Bareksa Insight : Asing Masuk ke Obligasi Rp8 Triliun, Cuan Reksadana Ini Meroket
Masuknya investor asing membuat harga obligasi dan yield SBN acuan cenderung lebih stabil di saat risiko global masih cukup tinggi
Masuknya investor asing membuat harga obligasi dan yield SBN acuan cenderung lebih stabil di saat risiko global masih cukup tinggi
Bareksa.com - Inflasi Indonesia pada Agustus 2022 turun ke level 4,69% secara tahunan (YOY), dibandingkan Juli yang naik 4,94% YOY. Penurunan itu karena secara bulanan (MOM) pada Agustus deflasi 0,12%. Deflasi itu seiring masa panen yang menyebabkan penurunan harga pangan di pasar.
Selain itu, pada Agustus 2022, investor asing mulai kembali masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sekitar Rp8.3 triliun. Beberapa hal tersebut, menurut Tim Analis Bareksa, membuat harga obligasi dan imbal hasil (yield) SBN acuan cenderung lebih stabil di saat risiko global masih cukup tinggi. Hal ini turut mendongkrak cuan mayoritas reksadana pendapatan tetap.
Baca juga : Bareksa Insight : Sentimen Pasar di Agustus Bervariasi, Cuan Reksadana Ini Melesat Hingga 26%
Promo Terbaru di Bareksa
Di sisi lain, aktivitas pabrik di China yang tercermin dari indeks manufaktur (PMI) mengalami kontraksi di bawah level 50, yakni 49.5 pada Agustus 2022. Hal ini menandakan perlambatan ekonomi di Negara Panda akibat kebijakan zero Covid-19.
Selain itu, potensi penurunan permintaan dari China juga turut mempengaruhi pelemahan harga minyak dunia West Texas Intermediate (WTI) yang saat ini turun ke kisaran US$87 per barel.
Lihat juga : Bareksa Insight : Sentimen Global Bayangi Pasar Modal, Ini Jurus Agar Investasi Cuan Terus
Tim Analis Bareksa menilai sentimen tersebut mendorong pelemahan bursa saham Asia, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), serta penurunan sejumlah reksadana saham dan reksadana indeks.
IHSG pada Kamis (1/9/2022) turun 0,36% ke level 7.153,1. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 01/09/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat turun ke level 7,1%.
Simak juga : Bareksa Insight : Pemerintah Salurkan Bansos Rp24 Triliun, Ini Dampaknya ke Kinerja Reksadana
Apa yang bisa dilakukan investor?
Di tengah sentimen deflasi RI dan perlambatan ekonomi China yang membayangi pasar, Tim Analis Bareksa merekomendasikan Smart Investor mencermati 3 hal ini agar investasinya di reksadana terus mendulang cuan :
1. Tingginya gejolak pasar saham membuat sebagian investor memilih untuk membeli obligasi pemerintah saat ini. Stabilitas nilai tukar rupiah juga membuat investor asing mulai kembali masuk ke pasar obligasi Indonesia.
2. Namun karena masih terdapat risiko global, investor masih bisa mencermati reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, hingga Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya ke level 4%. Yield SBN acuan diproyeksikan bergerak di rentang terbatas hari ini di kisaran 7,12 - 7,17%.
3. Selain itu, Tim Analis Bareksa masih menyarankan investor untuk wait and see, serta bisa mempertimbangkan masuk berinvestasi ke reksadana saham dan reksadana indeks, jika IHSG turun ke level 6.800 - 6.900.
Baca juga : Bareksa Insight : Suku Bunga AS akan Terus Naik Agresif, Terapkan Strategi Investasi Ini
Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konservatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 1 September 2022)
Reksadana Indeks
BNP Paribas Sri Kehati : 27,16%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 27,02%
Reksadana Saham
TRIM Kapital : 16,09%
Cipta Syariah Equity : 19,38%
Imbal Hasil 3 Tahun (per 1 September 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Maybank Dana Pasti 2 : 20,92%
Mandiri Investa Dana Syariah : 13,99%
Reksadana Pasar Uang
Syailendra Dana Kas : 15,36%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 17,59%
Lihat juga : Bareksa Insight : Potensi Tesla Bangun Pabrik Mobil Listrik di RI, Cermati Reksadana Ini
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak juga : Bareksa Insight : Isu Kenaikan Harga BBM Bayangi Pasar Modal, Investasi di SR017 Solusinya
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.