Persaingan Maskapai Penerbangan Ketat, AirAsia Optimis 2015 Industri Tumbuh 12%
Industri penerbangan berpotensi tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi
Industri penerbangan berpotensi tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi
Bareksa.com - Kompetisi maskapai penerbangan saat ini sangat ketat terlebih dengan akan berlakunya kebijakan open sky ASEAN 2015. Padahal prospek industri penerbangan Indonesia dinilai cerah bahkan memiliki potensi untuk tumbuh lebih cepat daripada perkembangan ekonomi nasional.
Presiden Direktur AirAsia Indonesia Sunu Widyatmoko mengatakan pihaknya optimistis industri penerbangan bisa tumbuh 12 persen pada tahun depan, dua kali tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kebutuhan penerbangan meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Permintaan bisa tumbuh dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi yang sekitar 6 persen," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.com pada Kamis 11 Desember 2014.
Promo Terbaru di Bareksa
Tapi industri ini membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah agar manfaatnya lebih banyak dirasakan oleh Indonesia dan tidak diambil oleh negara lain.
Sunu menjelaskan kebijakan open sky ASEAN, memungkinkan penerbangan langsung dari satu negara ke negara lain. Dia berharap bandar udara internasional yang sudah ada saat ini tidak dimonopoli oleh operator milik pemerintah saja, melainkan juga membuka kesempatan swasta untuk bergabung.
"Kami sambut baik dukungan pemerintah tapi sebaiknya bandara tidak dimonopoli oleh Angkasa Pura saja. Kalau bisa, pihak swasta yang manage," sambungnya.
Bagusnya pemerintahan Presiden Joko Widodo telah berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas penerbangan. Langkah pertama yang direncanakan, pemerintah akan meninjau pos biaya yang membebani termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) dan bea masuk serta biaya bahan bakar avtur.
Saat ini AirAsia Indonesia mengoperasikan 30 pesawat, yang terdiri dari 5 milik sendiri dan 25 sewa, dengan perkiraan 8 juta penumpang selama tahun 2014. Angka tersebut naik 2,56 persen dibanding tahun lalu hanya 7,8 juta penumpang. Sunu optimis akan kinerja Air Asia Indonesia akan terus meningkat di masa mendatang.
"Kompetisi saat ini sangat ketat apalagi dengan adanya pasar bebas. Namun, kami tetap optimis dengan adanya kabinet kerja Jokowi yang mendukung pertumbuhan," imbuhnya.
Perusahaan yang berkantor pusat di Malaysia ini juga berencana menambah jumlah armada sebanyak dua pesawat dengan cara sewa untuk memenuhi potensi kenaikan jumlah penumpang di tahun depan. (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.