Reksadana Pendapatan Tetap Berpotensi Terus Tumbuh, Ini Alasannya
Didukung oleh potensi investor asing yang akan kembali masuk ke pasar obligasi dalam negeri
Didukung oleh potensi investor asing yang akan kembali masuk ke pasar obligasi dalam negeri
Bareksa.com - Kinerja reksadana pendapatan tetap diyakini akan tetap tumbuh positif pada tahun ini. Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management, Dimas Yusuf mengatakan ekspektasi pasar pada kenaikan inflasi AS bisa mencapai 3-3,5 persen.
Tak ayal, yield US Tresury berpotensi terus naik ke 2 persen di akhir tahun ini dan kembali naik ke 2,5 persen di 2022. "Posisi inflasi AS yang tinggi cenderung bertahan lama hingga awal 2022, jadi yield US Treasury masih akan naik lagi, AS juga mengutarakan tidak ada kepentingan untuk menjaga yield di level rendah," ujarnya dilansir Kontan (6/4/2021)
Dimas mengatakan yield SUN juga berpotensi naik seiring kenaikan yield US Treasury. Meski begitu, Dimas mengatakan kenaikan yield SUN di level saat ini sudah cenderung terbatas. Dia mengatakan ketika yield US Treasury terkoreksi tipis, maka yield SUN mampu rally lebih kencang.
Promo Terbaru di Bareksa
Dengan begitu, kinerja reksadana pendapatan tetap berpotensi tetap tumbuh positif di tahun ini. Terlebih, Dimas menjelaskan spread yield US Treasury dengan yield SUN terus menipis di bawah 500 basis poin.
"Jadi meskipun yield US Treasury naik terus, pasar obligasi domestik masih bisa berkinerja lebih baik," imbuh Dimas.
Sejatinya, kinerja reksadana pendapatan tetap masih berpotensi tumbuh juga didukung oleh potensi investor asing yang kembali masuk ke pasar obligasi. Asing tertarik karena real yield tinggi dan fundamental Indonesia kuat.
Selain itu, peran investor institusi domestik seperti perbankan juga turut menahan yield SUN untuk tidak naik terlalu tinggi. Makanya, kinerja reksadana pendapatan tetap masih akan membaik hingga akhir tahun.
Dimas memproyeksikan yield SUN turun ke 6,4-6,5 persen di akhir tahun. Proyeksi tersebut tidak jauh dari level yield SUN tenor 10 tahun, Selasa (6/4/2021) yang berada di 6,54 persen. "Yield bisa turun sedikit saja sudah baik karena hanya bisa berharap dari menipiskan spread dengan yield US Treasury saja," kata Dimas.
Menurut dia, volatilitas tinggi di pasar obligasi masih akan terjadi dan manajer investasi harus melakukan aktif trading di kondisi seperti ini.
Bagi reksadana pendapatan tetap yang fokus memegang obligasi korporasi, Dimas mengatakan kinerja reksadana tersebut akan lebih stabil. "Proyeksi return pasar obligasi di 5-7 persen masih bisa tercapai di tahun ini, karena reksadana pendapatan tetap masih mendapat kupon yang rata-ratanya tinggi," kata Dimas.
Sependapat dengan Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana memproyeksikan kinerja reksadana pendapatan tetap akan mulai pulih seiring kupon obligasi pemerintah yang cair di Mei. Besaran kupon berkisar 2,5 persen-3 persen.
Ia memperkirakan kinerja reksadana pendapatan tetap akan berbalik tumbuh positif di kuartal II 2021. Menurut dia, sentimen utama yang mendukung adalah aksi jual asing di pasar obligasi diproyeksikan akan mereda.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.