Apakah Medali dalam Olimpiade Tokyo Merupakan Emas Murni?
Meski namanya medali emas, namun dalam pembuatannya tidak menggunakan 100 persen emas
Meski namanya medali emas, namun dalam pembuatannya tidak menggunakan 100 persen emas
Bareksa.com - Medali adalah sebuah hal yang tak pernah luput dan harus selalu ada dalam setiap pertandingan olahraga. Medali ini diberikan sebagai hadiah atau penghargaan kepada pemenang dalam pertandingan olahraga.
Jenis yang diberikan pun berbeda tergantung pada peringkat yang didapatkan, yaitu medali emas untuk pemenang pertama, medali perak untuk pemenang di posisi kedua dan perunggu untuk pemenang peringkat ketiga.
Medali adalah benda yang diberikan sebagai bentuk penghargaan dalam sebuah kompetisi olahraga. Ada medali emas, perak dan perunggu yang biasanya disediakan oleh penyelenggara sebagai penghargaan.
Promo Terbaru di Bareksa
Meski namanya medali emas, namun dalam pembuatannya tidak menggunakan 100 persen emas, termasuk pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang saat ini tengah berlangsung.
Mencapai puncak podium dan meraih gelar untuk disebut juara, merupakan momen emas tersendiri bagi setiap atlet, meskipun sebenarnya tidak benar-benar dihargai dengan emas murni.
Seperti dilansir Kumparan, Media terkemuka Skotlandia, The Scotsman, mengungkapkan bahan baku terbesar dari setiap keping medali emas di Olimpiade Tokyo adalah perak.
"Emas hanya pelapis permukaannya saja, untuk memberi efek mengkilap dan mewah. Tapi bahan baku utamanya adalah perak yang mencapai 92,5 persen," tulis The Scotsman, Selasa (27/7).
Medali emas yang dibagikan untuk para juara di Olimpiade Tokyo, memiliki diameter 85 mm dan ketebalan 3 mm. Sedangkan beratnya 556 gram per keping, namun kadar emasnya sendiri hanya 6 gram.
Dengan komposisi bahan yang dominan perak serta bobot total 556 gram, harga medali emas Olimpiade Tokyo mencapai US$820 atau setara Rp11,9 juta. Kalau saja seluruhnya emas murni, jika mengacu ke harga logam mulia di Antam misalnya, total harganya bisa di atas Rp500 juta.
Lantas, berapakah kandungan bahan baku emas untuk dikatakan sebagai emas murni?
Dalam dunia investasi maupun perhiasan, dikenal istilah karat, selain ukuran berat seperti gram maupun troy ounce. Kadar karat emas adalah pengukuran yang dilakukan untuk menentukan tingkat kemurnian emas.
Kadar emas murni adalah 24 karat. Setiap karat dari emas mengandung 1/24 dari keseluruhan. Misalnya, Anda beli kalung emas 22 karat, artinya kandungan emasnya 22 bagian, sementara 2 bagian lainnya merupakan kandungan lainnya, seperti tembaga, perak, platinum, dan jenis logam lainnya.
Berikut simulasi perhitungannya:
Jadi, misalnya Anda beli emas 23 karat, kalau dihitung dengan rumus di atas tingkat kemurnian emasnya adalah 95,83 persen. Artinya, emas tersebut memiliki campuran logam lainnya sebesar 4,17 persen.
Namun, di Indonesia, terdapat standar kadar karat emas tersendiri, yaitu standar SNI 13-3487-2005 yang menetapkan standar karat emas sebagai berikut :
• 24 Karat artinya memiliki kandungan emas murni sekitar 99,00 persen s.d. 99,99 persen
• 23 Karat artinya kandungan emas murni 94,80 persen s.d. 98,89 persen
• 22 Karat artinya kandungan emas murni 90,60 persen s.d. 94,79 persen
• 21 Karat artinya kandungan emas murni 86,50 persen s.d. 90,59 persen
• 20 Karat artinya kandungan emas murni 82,30 persen s.d. 86,49 persen
• 19 Karat artinya kandungan emas murni 78,20 persen s.d. 82,29 persen
• 18 Karat artinya kandungan emas murni 75,40 persen s.d. 78,19 persen
• 14 Karat artinya kandungan emas murni 58,3 persen s.d. 41,7 persen
• 10 Karat artinya kandungan emas murni 41,7 persen s.d. 58,3 persen
Semakin tinggi karat emas, semakin lunak emas tersebut. Emas murni cenderung bertekstur lunak dan mudah berubah bentuk kalau terkena panas. Makanya, emas pada perhiasan memerlukan campuran logam lainnya agar bisa dipakai dalam keseharian.
Berbeda halnya dengan emas murni yang kandungan emas minimumnya 99 persen. Oleh karena itu, emas murni biasanya dijual dalam bentuk logam mulia yang dikemas dalam bentuk kartu. Emas batangan inilah yang sering kali dijadikan sebagai salah satu alternatif alokasi sebagian aset kita untuk jangka panjang.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,27 | 0,20% | 4,06% | 7,75% | 8,21% | 19,60% | 38,55% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,51 | 0,14% | 4,08% | 7,19% | 7,54% | 3,41% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,79 | 0,56% | 4,00% | 7,59% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,26 | 0,53% | 3,86% | 7,17% | 7,36% | 17,98% | 41,60% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,06 | 0,82% | 4,10% | 7,32% | 7,51% | 20,02% | 35,82% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.