Tunda Rilis Komodo Bond, TLKM Tetap Lanjutkan Akuisisi Perusahaan di Bisnis Ini
Dalam beberapa bulan terakhir perseroan sudah mengakuisisi 3 - 4 perusahaan
Dalam beberapa bulan terakhir perseroan sudah mengakuisisi 3 - 4 perusahaan
Bareksa.com – Emiten operator telekomunikasi pelat merah, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menunda rencana penerbitan obligasi global berdenominasi rupiah (Komodo Bond) dan obligasi euro. Meski begitu, perseroan akan tetap melanjutkan ekspansi anorganiknya tahun ini.
Direktur Digital and Strategic Portofolio Telekomunikasi Indonesia (Telkom), David Bangun, mengatakan persiapan penerbitan oblgiasi global sebelumnya telah dilakukan tetapi belum akan dilakukan tahun ini.
Penggalangan dana melalui instrumen tersebut akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) dan ekspansi anorganik melalui akuisisi. “Ekspansi angorganik terus kita lakukan,” kata David kepada Bareksa di Jakarta, Senin, 9 Juli 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Dia mengatakan dalam beberapa bulan terakhir perseroan sudah mengakuisisi sekitar 3 - 4 perusahaan. Di luar itu, Telkom memiliki cukup banyak daftar perusahaan yang akan diakuisisi.
Namun, David mengaku tidak semua ekspansi anoganik dapat terealisasi. Hal itu terjadi karena transaksi pengambilalihan perusahaan bergantung pada penjual dan pembeli.
Telkom membidik sejumlah perusahaan di dalam dan luar negeri. Perusahaan yang dibidik untuk diakuisisi merupakan perusahaan yang sejalan dengan lima bisnis utama dalam portofolio Telkom.
Beberapa perusahaan yang tengah dipertimbangkan untuk diakuisisi perseroan berada di industri teknologi informasi, media digital, dan telekomunikasi.
Tahun ini, perseroan sudah menandatangani perjanjian jual beli saham untuk mengakuisisi dua perusahaan. Akhir Januari 2018, Telkom melalui anak usahanya, PT Metranet mengakuisisi 30,4 persen saham Cellum Gloal Zrt senilai total US$6 juta.
Selanjutnya, anak usaha Telkom, PT Multimedia Nusantara (Telkom Metra) mengakuisisi 51 persen saham PT Swadharma Sarana Informatika (SSI) senilai Rp397 miliar. SSI adalah perusahaan jasa keuangan di bidang managed service ATM dan layanan terkait lainnya.
Akhir tahun lalu, Telkom juga mengakuisisi dua perusahaan yakni Bosnet Distribution Indonesia dan Nutech Integrasi. Perseroan membeli masing-masing sebesar 60 persen saham kedua perusahaan tersebut.
Perseroan juga mengincar perusahaan telekomunikasi. “Kalau anorganik perusahaan telekomunikasi di dalam atau luar negeri nanti dulu, karena terlalu gampang dilacak,” katanya.
Potensi pengembangan anorganik Telkom akan dilakukan di dalam dan luar negeri. Di luar industri telekomunikasi, David mengaku potensi pengembangan bisnis yang sejalan dengan bisnis perseroan di Indonesia masih besar.
Terbitkan Obligasi
Belum lama ini, Telkom dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk menerbitkan obligasi hingga mencapai US$1 miliar. Dari jumlah tersebut, sebagian besar emisi obligasi akan berdenominasi euro (Euro Bond).
Sebelumnya, Telkom berencana menerbitkan obligasi tersebut menggunakan buku audit keuangan Desember 2017.
Dikabarkan terdapat dua perusahaan yang bakal membantu penerbitan obligasi global Telkom, yakni Mandiri Sekuritas dan Credit Suisse.
Nantinya perusahaan yang akan membantu menerbitkan obligasi akan bertambah karena nilai emisi obligasi Telkom cukup besar.
David sebelumnya menyatakan perseroan kemungkinan menerbitkan obligasi luar negeri tersebut pada semester II 2018.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.