Top 10 Ceksadana Paling Cuan Pekan ke-4 Desember, Saat Pasar Tertekan Omicron
Secara mingguan IHSG mengakumulasi penurunan 0,59 persen ke level 6.562,9
Secara mingguan IHSG mengakumulasi penurunan 0,59 persen ke level 6.562,9
Bareksa.com - Sepanjang pekan lalu, kinerja pasar saham Indonesia kembali harus mengalami koreksi, melanjutkan pelemahan yang terjadi pada pekan sebelumnya.
Dalam perdagangan yang berlangsung mulai dari 20 hingga 24 Desember 2021, sejatinya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat sebanyak 3 hari perdagangan. Namun karena 2 hari lainnya koreksi IHSG lebih besar, maka penguatan 3 hari tersebut seakan tidak berarti.
Alhasil secara mingguan IHSG mengakumulasi penurunan 0,59 persen ke level 6.562,9. Di sisi lain, sepanjang pekan lalu investor asing juga terlihat lebih dominan mengurangi kepemilikan sahamnya dengan catatan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp773,85 miliar di pasar reguler.
Promo Terbaru di Bareksa
Mengawali pekan, IHSG anjlok 54,8 poin pada Senin (20/12/2021). Koreksi terjadi mengikuti tren koreksi di bursa global akibat pandemi. Meski pelaku pasar mendapati fakta bahwa varian terbaru virus Covid-19 yakni Omicron terbukti tidak memicu gejala parah, pemerintah negara maju justru bersikap reaktif dengan melakukan pembatasan sosial (lockdown).
Belanda mulai memberlakukan lockdown penuh pada Ahad yang berlaku hingga pertengahan Januari. Jerman pada Senin hari itu juga memperketat perbatasan dengan hanya mengizinkan warga negara dan pemukimnya, serta penumpang pesawat transit untuk memasuki wilayahnya.
Semua pelaku perjalanan yang masuk ke Jerman diwajibkan karantina 14 hari tak terkecuali untuk mereka yang sudah divaksin. Austria hanya akan mengizinkan pelancong yang sudah divaksin memasuki negaranya.
Pada Kamis (23/12/2021) mulai muncul sentimen positif mengenai studi di Afrika Selatan dan Inggris yang mengonfirmasi Omicron memiliki dampak terbatas, sehingga bursa berbalik menguat. Namun itu belum cukup untuk membangkitkan selera beli investor, karena perdagangan kian sepi memasuki libur Natal.
Mayoritas Jenis Reksadana Melemah
Kondisi pasar saham yang mengalami pelemahan pada pada pekan lalu, secara umum turut menekan kinerja mayoritas jenis reksadana, di mana yang berbasis saham menorehkan kinerja terburuk.
Sumber : Bareksa
Berdasarkan data Bareksa, indeks reksadana saham mencatatkan kinerja paling parah pada pekan lalu dengan penurunan 0,49 persen, disusul oleh indeks reksadana campuran yang juga terkoreksi 0,22 persen.
Sementara itu, dua indeks reksadana yang berhasil menorehkan kinerja positif pada pekan lalu diraih oleh indeks reksadana pendapatan tetap dengan kenaikan 0,31 persen, dan indeks reksadana pasar uang yang bertambah 0,05 persen.
Di sisi lain, top 10 produk reksadana yang berhasil mencatatkan imbal hasil (return) mingguan tertinggi pada pekan lalu ditempati oleh jenis reksadana yang beragam, di mana produk reksadana campuran dan saham masing-masing 4 produk, sementara 2 lainnya merupakan produk pendapatan tetap.
Sumber: Bareksa
Reksadana campuran TRIM Kombinasi 2 ada peringkat pertama dengan imbal hasil 0,9 persen sepekan. Disusul reksadana saham Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS dengan imbalan 0,85 persen, HPAM Ultima Ekuitas 1 return 0,84 persen, reksadana campuran STAR Balanced II cuan 0,78 persen dan Manulife Greater Indonesia Fund dengan imbal hasil 0,69 persen.
Daftar reksadana cuan tertinggi sepanjang pekan lalu selengkapnya sebagaimana tertera dalam grafik.
Perlu diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.