Saham TOPS Menguat 50% Saat Listing Perdana, Kok Bisa?
Perusahaan ini bergerak di sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan
Perusahaan ini bergerak di sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan
Bareksa.com - PT Totalindo Eka Perkasa Tbk, hari ini 16 Juni 2017, mencatatkan sahamnya (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode perdagangan TOPS dan masuk ke dalam papan utama dan sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan. Saham TOPS langsung disambut positif oleh pelaku pasar dengan hingga mencapai batas persentase kenaikan tertinggi yang diperbolehkan di bursa.
Hingga pukul 09.30 WIB, saham TOPS menguat hingga 49,7 persen menjadi Rp464. Sejak pembukaan perdagangan pagi ini, saham TOPS langsung melesat bila dibandingkan dengan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Rp310. Telah terjadi transaksi senilai Rp2,06 miliar untuk 4,58 juta saham TOPS.
Mengapa harga saham TOPS bisa melesat hingga 50 persen sehari?
Promo Terbaru di Bareksa
Harga penawaran saham TOPS adalah Rp310, yakni masuk kategori fraksi di atas Rp200. Saham dengan fraksi harga ini normalnya akan mendapatkan penolakan otomatis dari sistem BEI atau auto rejection apabila menguat maksimal sebesar 25 persen dalam sehari. Namun, khusus untuk hari pertama IPO atau pencatatan saham di bursa, setiap kenaikan persentase saham akan dikali dua. Maka dari itu, khusus saham TOPS hari ini bisa melonjak hingga 50 persen.
Grafik : Pergerakan Intraday Saham TOPS
Sumber : Bareksa.com
Setelah hari listing perdana, saham tersebut akan mendapatkan penolakan otomatis jika telah mencapai batas penguatan 25 persen.
Sebagai informasi, saham properti dan konstruksi ini masuk dalam daftar syariah. Proses IPO ini dibantu oleh PT Bahana Sekuritas (DX), PT CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) dan PT Indo Premier Sekuritas (PD) selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek.
Dalam IPO, Totalindo menawarkan sebanyak 1.666.000.000 lembar saham dengan harga penawaran Rp310 per lembar dan dana diraih mencapai Rp516,46 miliar. Sebesar 35 persen dari dana IPO itu dipakai membayar sebagian utang perseroan, 60 persen untuk modal kerja dan sisanya untuk mendukung bisnis perseroan dalam pembelian mesin dan peralatan konstruksi.
Hingga Desember 2016, perusahaan ini meraih pendapatan sebesar Rp3,12 triliun dengan laba kotor Rp410,48 miliar dan laba bersih Rp201,34 miliar. Tahun ini, Totalindo telah mendapat proyek baru senilai Rp761,62 miliar dari pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk pembangunan rumah susun Nagrak Tower 1-5 Jakarta Utara dan rumah susun Penggilingan, Jakarta Timur.
Totalindo sendiri mengklaim menjadi satu-satunya perusahaan konstruksi swasta yang berhasil memenangi lelang proyek rumah susun Pemprov DKI. Sebelum terpilih, tercatat ada sekitar 60 kontraktor BUMN dan swasta yang berpartisipasi mengikuti proses pelelangan. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.