BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Waskita Libatkan Pakar untuk Investigasi Penyebab Kecelakaan Proyek Becakayu

Bareksa23 Februari 2018
Tags:
Waskita Libatkan Pakar untuk Investigasi Penyebab Kecelakaan Proyek Becakayu
Buruh mengerjakan proyek pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) Seksi 1A, di Jakarta, Rabu (24/1). Seksi 1A Tol Becakayu membentang dari DI Panjaitan-Cipinang sepanjang 3,19 km ditargetkan rampung pada Mei 2018. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Butuh waktu tiga bulan untuk memastikan sebenarnya apa yang terjadi

Bareksa.com PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan melibatkan pakar untuk memastikan penyebab insiden rubuhnya sejumlah konstruksi jalan layang dikerjakan badan usaha milik negara (BUMN) konstruksi itu. Teranyar, girder pada proyek pembangunan jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) jatuh pada Selasa, 20 Februari 2018.

Direktur Operasi II Waskita Karya, Nyoman Wirya Adnyana, mengatakan beberapa insiden tersebut mengingatkan bahwa perseroan harus berhati-hati menjalankan standard operating procedure (SOP), dan juga dari faktor-faktor yang mungkin selama ini perseroan lalai memperhitungkan.

Nyoman mencontohkan para kontraktor ketika memasang girder harus menghitung kecepatan angin di lokasi. "Pada saat kita melaksanakan (memasang) menggunakan crane. Gerakannya harus seirama kiri dan kanan. Begitu tidak seirama ini sudah menimbukan satu masalah sendiri. Jadi harus smooth sekali," urainya di Jakarta, Kamis, 22 Februari 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut Nyoman dalam memasang konstruksi girder jalan layang ini merupakan model non-standar. Untuk girder non-standar panjangnya 50,8 meter, tingginya 2,3 meter, dan lebar 75 centimeter, secara desain memang cukup langsing sehingga faktor angin juga mesti menjadi pertimbangan.

"Kami mereview kembali memanggil para expert untuk menyatakan sebenarnya apa yang terjadi sehingga dilakukan kajian. Dan ternyata itu butuh waktu tiga bulan untuk memastikan sebenarnya apa yang terjadi," jelasnya.

Nyoman menerangkan, pertama, girder memang harus jadi pemangku penautan sehingga tidak gampang terjadi ekstremisitas. Kemudian yang kedua, ternyata memang titik angkatnya tidak bisa disamakan dengan yang standar.

LRT Sumsel Tetap Berjalan

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri, menuturkan proyek kereta ringan (light rail transit/LRT) Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini pembangunannya hampir rampung. Kemajuan keseluruhan proyek tersebut telah mencapai 86 persen, dan pekerjaan layang sudah hampir 100 persen.

“Semoga saat Asian Games sudah bisa beroperasi,” katanya di Jakarta, Kamis, 22 Februari 2018.

Waskita Karya merupakan kontraktor pembangunan proyek LRT Sumatera Selatan. Selain LRT, salah satu proyek infrastruktur Kemenhub lainnya yang juga termasuk dalam penghentian sementara adalah Double-Double Track (DDT) atau jalur dwi ganda Jabodetabek.

Menurut Zulkifri, kendala proyek DDT sebenarnya lebih pada pembebasan lahan ketimbang pekerjaan konstruksi. Sehingga ketika evaluasi sudah selesai dilakukan, langsung akan dikerjakan dengan cepat.

Untuk DDT sudah terhenti sejak kejadian kecelakaan. Ini masalah utama yang dihadapi bukan konstruksi, tapi pada pembebasan lahan. Kami sering terkendala ini. Sejak kecelakaan hingga saat ini kami belum bisa bekerja, tentu kami akan bekerja cepat setelah dievaluasi oleh K3 (Komite Kecelakaan Konstruksi),” ujarnya.

Zulfikri memastikan dalam pengerjaan konstruksi selain mempertimbangkan pembiayaan, keselamatan juga diutamakan, baik bagi pekerja maupun masyarakat.

Memang keselamatan tanpa kompromi. Jangan akibat kita mempertimbangkan biaya, keselamatan kita abaikan,” tuturnya. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua