BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

CEO Syailendra Capital, Fajar Hidayat : Kinerja Reksadana Indeks akan Membaik di Semester II

Abdul Malik30 Juli 2021
Tags:
CEO Syailendra Capital, Fajar Hidayat : Kinerja Reksadana Indeks akan Membaik di Semester II
CEO PT Syailendra Capital Fajar R. Hidayat (Bareksa/Anggie)

Perbaikan itu diperkirakan akan ditopang oleh kinerja saham-saham berkapitalisasi besar yang saat ini sudah tergolong murah dan berpotensi untuk naik

Bareksa.com - Kinerja reksadana indeks diprediksi bakal membaik di semester II tahun ini. Perbaikan itu diperkirakan akan ditopang oleh kinerja saham-saham berkapitalisasi besar yang saat ini sudah tergolong murah dan berpotensi untuk naik.

Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidayat meyakini, prospek reksadana indeks masih menarik. Sebab dari sisi minat investor untuk investasi di reksadana indeks diperkirakan akan berlanjut. Secara historis, periode 2016-2020 tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan dana kelolaan reksadana indeks meningkat 29 persen.

"Sementara reksadana yang dikelola secara aktif pertumbuhan rata-rata tahunannya hanya 1 persen," ungkap Fajar seperti dilansir Kontan (29/7/2021).

Promo Terbaru di Bareksa

Dari sisi kinerja, setelah tertekan sepanjang tahun ini, Fajar melihat kinerja reksadana indeks akan segera membaik. Jika melihat dari sisi valuasi PB ratio, saham berkapitalisasi besar LQ45 terdiskon 24 persen terhadap rata-rata 5 tahun terakhir dan terdiskon 10 persen terhadap IHSG.

“Begitu juga dari sisi valuasi PE ratio, saham large cap LQ45 terdiskon 9,4 persen terhadap rata-rata 5 tahun terakhir dan terdiskon 14,9 persen terhadap IHSG. Seiring dengan pemulihan ekonomi dan meredanya kasus Covid-19, saham-saham large cap akan kembali diminati khususnya investor asing,” terang Fajar.

Reksadana indeks juga disebut akan mendapat sentimen positif dari rebalancing yang dilakukan BEI pada IDX30 dan LQ45, walau sifatnya hanya sesaat. Menurut Fajar, dengan aksi manajer investasi yang turut melakukan rebalancing terhadap portofolio reksadana indeks, harga saham yang masuk akan ikut bergerak. Namun, dalam jangka panjang, pergerakan indeks lebih dipengaruhi oleh faktor fundamental setiap emiten dan pemulihan ekonomi domestik.

Terkait kinerja reksadana indeks, di Syailendra Capital terdapat Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund (SMSCI) yang merupakan turunan dari MSCI Indonesia Index yang menekankan prinsip value investing. Pada dasarnya setiap reksadana indeks memiliki tujuan investasi untuk menyerupai kinerja indeks acuannya.

Sektor yang Diuntungkan oleh Pemulihan Ekonomi

Sejauh ini, Fajar menyebut kinerja indeks MSCI Indonesia Value terdampak oleh penurunan kinerja saham-saham dengan kapitalisasi besar. Secara sektoral, indeks MSCI Indonesia Value terkonsentrasi pada sektor perbankan, infrastruktur, dan industri.

Menurut dia, seiring dengan pemulihan ekonomi, sektor-sektor tersebut yang akan paling diuntungkan. Saham berkapitalisasi besar seperti BBRI, BMRI, BBNI, TLKM, dan Astra Group masih memiliki potensi kenaikan yang cukup menarik. Melihat dari data historis, emiten-emiten tersebut juga yang paling banyak diminati oleh investor asing.

"Secara prospek, konstituen pada indeks SMSCI saat ini sudah terlihat undervalued jika dibandingkan dengan valuasi historis 2019, rata-rata 3 tahun dan 5 tahun, serta angka konsensus. Berdasarkan hitungannya, per 21 Juni kemarin, setidaknya terdapat potensi upside berkisar pada rentang 25-39,5 persen," kata Fajar.

Fajar optimistis prospek SMSCI masih akan menarik. Indonesia menjadi tujuan investasi bagi investor asing di wilayah Asia Tenggara, seiring pertumbuhan laba dan ROE Indonesia di atas rata-rata, lalu valuasi PE lebih murah dibandingkan rata-rata, serta memiliki kinerja sejak awal tahun yang lagging dibandingkan kinerja negara lainnya di wilayah Asia Tenggara,

“Apalagi, secara historis dari 2018-2020, SMSCI terbukti mencatatkan kinerja lebih tinggi dibandingkan dengan indeks lainnya seperti LQ45, IDX30, dan IHSG ketika terjadi rally pada pasar saham dari titik terendah (bottom) hingga titik tertinggi (peak),” Fajar menjelaskan.

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua