Top 10 Reksadana Cuan Tertinggi Pekan III November, Saat IHSG Rekor All Time High
Secara mingguan IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan 1,04 persen ke level 6.720,26 di pekan ketiga November 2021
Secara mingguan IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan 1,04 persen ke level 6.720,26 di pekan ketiga November 2021
Bareksa.com - Menutup perdagangan pekan ketiga di November 2021, kinerja pasar saham Indonesia menunjukkan hasil yang positif sekaligus mampu menembus rekor level tertinggi sepanjang masa (all time high).
Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 15 hingga 19 November 2021, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat sebanyak 3 kali, dan 2 hari lainnya mengalami koreksi.
Alhasil secara mingguan IHSG berhasil mengakumulasi kenaikan 1,04 persen ke level 6.720,26. Namun di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing terlihat mengurangi kepemilikan saham mereka dengan catatan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp325,25 miliar di pasar reguler.
Promo Terbaru di Bareksa
Sejumlah sentimen negatif IHSG berasal dari luar negeri, mulai dari kenaikan kasus Covid-19 di Eropa seperti Jerman hingga sentimen seputar inflasi di Amerika Serikat (AS) dan China.
Di sisi lain, ada sejumlah kabar baik untuk indeks saham domestik selama sepekan kemarin. Pertama, terkait data neraca perdagangan Indonesia yang kembali surplus dalam 18 bulan beruntun.
Badan Pusat Statistik (BPS), melaporkan ekspor Indonesia pada Oktober 2021 mencapai US$22,03 miliar, naik 53,35 persen YoY dan 6,89 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Realisasi ini juga membawa ekspor Indonesia kembali menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sementara impor dilaporkan mencapai US$16,29 miliar, naik 51,06 persen YoY.
Dengan nilai ekspor dan impor tersebut, surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan Oktober US$ 5,74 miliar. Surplus tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang masa, melampaui rekor sebelumnya US$4,74 miliar yang tercatat pada Agustus lalu.
Kedua, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate di 3,5 persen untuk kali kesembilan sepanjang tahun ini.
Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil meski The Fed sudah melakukan tapering, maka tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga bisa dikatakan nihil.
Ketiga, Pada Jumat, BI merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang menunjukkan transaksi berjalan Indonesia mencetak surplus yang jumbo.
BI melaporkan NPI membukukan surplus US$10,7 miliar pada kuartal III 2021. Jauh membaik ketimbang kuartal sebelumnya yang defisit US$0,4 miliar.
"Kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari triwulan sebelumnya yang tercatat defisit, serta surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat," sebut keterangan tertulis BI, Jumat (19/11/2021).
Kinerja Seluruh Jenis Reksadana Kompak Menguat
Kondisi pasar saham yang mengalami kenaikan cukup meyakinkan pada pada pekan lalu, secara umum membuat kinerja berbagai jenis kinerja reksadana kompak mencatatkan kenaikan, di mana yang berisiko tinggi berhasil memimpin dengan pertumbuhan paling tinggi.
Sumber: Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham menjadi yang terbaik pada pekan lalu dengan penguatan 1,11 persen, disusul indeks reksadana campuran 0,69 persen.
Kemudian di peringkat ketiga dan keempat dihuni oleh indeks reksadana pendapatan tetap dan dan indeks reksadana pasar uang yang bertambah masing-masing 0,15 persen dan 0,04 persen.
Di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu juga cenderung ditempati oleh reksadana dengan risiko tinggi, di mana produk reksadana saham mendominasi dengan 6 produk, kemudian 3 produk reksadana campuran, dan 1 produk reksadana indeks & ETF.
Sumber: Bareksa
Top 10 reksadana imbalan tertinggi tersebut di antaranya Sucorinvest Maxi Fund, Semesta Dana Maxima, Semesta Dana Saham, Sucorinvest Flexi Fund, BNP Paribas Solaris, Reksa Dana Indeks Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund, TRIM Kapital Plus, Bahana Trailblazer Fund, TRIM Kombinasi 2 dan TRIM Kapital.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.