadaian dan Indogold juga memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi emas secara online bukan berarti tidak ada wujudnya. Sekarang, setelah membeli emas digital di Bareksa Emas, Smart Investor juga bisa memiliki wujud fisiknya yang diantar langsung ke rumah dengan fitur Cetak Fisik.
Emas batangan yang tersedia di Bareksa Emas adalah emas murni dengan kadar 99,99%. Smart Investor dapat memilih emas Antam ataupun emas UBS untuk Tarik Fisik di Bareksa Emas. Jangan tunda lagi, terus tingkatkan investasi emas kamu dan raih potensi keuntungannya.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,27 | 0,20% | 4,06% | 7,75% | 8,21% | 19,60% | 38,55% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,51 | 0,14% | 4,08% | 7,19% | 7,54% | 3,41% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,79 | 0,56% | 4,00% | 7,59% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,26 | 0,53% | 3,86% | 7,17% | 7,36% | 17,98% | 41,60% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,06 | 0,82% | 4,10% | 7,32% | 7,51% | 20,02% | 35,82% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.