Berita Hari Ini : APBN 2018 akan Direvisi, BRPT Rights Issue Rp10,25 Triliun
INTP lanjutkan ekspansi, RS Pelni IPO Rp1 triliun, BBKP dapat persetujuan rights issue, Asing di asuransi maksimal 80%
INTP lanjutkan ekspansi, RS Pelni IPO Rp1 triliun, BBKP dapat persetujuan rights issue, Asing di asuransi maksimal 80%
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 23 Mei 2018 :
APBN 2018
Pemerintah memberikan sinyal akan mengubah sejumlah asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018, terutama nilai tukar rupiah dan acuan harga minyak.
Promo Terbaru di Bareksa
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, pemerintah menargetkan harga minyak mentah dunia US$48 per barel dan nilai tukar rupiah Rp13.400 per dolar AS.
Bila melihat tren saat ini, harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak Juni 2018, pada perdagangan Selasa, 22 Mei 2018, ditutup di level US$72,24 per barel atau naik 32 persen dibandingkan dengan asumsi dalam APBN 2018. Sedangkan rupiah ditutup Rp14.142 per dolar AS.
Mengutip Bisnis Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengisyaratkan akan memberikan ruang terhadap perubahan asumsi makro pada APBN 2018. “Perubahan dilakukan agar tetap bisa mendukung perekonomian. Nanti kami laporkan dulu [kondisi] semester I 2018 [ke DPR],” katanya.
PT Barito Pacific Tbk (BRPT)
Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 4.399.777.259 saham baru dengan nilai nominal Rp500 per saham. Setiap pemegang 63 saham lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 5 Juni 2018 pukul 16.00 WIB berhak atas sebanyak 20 HMETD.
Di mana setiap 1 HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak 1 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp2.330. Mengutip prospektus ringkas perseroan, estimasi jumlah dana yang akan diterima dalam PUT II ini sekitar Rp10,25 triliun.
Bersamaan dengan PUT II ini, perseroan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.099.944.315 waran Seri I yang merupakan sekitar 7,88 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran PUT II. Untuk setiap 4 saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 waran seri I bagi pemegang HMETD yang melaksanakan haknya.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (HMETD)
Di tengah melambatnya ekonomi, emiten dengan kode saham INTP tetap ekspansi. Emiten semen ini fokus menggarap pasar Jabodetabek, terutama Jawa Barat, sambil melirik prospek baru di Jawa Tengah, Kalimantan dan Sumatra.
Mengutip Kontan, Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya menyebutkan, sejauh ini INTP telah memiliki dua terminal untuk distribusi semen, yaitu di Lampung dan Palembang.
"Kami akan menambah lagi terminal di Medan, Palembang, Samarinda, Balikpapan, Surabaya dan Lombok," kata dia, usai rapat umum pemegang saham (RUPS). Namun manajemen perseroan tak menjelaskan berapa investasi membangun terminal distribusi semen.
Christian juga menyebut, INTP berupaya menyiasati ketidakstabilan pasar dengan menaikkan harga semen secara bertahap. "Saat ini kami telah menaikkan harga semen Rp500 dan rencananya biaya produksi juga akan dinaikkan 11 persen," kata dia.
PT Rumah Sakit Pelni
Anak usaha PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), berencana menghimpun dana segar melalui penawaran umum perdana saham pada semester II 2018. Mengutip Bisnis Indonesia, Direktur Utama Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Insan Purwarisya L. Tobing menjelaskan Rumah Sakit Pelni akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dengan menggunakan laporan buku kuartal I 2018.
Artinya, rencana tersebut diperkirakan dieksekusi pada kuartal III 2018. Insan mengatakan pihaknya telah mengantongi izin dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, tengah dilakukan proses penilaian oleh underwriter, yakni BNI Sekuritas. “Target serapan dana akan digunakan untuk proyek jangka panjang. Diharapkan bisa mendapat Rp1 triliun,” ujarnya.
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP)
Rencana rights issue bank dengan kode saham BBKP ini berjalan mulus. Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Bukopin menyetujui rencana penawaran umum terbatas IV dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.
Mengutip Kontan, Direktur Utama Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan, penerbitan saham baru tersebut untuk mengamankan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Bukopin menjadi 14 persen pada akhir tahun 2018.
Rights issue tersebut rencananya dapat memperoleh izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bulan Juni 2018 mendatang. "Saham yang diterbitkan 2,7 miliar saham," kata Eko.
Kepemilikan Asuransi
Pemerintah membatasi kepemilikan saham asing di perusahaan asuransi maksimal 80 persen. Aturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2018 tentang Kepemilikan Asing pada Perusahaan Perasuransian.
Mengutip Kontan, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menyebut salah satu pertimbangan angka 80 persen adalah masukan pelaku industri yang menilai masih membutuhkan bantuan mitra strategis berpengalaman.
"Industri asuransi bilang kalau butuh transfer knowledge, teknologi, hingga modal dari luar," kata dia.
Pemerintah juga perlu menghormati pemodal asing di industri asuransi yang berperan menyelamatkan industri ini pada krisis keuangan 1997-1998. Pada saat itu, industri keuangan termasuk asuransi terguncang dan membutuhkan suntikan dana. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.