Top 10 Reksadana Imbalan Tertinggi Februari, Cuan Hingga 14,6 Persen
Sepanjang Februari 2022 pasar saham nasional membukukan net buy asing Rp17,51 triliun, dengan tanpa satu haripun asing mencatatkan net sell
Sepanjang Februari 2022 pasar saham nasional membukukan net buy asing Rp17,51 triliun, dengan tanpa satu haripun asing mencatatkan net sell
Bareksa.com - Bulan Februari tampaknya jadi periode yang cukup menyenangkan bagi pelaku pasar modal dalam negeri. Meskipun kondisi geopolitik cenderung kurang kondusif, namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu menorehkan kenaikan 3,88 persen sepanjang bulan kedua tahun ini.
IHSG menutup bulan Februari dengan berakhir di level 6.888,17. Tak hanya itu, indeks saham kebanggaan Indonesia ini juga beberapa kali mencatatkan rekor tertingginya dalam sejarah berdasarkan level penutupan.
Tepat pada 23 Februari 2022, IHSG berhasil mengukir sejarah baru dan berakhir di level 6.920,06 yang menjadi level penutupan tertinggi dalam sejarah dimana level all time high (ATH) berada di angka 6.929,91.
Promo Terbaru di Bareksa
Selain itu, investor asing juga tampak sangat bersemangat dalam memburu saham Tanah Air, yang tercermin dari aksi beli bersih (net buy) yang mencapai Rp17,51 triliun di keseluruhan pasar sepanjang bulan lalu di mana tanpa satu hari pun investor asing terpantau melakukan aksi jual bersih (net sell).
Secara eksternal, sentimen memang kurang mendukung bagi bursa saham. Dua sentimen penggerak pasar utama di bulan Februari adalah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dan juga tensi geopolitik Russia-Ukraina.
Inflasi di AS yang terus meningkat tajam bahkan sampai ke level tertinggi dalam 4 dekade dikhawatirkan membuat ekonomi Paman Sam akan kembali mengalami stagflasi.
The Fed pun mulai mengambil langkah kebijakan moneter yang ketat. Pelaku pasar mulai mengantisipasi bahwa The Fed bisa menaikkan suku bunga lebih dari 4 kali tahun ini dan mulai di bulan Maret nanti.
Selain itu, hubungan Rusia dan Ukraina yang memanas juga membuat pasar khawatir Perang Dunia III (PD III) akan meletus. Harga aset keuangan global bergerak volatil.
Sentimen semakin memburuk dengan perluasan penyebaran Covid-19 varian Omicron yang memicu gelombang keempat secara global dan dikhawatirkan bakal mengganggu produksi dan rantai pasok.
Harga komoditas seperti minyak mentah, batu bara, CPO hingga gandum membumbung tinggi. Sementara aset-aset berisiko seperi saham dan token kripto melemah cukup dalam.
Investor tampak memburu aset-aset minim risiko atau safe haven. Biasanya ketika The Fed akan memulai siklus pengetatan dan tensi geopolitik meningkat, asing akan menarik dana dari pasar negara berkembang yang membuat harga aset keuangannya dan nilai tukarnya jatuh.
Namun hal itu tidak terjadi di Indonesia terutama untuk pasar saham domestik. Inflow besar-besaran justru terjadi.
Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor. Pertama adalah ekonomi Indonesia yang solid. Setidaknya hal ini tercermin dari tingkat inflasi di Indonesia yang walau meningkat sejak kuartal IV 2021 namun tetap berada di kisaran target pemerintah di 2 persen.
Kemudian selain itu, berbeda dengan bursa saham global seperti Wall Street misalnya yang sudah melesat tajam di 2021, IHSG cenderung lagging dan memberikan valuasi yang menarik.
Apalagi saham-saham big cap terutama bank kakap membukukan kinerja yang ciamik. Laba bank-bank besar dengan nilai kapitalisasi terbesar cenderung naik dobel digit melebihi ekspektasi para analis sehingga memicu terjadinya inflow dan mengangkat kinerja IHSG.
Kinerja Seluruh Jenis Reksadana Kompak Menguat
Kinerja IHSG yang bergerak positif pada bulan lalu, secara umum turut membuat seluruh jenis reksadana kompak mencatatkan penguatan, di mana yang berisiko tinggi berhasil memimpin kenaikan.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menorehkan kinerja terbaik dengan apresiasi 2,98 persen, disusul indeks reksadana campuran yang juga memiliki penempatan pada saham mengalami kenaikan 1,87 persen.
Kemudian indeks reksadana pendapatan tetap dan indeks reksadana pasar uang juga berhasil tumbuh positif masing-masing sebesar 0,29 persen dan 0,08 persen.
Sementara itu jika dilihat lebih rinci, berikut top 10 produk reksadana di Bareksa dengan imbal hasil (return) tertinggi pada bulan lalu.
Sumber: Bareksa
Produk reksadana jenis saham memimpin dengan 7 produk, disusul reksadana jenis campuran sebanyak 3 produk. Kenaikan yang dicatatakan produk-produk tersebut terbilang sangat mengesankan karena mampu menorehkan kenaikan mulai dari 6 hingga 14 persen.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi
reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami
prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.