UKM Mulai Ramai Lirik Pasar Modal untuk Kembangkan Usaha
Salah satu klien Eagle Capital, PT Mahkota Group resmi melangsungkan IPO saham
Salah satu klien Eagle Capital, PT Mahkota Group resmi melangsungkan IPO saham
Bareksa.com – Sejumlah perusahaan kelas usaha menengah kecil (UKM) mulai ramai melirik pasar modal sebagai sarana mengembangkan perusahaan di masa mendatang. Namun sejumlah tantangan masih merintangi minat UKM masuk ke pasar modal.
Perusahaan penasihat keuangan, PT Eagle Capital mengaku banyak kedatangan calon klien dari kalangan UKM yang tertarik masuk ke pasar modal. Sejumlah UKM tersebut di antaranya berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Ada 1-2 UKM yang kami tangani sudah serius mempersiapkan go public,” ujar Direktur Eagle Capital, Harry Kurniawan di Jakarta, Jumat, 22 Juni 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Masing-masing UKM yang tengah didampingi Eagle Capital berasal dari sektor garmen dan industri dasar. Apabila terealisasi, dua perusahaan tersebut bakal melangsungkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Harry mengaku pengusaha-pengusaha UKM di daerah mulai menyadari kebutuhan sumber pendaanaan lain untuk mengembangkan bisnisnya. Sebelumnya, pengusaha UKM mengandalkan modal pribadi dan pinjaman perbankan.
Berdasarkan pengamatannya, bergeraknya bisnis UKM sangat bergantung pada kondisi ekonomi, utamanya kondisi moneter. Apabila kondisi moneter Indonesia terguncang maka perusahaan juga terguncang.
“Karena struktur keuangannya tidak bagus, hanya mengandalkan modal pemilik dan perbankan,” kata dia.
Dengan dua sumber pendanaan tersebut, yang dia sebut sangat tradisional, UKM sangat rentan terhadap kondisi ekonomi. Kerentanan perjalanan bisnis UKM juga berkaitan dengan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.
Untuk bisa mendorong UKM merealisasi IPO saham, dia meminta peran pemerintah dalam banyak hal termasuk tentang pajak untuk pendiri. Dia mengaku biaya restructuring UKM yang mau IPO sangat besar.
“Salah satunya karena cost untuk pendiri perusahaan saat IPO saham sangat besar,” ujar dia.
Harry menggambarkan, secara umum, selama bisa meminjam uang maka pengusaha sebisa mungkin bakal menggunakan modal sendiri seminim mungkin. Namun, saat restructuring dalam rangka IPO saham, perusahaan tidak bisa hanya bermodal kecil sehingga pengusaha harus menambah modal perusahaannya.
“Jika sudah membesarkan modal, maka modal itu subject to cost, biayanya tinggi,” terangnya.
Biasanya, modal perusahaan yang membesar dikejar pemerintah, salah satunya melalui pajak, karena ada peningkatan skala ekonomi.
Mahkota Group IPO Saham
Salah satu perusahaan yang ditangani Eagle Capital, PT Mahkota Group resmi melangsungkan IPO saham. Perseroan bakal menerbitkan sebanyak 703,6 juta saham baru, setara 20 persen dari modal disetor perseroan.
Mahkota Group menawarkan harga sahamnya senilai Rp200-250. Harga yang ditawarkan perseroan mencerminkan 1,3-1,7x price to book value (PBV). Dengan penawaran harga tersebut, perseroan bakal memperoleh dana Rp140,7-175,9 miliar saat go public.
Mahkota Group adalah perusahaan pengolahan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang berbasis di Sumatera Utara dan Riau.
Direktur Utama Mahkota Group, Usli menuturkan, 60 persen dana hasil IPO saham rencananya akan digunakan untuk pengembangan industri hilir dengan membangun pabik refinery dan kernel crushing plant, di Kabupaten Bengkalis, Riau.
Sementara 40 persen dana hasil IPO saham akan digunakan untuk modal kerja anak usahanya, yakni PT Mutiara Unggul Lestari, PT Berlian Inti Mekar dan PT Intan Sejati Andalan.
Mahkota Group menunjuk Panin Sekuritas sebagai penjamin emisi (underwriter). Tanggal efektif penawaran umum akan berlangsung pada 29 Juni 2018 dengan masa penawaran umum pada 3-9 Juli 2018 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 12 Juli 2018.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.