Berita Hari Ini : Realisasi Dana Desa Mei Rp20,6 T, WIKA Bidik Kontrak Offshore
TPIA tunjuk kontraktor teknis pabrik butadiene, OPEC bahas peningkatan produksi, Sinar Mas Land - Kawan Lama bangun mal
TPIA tunjuk kontraktor teknis pabrik butadiene, OPEC bahas peningkatan produksi, Sinar Mas Land - Kawan Lama bangun mal
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 04 Juni 2018 :
Dana Desa
Kementerian Keuangan mencatat realiasi penyaluran dana desa hingga 31 Mei 2018 mencapai Rp20,6 triliun. Nilai itu merepresentasi 34,3 persen dari total pagu yang ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar Rp60 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Pada tahap pertama dana desa telah tersalurkan Rp12 triliun. Jumlah itu merupakan 100 persen dari pagu tahap pertama bagi 434 kabupaten/ kota yang mencakup 74.958 desa.
Sedangkan pagu tahap kedua Rp8,6 triliun, merupakan bagian dari total pagu tahap II Rp24 triliun untuk 166 kabupaten/ kota yang meliputi 27.249 desa.
Kemenkeu memperkirakan realisasi penyaluran dana desa akan terus meningkat dalam beberapa pekan ke depan, khususnya hingga pekan keempat Juni 2018. Sepanjang semester I tahun ini Kemenkeu memperkirakan realisasi penyaluran dana desa Rp36 triliun atau 60 persen dari total target anggaran.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menunjuk Toyo Engineering Corporation dan Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) sebagai kontraktor teknis, pengadaan dan konstruksi pembangunan dua pabrik milik anak usahanya, PT Petrokimia Butadiene Indonesia.
Toyo akan bertanggung jawab untuk sisi teknis dan peralatan yang diimpor. Sementara itu, IKPT yang merupakan anak usaha Toyo Indonesia, akan bertanggung jawab untuk perincian teknis, peralatan lokal dan konstruksi.
Dua pabrik yang akan dibangun di areal kompleks petrokimia perseroan di Cilegon itu terdiri atas pabrik metil tert-butil ether (MTBE) dan pabrik butene-1. Keduanya akan menjadi pabrik produk pertama di Indonesia.
Chandra Asri menginvestasikan dana US$114 juta untuk membangun dua pabrik anyar tersebut. Perseroan menargetkan kedua pabrik dapat mulai berproduksi secara komersial pada kuartal III 2020.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan kontrak baru dari sejumlah proyek luar negeri (offshore) pada tahun ini Rp3,8 triliun. sejak awal tahun (year to date/ YtD) hingga April 2018, perseroan telah mengantongi nilai kontrak baru (NKB) luar negeri senilai Rp1,3 triliun.
Jumlah tersebut setara dengan 34,12 persen dari target kontrak baru luar negeri yang dicanangkan tahun ini Rp3,8 triliun.
Untuk proyek luar negeri terbaru, WIKA telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) pengerjaan tol dalam kota di Manila, Filipina sepanjang 18,18 kilometer. Nilai konstruksi proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp11,57 triliun.
OPEC
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Mentah (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) berencana mengadakan pertemuan pada 22 Juni 2018 untuk membahas rencana peningkatan produksi.
Rencana pertemuan tersebut dilakukan meski terkendala keterbatasan eksplorasi dan diperkirakan bakal menghadapi jalan buntu.
Arab Saudi berkomitmen meyakinkan kepada sesama negara anggota OPEC pada pertemuan selanjutnya bahwa organisasi harus sepakat untuk meningkatkan produksi.
Arab Saudi bahkan telah mempersiapkan diri terkait kondisi minyak global bakal kembali seperti 2011 dan pertemuan kala itu dinilai sebagai rapat OPEC terburuk karena tidak mencapai kesepakatan.
Sinarmas Land – Kawan Lama
Sinarmas Land bekerja sama dengan perusahaan ritel, industri, properti & services Kawan Lama Group untuk menggarap proyek properti. Proyek pertama kedua perusahaan adalah pusat belanja di Cibubur, Jawa Barat.
Sinarmas Land menjelaskan nilai investasi proyek pembangunan mal Living World dan mixed use di Kota Wisata Cibubur itu Rp1,2 triliun. Sinarmas Land akan memiliki saham 40 persen pada proyek itu, sementara sisanya 60 persen akan dimiliki Kawan Lama Group.
Proyek Sinarmas Land dengan total seluas 8,5 hektare ini akan dibangun pada kuartal I 2019, dan ditargetkan beroperasi pada kuartal I 2021. Selain untuk melengkapi township development serta mengakomodasi kebutuhan berbagai penghuni, mal ini juga dibangun sebagai pusat belanja serta rekreasi dan hiburan.
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META)
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) menjual 88,73 persen kepemilikan saham cucu usahanya di bidang telkomunikasi, yakni PT Komet Infra Nusantara (KIN), kepada PT Protelindo senilai Rp1,04 triliun. Nusantara Infrastructure memiliki saham KIN melalui anak usahanya, PT Telekom Infranusantara (TI).
Nilai transaksi tersebut setara dengan 41 persen dari total ekuitas perseroan. Total ekuitas perseroan hingga akhir tahun lalu Rp2,53 triliun.
Manajemen Nusantara Infrastructure menjelaskan perseroan mendivestasi cucu usahanya karena akan fokus mengembangkan usaha dan investasi dalam bidan energi terbarukan.
Perseroan menargetkan memiliki pembangkit listrik energi terbarukan dengan kapasitas hingga 500 megawatt (MW) hingga lima tahun mendatang. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.