BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

MAMI : Imbal Hasil SBN Diproyeksi Capai 6%, Reksadana Pendapatan Tetap Masih Menarik

Hanum Kusuma Dewi01 September 2023
Tags:
MAMI : Imbal Hasil SBN Diproyeksi Capai 6%, Reksadana Pendapatan Tetap Masih Menarik
Ilustrasi investasi di reksadana pendapatan tetap atau fixed income fund. (Shutterstock)

Reksadana pendapatan tetap dapat dimanfaatkan investasi dalam jangka pendek hingga menengah

Bareksa.com - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia atau MAMI, menilai reksadana pendapatan tetap masih berpotensi memberikan kinerja optimal. Berikut pandangan MAMI mengenai perkembangan ekonomi terkini serta potensi berinvestasi reksadana dalam News Flash terbarunya MAMI bertajuk "Investasi di reksa dana pendapatan tetap masih menarik".

MAMI menilai Indonesia dipandang memiliki daya tarik yang kuat bagi investor asing, ditopang oleh pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang terjaga. Sementara itu Bank Indonesia (BI) diperkirakan dapat mempertahankan tingkat suku bunga di tengah pengetatan kebijakan moneter global.

Volatilitas imbal hasil surat berharga pemerintah 10 tahun yang terjadi baru-baru ini dipicu oleh bergejolaknya imbal hasil US Treasury di tengah penurunan peringkat utang Amerika Serikat dan ekspektasi masih akan berlanjutnya kenaikan suku bunga acuan di sana. Menurut MAMI, setelah Fed Funds Rate mencapai puncaknya, yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat, pasar obligasi global dan juga domestik akan lebih stabil.

Promo Terbaru di Bareksa

Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist MAMI menyampaikan daya tarik Indonesia, antara lain pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) Indonesia pada Q2 2023 lebih kuat dari perkiraan, sebesar 5,17%. "Ini merupakan angka pertumbuhan yang terkuat dalam tiga kuartal terakhir," jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (1/9/2023).

Selain itu, Katarina melanjutkan bahwa Bank Indonesia tetap dengan sikapnya untuk mempertahankan tingkat suku bunga di level saat ini karena dianggap cukup untuk menahan inflasi. Menurutnya, saat ini dua fokus utama BI yaitu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendorong pertumbuhan kredit.

"Sementara itu, kita lihat konsumsi masyarakat dan aktivitas produksi industri di dalam negeri juga masih terjaga baik. Dalam jangka menengah, yang menjadi penopang pertumbuhan Indonesia yaitu perbaikan struktural pada neraca berjalan dan penanaman modal," kata Katarina.

Dia mengatakan bahwa kedua hal tersebut akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada pembiayaan eksternal dan diharapkan dapat menopang resiliensi nilai tukar rupiah.

Potensi Obligasi

Ezra Nazula, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income MAMI menambahkan konsistensi kebijakan dovish Bank Indonesia di tengah meredanya inflasi akan terus menjaga daya tarik dan imbal hasil obligasi tetap stabil. Selain itu, disiplin fiskal dan fundamental makroekonomi Indonesia yang solid diharapkan dapat mendukung peningkatan sovereign outlook dari lembaga pemeringkat besar lainnya, setelah R&I meningkatkan outlook Indonesia dari stabil menjadi positif.

Jadi, Ezra mengatakan bahwa MAMI melihat kondisi pasar obligasi masih akan positif hingga akhir tahun ditopang oleh dinamika global dan domestik yang baik. Terdapat beberapa katalis bagi pasar obligasi di tahun ini, antara lain yang utama adalah sudah tercapainya puncak kenaikan suku bunga acuan BI serta pengurangan target penerbitan surat berharga pemerintah di tengah defisit anggaran yang mengecil.

Selain itu, ia melanjutkan bahwa inflasi yang rendah serta permintaan domestik yang kuat menjadi faktor pendukung pasar obligasi. Dari sisi global, arus masuk investasi asing ke Surat Berharga Negara (SBN) masih akan berlanjut di tengah masih cukup rendahnya kepemilikan asing, hanya sebesar 15,51% per akhir Q2 2023.

"Menurut proyeksi kami, imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun akan ada di kisaran 6,00% - 6,25% pada akhir tahun ini. Volatilitas pasar obligasi diperkirakan akan sangat mereda setelah Fed Funds Rate mencapai puncaknya, yang diperkirakan tercapai tidak lama lagi," jelas Ezra.

Reksadana Pendapatan Tetap Bisa Dipilih

Nah, menurut dia, reksadana pendapatan tetap dapat dimanfaatkan oleh investor dengan profil risiko konservatif dan moderat (risiko menengah), serta cocok untuk investasi dalam jangka pendek hingga menengah.

"Bagi investor yang ingin menambah portofolionya di pasar obligasi, sebagai gambaran, dalam setahun terakhir (per akhir Juli 2023), reksadana pendapatan tetap Manulife Obligasi Unggulan (MOU) Kelas A memberikan imbal hasil sebesar 6,19%," kata Ezra.

Sementara di periode yang sama, dia melanjutkan reksadana pendapatan tetap Manulife Obligasi Negara Indonesia (MONI) II Kelas A memberikan imbal hasil sebesar 9,19%.

Beli Reksadana di Sini

(Martina Priyanti/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas,klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua