Bareksa Insight : Ekonomi RI Bisa Lebih Tinggi dari Ekspektasi, Dongkrak Cuan Reksadana Ini
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2022 diproyeksikan lebih tinggi dari perkiraan pasar
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2022 diproyeksikan lebih tinggi dari perkiraan pasar
Bareksa.com - Positifnya sejumlah data ekonomi dari dalam negeri, serta sentimen penguatan bursa saham global mendongkrak kinerja pasar saham Tanah Air. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan kembali mampu menembus level psikologisnya di 7.000.
Aliran dana asing juga masuk sekitar Rp755 miliar, mayoritas di saham berkapitalisasi besar (big caps), serta menopang penguatan reksadana berbasis saham tersebut. IHSG pada perdagangan Rabu (3/8/2022) ditutup menguat 0,84% di level 7.046,64.
Tim Analis Bareksa memprediksi IHSG masih berpotensi naik terbatas hingga akhir pekan ini, jelang rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2022 yang diproyeksikan lebih tinggi dibanding perkiraan pasar.
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga : Bareksa Insight : Potensi Ketegangan AS - China Bayangi Pasar, Investor Bisa Terapkan 2 Strategi Ini
Sementara itu, rilis data indeks sektor jasa di Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang cukup baik pada Juli 2022. Hal itu mengindikasikan jika ekonomi Negara Adidaya bisa terhindar dari resesi.
Namun di sisi lain, menurut Tim Analis Bareksa, hal ini mengakibatkan pelemahan imbal hasil (yield) acuan Obligasi Pemerintah AS ke level 2,7%. Senada imbal hasil acuan Obligasi Pemerintah RI juga melemah tipis ke level 7,2%. Hal ini membuat kinerja mayoritas reksadana pendapatan tetap ikut turun tipis.
Lihat juga : Bareksa Insight : Asing Borong Saham RI, Dorong Cuan Reksadana Ini Melesat
Apa yang bisa dilakukan Investor?
Di tengah potensi penguatan terbatas pasar saham akibat sentimen positif proyeksi ekonomi dan pelemahan tipis pasar obligasi, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan 3 strategi berikut agar investasinya di reksadana meraih cuan optimal :
1. Melihat level saat ini, investor reksadana saham dan reksadana indeks dapat wait and see (menanti) dulu, hingga IHSG dapat mencapai potensi kenaikan optimal, dengan proyeksi di kisaran 7.100–7.200. Lalu jika terdapat tanda-tanda pembalikan arah, maka Smart Investor dapat mempertimbangkan untuk pengalihan investasi (switching) bertahap ke instrumen investasi yang lebih rendah risiko.
2. Sementara itu, jika Smart Investor belum memiliki porsi investasi di reksadana saham dan reksadana indeks, maka dapat menunggu untuk masuk kembali secara bertahap ketika IHSG di kisaran 6.800-6.600, atau jika IHSG mengalami penurunan wajar.
3. Melihat yield acuan Surat Berharga Negara (SBN) saat ini cenderung bergerak di kisaran 7-7,5%, maka Smart Investor dapat mulai mempertimbangkan untuk akumulasi investasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap berbasis SBN, jika yield kembali menyentuh 7,5%. Untuk saat ini, hasilnya diperkirakan akan lebih optimal jika Smart Investor berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi.
Simak juga : Bareksa Insight : Pasar Saham Positif di Bulan Juli, Lambungkan Cuan Reksadana Ini
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif dan moderat ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 3 Agustus 2022)
Reksadana Indeks
Avrist IDX30 : 21,23%
Principal Index IDX30 Kelas O : 19,24%
Reksadana Saham
Bahana Dana Prima : 22,67%
Batavia Dana Saham Optimal : 13,39%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 3 Agustus 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 4,14%
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 5,11%
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS Kuartal II Negatif Lagi, Reksadana Ini Masih Cuan Hingga 30%
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.