Kinerja Reksa Dana Terdiskon, Ini Tips Bagi Investor Agar Untung Maksimal
Direktur Marketing Mandiri Manajemen Investasi: Investor pemula bisa coba pada reksa dana konservatif terlebih dahulu.
Direktur Marketing Mandiri Manajemen Investasi: Investor pemula bisa coba pada reksa dana konservatif terlebih dahulu.
Bareksa.com – Dalam sebulan terakhir, kinerja industri reksa dana tercatat mengalami tekanan cukup dalam. Data Bareksa menunjukkan return yang dihasilkan oleh indeks reksa dana saham, campuran, dan pendapatan tetap menurun hingga lebih dari 2 persen. Sementara itu, pada periode yang sama, indeks reksa dana pasar uang juga turun hingga minus 0,03 persen.
Menurunnya kinerja industri reksa dana ini, tak luput dari pergerakan instrumen investasi yang menjadi aset dalam portofolio yang cenderung tertekan seperti seperti saham dan obligasi. Menurut Direktur Marketing PT Mandiri Manajemen Investasi, Endang Astharanti, fluktuasi pasar keuangan yang meningkat ini dilatarbelakangi sentimen global, yakni ketidakpastian pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika yang cukup mengejutkan pelaku pasar pada 9 November 2016 lalu.
Grafik: Pergerakan Indeks Reksa Dana dalam Sebulan Terakhir
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com
“Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS cukup mengejutkan pelaku pasar, sehingga membuat sebagian investor mengamankan investasi pada portofolio mereka dan menyebabkan capital outflow meningkat. Hal tersebut juga turut berdampak terhadap pasar saham dalam negeri, sehingga IHSG tercatat minus 2,95 persen dalam sebulan terakhir. Kemudian, depresiasi rupiah juga terjadi hingga berada di level Rp13.500-an per dolar dan yield obligasi pun sempat meningkat hingga 8,26 persen (per tanggal 25 November 2016),” jelas wanita yang kerap disapa Asti ini kepada Bareksa.
Saat ini, investor cenderung melakukan aksi menunggu (wait and see) hingga dilantiknya Donald Trump sebagai Presiden AS pada Januari 2017 mendatang. Hal ini terkait kebijakan Trump yang cukup positif mengenai stimulus fiskal yang impaknya ke sektor riil sehingga dapat mempercepat pemulihan ekonomi AS dalam jangka panjang, yang tentunya diharapkan juga akan berdampak positif terhadap perekonomian global termasuk Indonesia.
Lantas, bagaimana langkah investor reksa dana menghadapi kondisi pasar keuangan saat ini?
Asti menilai dalam berinvestasi reksa dana terdapat 2 tipe investor yakni investor yang telah memiliki reksa dana dan investor pemula yang ingin berinvestasi pada reksa dana.
Pertama, bagi investor yang telah memiliki reksa dana sebelumnya baik berjenis saham, campuran atau pendapatan tetap sebaiknya tetap menyimpan (hold) reksa dana tersebut dan menunggu perkembangan pasar selanjutnya.
Selain itu, bagi investor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman investasi serta dana kas yang lebih, juga dapat menambah investasi dengan pembelian Unit Penyertaan (UP) reksa dana. Nilai Aktiva Bersih (NAB)/harga reksa dana yang turun saat ini ibaratnya seperti sedang terdiskon (murah). Lantas, ketika pasar keuangan mulai pulih maka hasil keuntungan (return) yang diterima investor bisa maksimal.
Selanjutnya, bagi investor pemula/awam dapat mencoba reksa dana yang paling konservatif terlebih dahulu yaitu reksa dana pasar uang. Ketika ketidakpastian pasar terjadi, reksa dana jenis ini mengalami penurunan yang paling rendah dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya karena pengelolaan dananya ditempatkan pada deposito perbankan dan surat utang berjangka waktu kurang dari setahun.
Dengan risiko yang rendah, reksa dana pasar uang berpotensi menghasilkan return lebih tinggi dibandingkan produk perbankan. Salah satunya seperti Mandiri Investa Pasar Uang (MIPU) yang tersedia pada Marketplace Reksa Dana Bareksa. Dalam setahun terakhir, produk reksa dana ini mampu menghasilkan return 6,19 persen tanpa dipotong pajak. Hal ini berbeda dengan investasi pada deposito saat ini hanya sekitar 5 persen per tahun dan belum dipotong pajak 20 persen.
Untuk mulai berinvestasi pada reksa dana pasar uang MIPU pun sangat terjangkau yakni dengan dana minimal Rp50 ribu saja. Selain itu, reksa dana yang dikelola oleh PT Mandiri Manajemen Investasi ini juga termasuk reksa dana pasar uang yang memiliki total dana kelolaan terbesar yakni mencapai lebih dari Rp4 triliun, sehingga produk ini sangat likuid atau mudah dicairkan kapan saja. (hm)
**
Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.