Bos INDY Arsjad Rasjid Bocorkan Strategi Perseroan Realisasi Net Zero Emission di 2050
Pada 2025, INDY menargetkan sumber pendapatan perseroan dari energi fosil atau batu bara maksimum 50%
Pada 2025, INDY menargetkan sumber pendapatan perseroan dari energi fosil atau batu bara maksimum 50%
Bareksa.com - PT Indika Energy Tbk (INDY), perusahaan terintegrasi di bidang sumber daya energi, jasa energi dan bisnis infrastruktur energi menargetkan bisa merealisasi emisi nol di 2050 atau bisa lebih awal. Hal itu seiring langkah perseroan dalam mendukung upaya mengatasi dampak perubahan iklim. Direktur Utama INDY Arsjad Rasjid mengatakan saat ini perseroan sedang menuju pengembangan berkelanjutan menuju target tersebut.
“Nah itu kita baru saja kemarin menang dapat bagian di wilayah Timur Indonesia, yang selama ini banyak energi tenaga diesel, kita ubah jadi tenaga matahari,” ungkapnya dalam podcast “Bareksa Insight : Arsjad Rasjid Spill Ekspansi Indika ke Green Economy” di channel Youtube resmi Bareksa, dirilis Rabu (20/3).
Pada akhir Desember 2023, INDY mengumumkan telah memenangkan tender kerja sama pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hybrid dengan baterai untuk Program De-dieselisasi PLN di Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. INDY tergabung dalam konsorsium bersama InfraCo Asia Development Pte Ltd (InfraCo Asia). Lokasi pembangunan tersebar di 46 lokasi, yakni 24 lokasi di Sulawesi, 16 lokasi di Maluku dan 6 lokasi di Nusa Tenggara. Pembangunan dimulai 2024 ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Arsjad, perseroan menargetkan sumbangan bisnis batu bara ke pendapatan akan diturunkan maksimal jadi 50% dan bisnis non batu bara 50% di 2025. Hingga kuartal III 2023, penjualan batu bara masih menyumbang 88,9% dari total pendapatan perseroan yang senilai US$2,29 miliar. Sedangkan pendapatan dari bisnis non batubara menyumbang 11,1%.
Karena itu perseroan terus mendiversifikasi bisnisnya ke usaha non batu bara, salah satunya memproduksi motor listrik dengan merek Alva, yang diklaim memimpin segmen pasar premium. Saat ini INDY melalui anak usahanya PT Ilectra Motor Group juga sedang mempertimbangkan untuk memproduksi motor listrik segmen menengah ke bawah, guna memperluas pasar.
“Jadi ini adalah masa transisi proses perubahan yang sedang kami lakukan,” Arsjad mengungkapkan.
INDY yang tadinya identik dengan bisnis batu bara atau energi fosil, namun kini tidak hanya di bisnis sektor energi dan jasa energi, tapi juga logistik dan infrastruktur, mineral, energi terbarukan termasuk kendaraan listrik, serta digital. Bahkan INDY melalui anak usahanya juga sudah merambah ke bisnis konsultasi manajemen, perdagangan besar kopi, teh dan kakao. Perseroan juga sudah merambah bisnis tambang emas dan mineral yakni bauksit.
“Jadi kami ingin relaunch sebetulnya, Indika Energy, energynya definisinya adalah energizing Indonesia. Jadi sebetulnya sekarang ini INDY adalah perusahaan investasi yang masih tetap investasi di energi, tapi juga di sektor-sektor lainnya,” Arsjad memaparkan.
Simak bocoran selengkapnya stretegi INDY dalam mendiversifikasi usaha dan mendorong bisnis berkelanjutan di podcast “Bareksa Insight : Arsjad Rasjid Spill Ekspansi Indika ke Green Economy” di link berikut ini.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.