BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

Asuransi dan Dapen Borong Saham, Bagaimana Likuiditas Perbankan?

Bareksa06 Desember 2016
Tags:
Asuransi dan Dapen Borong Saham, Bagaimana Likuiditas Perbankan?
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) berbincang dengan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida (kiri) dan Dirut BEI Tito Sulistio (kanan) sebelum mengikuti Seminar Indonesia Economic Outlook 2017 di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO)

Dapen sebagai investor lokal masuk saham karena menganggap harganya cukup murah

Bareksa.com – Tren aksi jual asing di pasar saham dalam satu minggu belakangan ini, berhasil ditutup investor lokal. Dampaknya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap menguat 2,42 persen dalam sepekan perdagangan 28 November 2016 hingga 2 Desember 2016.

Ternyata, investor-investor lokal yang mendorong pertumbuhan IHSG berasal dari kalangan asuransi dan dana pensiun (Dapen). Menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio, asuransi dan Dapen mulai menarik dananya di perbankan dan mengalihkannya ke saham.

“Dana yang dicairkan asuransi dan Dapen untuk masuk saham mencapai Rp1 triliun per hari. Tapi, belakangan hanya berkisar Rp200 miliar per hari,” terang Tito, Selasa, 6 Desember 2016.

Promo Terbaru di Bareksa

Namun, transaksi asuransi dan Dapen itu juga memberi dampak baru bagi perbankan. Tito bilang, likuiditas di perbankan mulai mengetat.

Berdasarkan catatan Mandiri Sekuritas, rata-rata likuiditas perbankan dilihat dari loan to deposit ratio (LDR) berkisar 89 persen hingga Oktober 2016, naik dibandingkan 88 persen pada bulan sebelumnya. Angka itu tercatat melalui rata-rata pertumbuhan kredit sebesar 10 persen dan dana pihak ketiga (DPK) 9 persen.

Kepada Bareksa, Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Mudjiharno Sudjono menilai, nampaknya Dapen sebagai investor lokal masuk karena menganggap saham harganya cukup murah saat ini. “Sehingga mereka mulai mengakumulasi saham dengan prediksi tahun 2017 harga mulai naik,” ucap Mudjiharno.

Mudjiharno tidak bisa memastikan apakah akumulasi saham merupakan switching dari deposito. Namun dia berpendapat, tampaknya yang paling mudah adalah peralihan dari deposito, mengingat bunga deposito juga semakin menurun terutama di bank BUKU 4 yang maksimal 7 persen.

Selain itu, akhir tahun ini kewajiban SBN bagi Dapen harus 20 persen (ditambah obligasi BUMN/BUMD infrastruktur - yang umumnya tidak terlalu banyak) dengan kupon/bunga sekitar 7 persen juga. “Sementara target ROI dari pendiri tinggi, antara 10 persen-11 persen. Sehingga untuk menambal hasil investasi deposito dan SBN harus investasi di saham,” tambah dia.

Grafik: IHSG Periode 28 November 2016 – 2 Desember 2016

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Sepanjang perdagangan periode 28 November hingga 2 Desember 2016, IHSG naik 2,42 persen ke posisi 5.245,96 poin dari posisi 5.122,10 poin sepekan sebelumnya. Penguatan tersebut sejalan dengan peningkatan kapitalisasi pasar pada pekan ini yang menguat 2,49 persen menjadi Rp5.681,93 triliun dari Rp5.543,92 triliun di pekan sebelumnya.

Rata-rata volume transaksi harian saham dalam sepekan terakhir juga mengalami pertumbuhan 28,34 persen menjadi 15,82 miliar unit saham dari 12,33 miliar unit saham sepekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian juga tumbuh 18,53 persen menjadi Rp8,27 triliun dari Rp6,98 triliun dan rata-rata frekuensi harian juga meningkat 8,47 persen dalam sepekan terakhir menjadi 333,32 ribu kali transaksi dari 307,29 ribu kali transaksi pada pekan lalu.

Sementara itu, Tito juga menyampaikan, aksi jual asing lebih karena akibat penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Padahal, beberapa investor asing yang ditemui Tito menilai fundamental kinerja emiten-emiten lokal tergolong baik.

Dalam catatan Tito, investor asing mulai melakukan aksi jual setelah Donald Trump memang pemilihan presiden Amerika Serikat pada tanggal 8 November 2016. “Hingga 8 November 2016, asing mencatat beli hingga Rp31 triliun, namum setelah itu hingga 5 Desember 2016 aksi jual asing mencapai Rp12,5 triliun,” terang dia. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua