Berita Hari Ini: Diskon Pajak Penghasilan; Sesi Pre-Opening Bursa Saham Berlaku
Harga minyak global turun; Harga emas Antam stagnan; Resesi tidak pengaruhi pasar modal
Harga minyak global turun; Harga emas Antam stagnan; Resesi tidak pengaruhi pasar modal
Bareksa.com - Berikut kumpulan berita dan informasi terkait ekonomi, investasi yang disarikan dari berbagai media dan keterbukaan informasi, Senin 7 September 2020.
Diskon Pajak Penghasilan
Untuk membantu Wajib Pajak dalam menjaga arus kas (cash flow) usahanya, pemerintah memberikan bantuan berupa adanya keringanan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 sebesar 50 persen. Hal ini dituliskan oleh Nufransa Wira Sakti, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak, di Kompas.com.
Promo Terbaru di Bareksa
Kebijakan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.03/2020 ini berlaku sampai dengan bulan Desember 2020. Keringanan pajak berupa diskon yang diberikan pemerintah merupakan tambahan dari keringanan pajak yang sebelumnya hanya 30 persen.
Kebijakan ini merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan dilakukan pemerintah untuk membantu Wajib Pajak yang usahanya tengah menurun disebabkan adanya pandemi Covid-19.
Adapun Wajib Pajak (WP) yang berhak mendapatkan diskon ini adalah WP yang bergerak pada 1.013 bidang usaha tertentu, perusahaan yang mendapat fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor, serta perusahaan di kawasan berikat berhak mendapatkan tambahan potongan angsuran PPh Pasal 25.
Daftar lengkap 1.013 sektor usaha dapat dilihat dalam lampiran PMK 110 tahun 2020. Yang menarik, keringanan ini berlaku mulai Juli 2020 karena merupakan tambahan diskon dari regulasi sebelumnya.
Untuk dapat memperoleh tambahan diskon ini, bila Wajib Pajak masuk dalam kategori yang berhak, mereka dapat mengajukan permohonan secara online melalui situs resmi Ditjen Pajak. Apabila WP sudah mendapatkan potongan 30 persen sebelumnya, dapat pula mengajukan untuk pemindahbukuan sehingga dapat menambah diskon menjadi 50 persen.
Resesi dan Pasar Modal
Perkiraan resesi dinilai tidak memengaruhi minat pencarian dana di pasar modal. Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan melihat Indonesia memang akan mengalami resesi, akan tetapi kontraksi ekonomi yang dialami tidak akan lebih besar dibanding kuartal sebelumnya.
"Pasar juga akan melihat pemulihan di kuartal III dari kuartal II. Itu akan menjadi gambaran bagaimana di kuartal IV nanti," ungkapnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (6/9).
Berdasar keterangan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) per akhir Agustus 2020 BEI telah mencatatkan ada 37 perusahaan melakukan penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) dan 12 perusahaan melakukan penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dana yang dihimpun melalui aksi itu mencapai Rp 4,2 triliun melalui IPO dan Rp 10,8 triliun melalui rights issue.
Sementara itu, mengutip data dari statistik Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Minggu ke-4 Agustus tahun lalu, sebanyak 31 emiten melakukan IPO saham dan 12 emiten menggelar rights issue. Nilai emisi IPO saham mencapai Rp 9,04 triliun. Akan tetapi untuk nilai rights issue-nya lebih besar hingga Rp 25,66 triliun.
Sementara, penerbitan obligasi per akhir Agustus ini tercatat Rp 45,9 triliun. Jumlah tersebut lebih mini, tahun lalu obligasi dan sukuk korporasi tahun lalu yang mencapai Rp 87,26 triliun.
Perdagangan Bursa
Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kembali menggelar sesi perdagangan prapembukaan atau pre-opening mulai Senin (7/9) hari ini. Saham yang dapat diperdagangkan dalam sesi ini adalah penghuni Indeks LQ45.
Dalam pengumuman resmi yang ditandatangani oleh Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dan Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa BEI Laksono Widodo, Rabu (3/9), BEI juga mengubah acuan harga saham yang dapat diperdagangkan melalui sesi pra-pembukaan di pasar reguler dan pasar tunai yang semula berpedoman pada harga pembukaan, diubah menjadi pada harga previous terhitung mulai hari ini, Senin (7/9) sampai dengan batas waktu yang ditetapkan kemudian.
Saat dikonfirmasi, Laksono mengatakan keputusan otoritas bursa untuk mengembalikan sesi pre-opening ini bertujuan agar pasar lebih teratur dan efisien, dalam hal ini untuk menghindari penumpukan order di awal pembukaan pasar pukul 09.00 WIB . “Hal ini yang kadang mengakibatkan macetnya aliran informasi data antara Bursa dan para anggota bursa (AB),” ujar Laksono, dikutip Kontan.co.id.
Laksono membeberkan, perbedaan dari pre-opening saat ini dengan sebelumnya adalah, pre-opening sebelumnya masih memberikan ruang untuk dua kali auto rejection (selama masa pre-opening dan sekali lagi saat jam perdagangan normal). Sementara pre-opening saat ini hanya memberikan ruang untuk satu kali auto rejection (selama masa pre-opening dan jam perdagangan).
Adapun sesi pre-opening ini tetap akan berlangsung selama 10 menit sebelum perdagangan dimulai.
Meski mengembalikan sesi perdagangan prapembukaan, Laksono menegaskan otoritas bursa belum mengubah jam perdagangan dan batasan auto rejection, baik auto rejection atas (ARA) maupun auto rejection bawah (ARB). Salah satu pertimbangan belum dikembalikannya jam perdagangan dan auto rejection ke mode normal adalah faktor pandemi Covid-19 yang berpotensi menimbulkan tekanan dan fluktuasi di pasar modal.
Harga Emas
Harga emas diprediksi masih berada dalam fase konsolidasi dengan kecenderungan menguat pada pekan ini. Pada penutupan perdagangan Jumat (4/9/2020), harga emas spot naik 0,16 persen menjadi US$1.933,95 per troy ounce.
Harga emas Comex kontrak Desember 2020 terkoreksi 0,18 persen ke level 1.934,3 per troy ounce. Sementara itu, indeks dolar AS koreksi 0,02 persen menuju 92,71.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pelemahan harga emas sepanjang pekan ini didorong oleh faktor penguatan dollar karena perbaikan data ekonomi yang dirilis pekan lalu seperti data aktivitas manufaktur dan tenaga kerja.
Meskipun demikian, Ariston menilai harga emas masih dalam fase konsolidasi dan masih belum dalam tren penurunan. Pun, dia menyebut harga emas masih berpotensi menguat lagi.
Lebih lanjut, dia mengatakan pasar masih memasukan faktor potensi kebijakan moneter AS yang lebih agresif selama kondisi pandemi masih berlangsung yang menekan pemulihan ekonomi negeri Paman Sam tersebut. "Pekan Ini, harga emas mungkin masih dalam fase konsolidasi juga,” katanya, seperti dikutip Bisnis.com.
Di sisi lain, Ariston memproyeksikan dolar akan menguat pada perdagangan Senin (7/9/2020). Pasalnya, pada Jumat (4/9/2020) malam telah dirilis data tenaga kerja AS yang hasilnya cukup bagus sehingga ini bisa mendorong penguatan mata uang greenback.
Namun, penguatan tersebut dibayangi beberapa data indikator inflasi akan dirilis di hari Kamis dan Jumat pekan depan. Data-data tersebut dinilai bisa menekan dollar AS bila hasilnya di bawah prediksi dan sebaliknya. “Sehingga pekan ini mungkin bisa menguat dengan potensi kisaran US$1900—US$1990 per troy ons,” tukasnya.
Mengutip logammulia.com, harga emas Antam hari ini tidak berubah di level Rp1.018.000 dengan perubahan terakhir pada 6 September 2020 pukul 8:26 WIB.
Harga Minyak
Harga minyak global turun lebih dari US$1 per barel pada Senin pagi, menyentuh level terendah sejak Juli. Hal ini terjadi setelah Arab Saudi mengambil langkah pemangkasan terdalam dalam sebulan untuk pasokan ke Asia dalam lima bulan, sementara optimisme pemulihan permintaan menurun di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Seperti dikutip Kontan.co.id dari Reuters, harga minyak mentah Brent mencapai US$41,75 per barel, turun 91 sen atau 2,1 persen pada 0000 GMT, setelah sebelumnya menyentuh US$41,51 yang merupakan level terendah sejak 30 Juli.
Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate merosot 91 sen atau 2,3 persen menjadi US$38,86 per barel. harga di awal bulan ini sebelumnya menyentuh titik terendah US$38,55 per barel, level yang belum tersentuh sejak 10 Juli.
Pasar minyak dunia masih dibanjiri pasokan minyak mentah dan bensi meskipun OPEC+ memangkas pasokan dan pemerintah berupaya mendorong ekonomi global dan permintaan minyak. Hal ini mendorong pengilang untuk mengendalikan produksi dan perusahaan penghasil minyak harus memangkas harga lebih dalam lagi.
Arab Saudi yang merupakan eksportir minyak terbesar dunia memangkas harga penjualan resmi Oktober untuk minyak mentah Arab Light, yang dijual ke Asia dengan margin terbesar seja Mei. Asia adalah wilayah pasar terbesar Arab Saudi.
The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal dengan OPEC+, mengurangi pemangkasan produksi dari Agustus menjadi 7,7 juta barel per hari setelah harga minyak global menguat dari level terendah kibat virus corona.
***
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.