Saham INDY Kembali Dekati Rp4.000, Bagaimana Valuasinya?
Saham INDY pada perdagangan Selasa, 5 Juni 2018 ditutup menguat signifikan 6,68 persen ke Rp3.990
Saham INDY pada perdagangan Selasa, 5 Juni 2018 ditutup menguat signifikan 6,68 persen ke Rp3.990
Bareksa.com - Harga saham PT Indika Energy Tbk (INDY) pada perdagangan Selasa, 5 Juni 2018 ditutup menguat signifikan 6,68 persen ke Rp3.990 per saham. Saham INDY bergerak atraktif pada perdagagan kemarin yang tercermin dari lonjakan nilai transaksinya yang mencapai Rp239,59 miliar atau jauh lebih besar dari rata-rata hariannya.
Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga anggota bursa yang paling banyak membeli terhadap saham INDY antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp30,11 miliar, kemudian Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) Rp22,54 miliar, dan Credit Suisse Sekuritas (CS) Rp18,32 miliar.
Ketiga anggota bursa tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi INDY secara keseluruhan yakni sebesar 12,57 persen, 9,41 persen, dan 7,65 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Analisis Fundamental
Secara fundamental, emiten yang bergerak dalam bidang pertambangan ini mencatatkan kinerja positif pada kuartal pertama tahun 2018. Hal tersebut tercermin dari lonjakan pendapatan dan laba bersihnya sepanjang tiga bulan tahun ini seiring dengan memanasnya harga batu bara dan konsolidasi peningkatan kepemilikan INDY di PT Kideco Jaya Agung.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, INDY berhasil membukukan nilai pendapatan yang melonjak 263,56 persen year on year (yoy) menjadi US$809,02 juta dari sebelumnya US$222,52 juta. Hal tersebut juga berdampak pada kenaikan beban pokok kontrak dan penjualan sebesar 198,70 persen menjadi US$580,23 juta pada kuartal pertama 2018 dari sebelumnya US$194,25 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Lebih kencang daripada pertumbuhan pendapatan, laba kotor perusahan meningkat signifikan hingga lebih dari 10 kali lipat menjadi US$228,79 pada kuartal pertama 2018 dari sebelumnya US$28,28 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Alhasil laba bersih INDY pun melonjak menjadi US$58,37 juta pada periode Januari hingga Maret tahun ini, atau naik sebesar 164,51 persen yoy dari sebelumnya US$22,07 juta pada periode yang sama tahun lalu. Laba per saham dasar dan dilusian meroket lebih dari dua kali lipat menjadi US$0,0112 dari sebelumnya US$0,0042.
Tren memanasnya harga batu bara sudah dirasakan INDY pada kuartal pertama 2018. Rata-rata harga jual produk Kideco dalam tiga bulan pertama tahun ini mencapai US$56,4 per ton, tumbuh 13,7 persen yoy.
Selain itu, volume penjualan batu hitam dari Kideco pada kuartal pertama 2018 pun tercatat naik 9,8 persen yoy menjadi 9,4 juta ton dari sebelumnya 8,5 juta ton. Adapun volume produksi meningkat 3,8 persen yoy menuju 8,2 juta ton dari kuartal pertama 2017 sebesar 7,9 juta ton.
Dari sisi nilai, pendapatan perusahaan melonjak karena sudah mengonsolidasi kepemilikan 91 persen terhadap Kideco sejak Desember 2017 lalu. Sebelumnya, perusahaan hanya memiliki 46 persen saham Kideco, sehingga belum berkontribusi signifikan pada 2017.
Valuasi Murah
Berdasarkan penutupan perdagangan Selasa, 5 Juni 2018 di level Rp3.990, harga saham INDY hanya dihargai pada Price Earning Ratio di level 4,11 kali. Jika dibandingkan dengan beberapa perusahaan tambang batu bara lain, maka harga saham INDY saat ini terbilang jauh lebih murah.
Sekedar informasi, PER adalah suatu metode valuasi sederhana yang paling umum digunakan untuk menilai harga suatu saham apakah tergolong mahal atau murah. PER yang semakin kecil, menandakan harga saham yang semakin murah, begitupun sebaliknya.
Perhitungan PER dilakukan dengan cara membagi harga saham saat ini (current price of the stock) dengan keuntungan tahunan per saham (annual earnings per share-EPS). Hasil ini mengindikasikan berapa besar investor bersedia membayar setiap rupiah atas pendapatan perusahaan tersebut.
Analisis Teknikal
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle INDY pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short upper shadow yang menggambarkan saham ini bergerak positif meskipun gagal berakhir di level tertingginya.
Volume terlihat mengalami lonjakan signifikan menandakan adanya akumulasi beli yang cukup besar pada saham INDY. Kemudian MA 5 terlihat akan terjadi golden cross dengan MA 10 dan MA 20 yang dapat menjadi indikasi awal sinyal uptrend.
Selain itu, indikator stochastic juga terpantau mulai bergerak positif mengindikasikan adanya sinyal kenaikan cukup kuat. Saat ini, INDY tertahan oleh resisten terdekat pada level Rp 4.030. (hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.