BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Indika Raih Laba Bersih US$335,4 Juta Pada 2017

Bareksa19 Maret 2018
Tags:
Indika Raih Laba Bersih US$335,4 Juta Pada 2017
Sejumlah kapal yang membawa batu bara melintasi Sungai Mahakam, Samarinda, Minggu (31/12). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan target produksi batubara tahun 2018 sebesar 477 juta ton akan melampaui target produksi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Perseroan memperoleh pendapatan sebesar US$1 miliar sepanjang 2017, meningkat 41,7 persen dibandingkan 2016

Bareksa.com – PT Indika Energy Tbk (INDY) berhasil membukukan kinerja positif dengan laba bersih sepanjang tahun 2017, membalikkan rugi pada tahun sebelumnya. Hal ini seiring dengan kinerja anak usaha di bidang batu bara yang mulai terkonsolidasi sejak tahun lalu.

Perusahaan yang didirikan oleh almarhum Sudwikatmono ini membukukan laba bersih sebesar US$335,4 juta pada 2017, dibandingkan rugi bersih tahun sebelumnya sebesar US$67,6 juta. Perseroan memperoleh pendapatan sebesar US$1 miliar sepanjang 2017, meningkat 41,7 persen dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya senilai US$775,2 juta.

Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy, Arsjad Rasjid mengungkapkan, perseroan memperoleh laba inti sebesar US$94,5 juta sepanjang 2017. Peningkatan kinerja tersebut berkat konsolidasi kinerja keuangan PT Kideco Jaya Agung dan membaiknya harga batu bara.

Promo Terbaru di Bareksa

Indika juga mengalami pertumbuhan pendapatan dari kinerja anak usahanya, yakni Tripatra, yang meningkat 26,5 persen akibat pekerjaan engineering, procurement and construction (EPC) di sejumlah proyek. Beberapa proyek yang dikerjakan di antaranya adalah proyek Tangguh dan penyelesaian proyek pembangunan floating production unit (FPU) untuk lapangan Jangkrik.

“Pendapatan Petrosea juga meningkat 21,7 persen berkat meningkatnya kinerja di bidang kontrak pertambangan,” jelasnya dalam keterangan resmi, Senin 19 Maret 2018.

Sementara itu, pendapatan dari pertambangan batu bara melalui PT Multi Tambangjaya Utama secara penuh mulai berdampak pada kenaikan pendapatan perseroan. Indika juga mengonsolidikasikan pendapatan Kideco sejak Desember 2017 usai mengakuisisi sebagian saham Kideco hingga kepemilikan perseroan menjadi sebesar 91 persen saham.

Laba Kotor tahun 2017 meningkat 38,6 persen menjadi US$122,9 juta, dibanding US$88,7 juta di tahun 2016. Laba usaha meningkat menjadi US$34,1 juta dibanding rugi usaha sebesar US$10,1 juta di tahun sebelumnya.

Turunnya Beban Penjualan, Umum dan Administrasi sebesar 10,1 persen menjadi US$88,8 juta dari US$98,8 juta di tahun 2016 juga membawa dampak positif.

Sementara itu, Beban Keuangan Perseroan pada tahun 2017 meningkat 27,3 persen menjadi US$76,9 juta dibanding US$60,4 juta pada tahun 2016 karena percepatan pembebanan amortisasi biaya penerbitan obligasi yang jatuh tempo pada tahun 2018 setelah dilakukan pembayaran lebih awal terhadap obligasi ini.

Selain itu, peningkatan juga disebabkan beban bunga dari penerbitan obligasi baru Perseroan sebesar US$575,0 juta, serta biaya penerbitan obligasi dan biaya pendanaan akuisisi di tahun 2017.

Kontribusi Kideco

Faktor penting dalam peningkatan laba Indika Energy dikontribusikan oleh bagian laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas yang meningkat drastis sebesar 129 persen menjadi US$136,2 juta yang sebagian besar dikontribusikan oleh Kideco.

Sebagai informasi, Kideco adalah perusahaan tambang batu bara terbesar ketiga nasional yang beroperasi di Kalimantan Timur. Setelah transaksi senilai setara Rp8,8 triliun, Indika kini menguasai sebesar 91 persen saham Kideco -- dari sebelumnya hanya memiliki 46 persen -- dan mengonsolidasikan keuangannya.

Kideco mencatat laba bersih sebesar US$272,2 juta selama Januari-November 2017, ketika masih belum terkonsolidasi penuh dengan Indika.

Pada 2017, terdapat beberapa hal yang bersifat non-rutin (one-off item) seperti keuntungan dari penilaian kembali investasi 46 persen saham perseroan di Kideco yang dimiliki sejak tahun 2004 sebesar 41 persen dan 2006 sebesar 46 persen yaitu sebesar US$ 384,2 juta, amortisasi bersih atas aset tidak berwujud terkait akuisisi tambahan saham di Kideco dan MUTU, serta kerugian bersih atas penurunan nilai aset MUTU.

Dengan memperhitungkan hal-hal ini, perseroan mencatat Laba Inti sebesar US$94,5 juta pada 2017 dibanding Rugi Inti US$43,3 juta pada 2016. Pada akhir tahun 2017, posisi kas, setara kas dan aset keuangan lain Perseroan mencapai US$729,0 juta.

Menjurut Arsjad, tahun 2017 merupakan titik balik kinerja Indika Energy ke zona positif. Sejalan dengan peningkatan pendapatan dan penurunan biaya, Indika Energy terus membangun bisnis sesuai strategi jangka panjangnya dan meneruskan momentum ini dengan fokus mengoptimalkan operasi Kideco dan membangun sinergi dengan anak-anak perusahaan lainnya seperti PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS).

“Kami juga senantiasa memanfaatkan keunggulan operasional kami di sektor energi untuk berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan nasional,” tuturnya.

Seiring dengan rilis kinerja ini, harga saham INDY di Bursa Efek Indonesia pun ikut melonjak. Hingga jeda siang hari ini 19 Maret 2018, harga saham INDY terpantau naik 8,46 persen ke Rp3.590. Harga tersebut menjadikan kapitalisasi pasar INDY saat ini sebesar Rp18,7 triliun. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.337,58

Up0,49%
Up3,72%
Up0,04%
Up4,75%
Up18,40%
-

Capital Fixed Income Fund

1.792,73

Up0,56%
Up3,35%
Up0,04%
Up6,95%
Up16,60%
Up40,13%

I-Hajj Syariah Fund

4.871,33

Up0,59%
Up3,20%
Up0,03%
Up6,16%
Up22,01%
Up40,68%

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.047,73

Up0,53%
Up3,64%
Up0,04%
---

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.147

Up0,31%
Up2,63%
Up0,03%
Up4,97%
Up14,27%
-

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua