Harga Saham Naik 1.000 Persen, TOPS Lakukan Stock Split
Harga saham perseroan tidak pernah berada di bawah harga IPO
Harga saham perseroan tidak pernah berada di bawah harga IPO
Bareksa.com – Manajemen PT Totalindo Eka Persada Tbk akhirnya memutuskan untuk memecah nilai nominal saham (stock split) perseroan. Melalui hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), saham dengan kode TOPS ini akan stock split 1:5 atau dari nominal Rp100 menjadi Rp20 per saham.
Keputusan manajemen Totalindo untuk memecah nilai saham TOPS tak lepas dari pergerakannya jelang satu tahun tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Totalindo melepas 1,66 miliar saham pada 16 Juni 2017 dengan harga perdana Rp310.
Hingga 31 Mei 2018, saham TOPS terus melambung tinggi. Sempat menyentuh level tertingginya Rp4.750 pada 28 Februari 2018, saham TOPS mengakhiri lima bulan pertama tahun ini pada level Rp3.820.
Promo Terbaru di Bareksa
Meski dalam tren melemah, level harga penutupan pada 31 Mei 2018 membuat saham TOPS sudah naik lebih dari 1.000 persen atau lebih dari 10 kali lipat.
Pergerakan Saham TOPS Sejak IPO Hingga 31 Mei 2018
Sumber: Bareksa.com
Target Kontrak
Sambil menunggu realisasi stock split, perseroan tak lupa untuk terus mengembangkan bisnisnya. Apalagi, sejauh ini Totalindo telah meraup kontrak baru Rp2,07 triliun atau setara dengan 51,69 persen dari target tahun ini Rp4 triliun.
Direktur Totalindo Andre Chandra Biantoro menyampaikan, sebagian besar kontrak baru yang diperoleh perseroan berasal dari proyek pemerintah. “Proyek pemerintah mencapai Rp1,38 triliun, sisanya Rp693 miliar dari swasta,” ujar Andre di Jakarta, Senin, 4 Juni 2018.
Andre optimistis, target kontrak baru perseroan bisa tercapai seiring dengan adanya pipeline tender senilai Rp3 triliun yang sedang dalam proses.
Bisnis yang berjalan dengan baik mendorong perseroan yakin bisa mencatat laba bersih hingga Rp280 miliar pada tahun ini. “Target ini meningkat 35,5 persen dari perolehan laba bersih tahun lalu yang mencapai Rp206,5 miliar,” tambah dia.
Meski begitu, kinerja keuangan perseroan pada kuartal I tak begitu memuaskan. Perseroan hanya meraup laba Rp20,58 miliar atau turun 52 persen dari periode sama tahun sebelumnya. “Kuartal I belum bisa mencerminkan kinerja kami tahun ini karena sebagian kontrak baru kami dapatkan pada April – Mei,” ungkap Andre. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.