Pasar Bergejolak Tunggu Rapat The Fed, Reksadana Mana yang Bertahan?
Investor cenderung melakukan aksi ambil untung menanti hasil rapat The Fed pekan ini terkait kebijakan tapering
Investor cenderung melakukan aksi ambil untung menanti hasil rapat The Fed pekan ini terkait kebijakan tapering
Bareksa.com - Awal November, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sekitar 0,58 persen dan mendorong pelemahan mayoritas reksadana saham dan reksadana indeks. Indeks saham Tanah Air pada perdagangan kemarin (1/11/2021) ditutup di level 6.552,89.
Menurut analisis Bareksa, investor cenderung melakukan aksi ambil untung (profit taking), menanti hasil rapat The Fed pekan ini terkait kebijakan tapering atau pengetatan kebijakan ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang akan turut mempengaruhi pergerakan pasar keuangan global, termasuk Indonesia.
Sejalan dengan kondisi pasar saham, pasar obligasi juga menunjukkan kinerja serupa. Mayoritas reksadana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara (SBN) mengalami pelemahan tipis, ditandai dengan kenaikan imbal hasil (yield) acuan obligasi ke kisaran 6,3 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Meski begitu, data tingkat daya beli masyarakat (inflasi) Oktober 2021 yang tercatat masih stabil di level rendah, dapat menjadi sentimen positif untuk pasar obligasi.
Di tengah pelemahan pasar saham dan obligasi jelang pertemuan The Fed terkait keputusan tapering, investor dengan profil risiko moderat dan agresif bisa mempertimbangkan beberapa reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang masih bertahan dan bertumbuh.
Dengan strategi yang tepat, investor bisa memanfaatkan momentum koreksi sehat pasar saham dan obligasi guna mendapatkan reksadana di harga rendah. Beberapa produk reksadana yang bisa dipertimbangkan investor adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 1 November 2021)
Reksadana Saham
Manulife Saham SMC Plus : 32 persen
Sucorinvest Maxi Fund : 24,08 persen
Reksadana Indeks
RHB SRI KEHATI Index Fund : 16,65 persen
BNP Paribas Sri Kehati : 16,6 persen
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvest Stable Fund : 9,26 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 11,09 persen
Perlu diingat, apapun produk investasi pilihan kamu, agar selalu disesuaikan dengan tujuan dan jangka waktu investasi, serta profil risiko kamu ya!
(Sigma Kinasih/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.