Ini Penyebab Emas Dianggap Sebagai Aset Safe Haven
Aset safe haven ialah aset yang dikenal tidak berkaitan atau memiliki hubungan negatif dengan aset atau portofolio investasi lain ketika terjadi gejolak
Aset safe haven ialah aset yang dikenal tidak berkaitan atau memiliki hubungan negatif dengan aset atau portofolio investasi lain ketika terjadi gejolak
Bareksa.com - Logam mulia atau emas merupakan investasi yang praktis dan mudah dilakukan oleh siapa saja. Bagi Anda yang memiliki tujuan menengah atau jangka panjang, seperti menyekolahkan anak ke jenjang lebih tinggi atau membeli rumah, investasi emas adalah salah satu kuncinya.
Pasalnya, emas memberikan beberapa keunggulan, antara lain imbal hasil yang cukup menjanjikan, minimal dalam jangka waktu lima tahun, mudah mencairkannya, dan harganya cenderung naik. Kalaupun turun, nilainya tidak signifikan.
Hal tersebut membuat emas sering disebut sebagai aset safe haven, yaitu aset yang dikenal tidak berkaitan atau memiliki hubungan negatif dengan aset atau portofolio investasi lain ketika terjadi gejolak atau ketidakpastian dalam pasar finansial.
Promo Terbaru di Bareksa
Karena itu, aset yang tergolong dalam aset safe haven dianggap dapat melindungi investor dari krisis keuangan. Nilai aset safe haven diharapkan dapat bertahan dan bahkan mampu meningkat pada saat kondisi pasar finansial mengalami goncangan atau ketika aset investasi lain sedang turun.
Safe haven banyak dicari investor untuk menghindari mereka dari kerugian ketika terjadi krisis keuangan. Itu sebabnya, harga emas justru melonjak tinggi saat ekonomi dunia diliputi ketidakpastian.
Sumber: Logammulia.com
Sebagai contoh, berdasarkan situs logammulia.com milik PT Aneka Tambang Tbk sepanjang tahun 2020 harga logam mulia Antam terlihat dalam tren kenaikan saat resesi ekonomi terjadi di Indonesia akibat pandemi Covid-19.
Pada awal tahun, harga 1 gram logam mulia Antam masih berada di level Rp771.000. Namun pada akhir tahun, harganya telah dibanderol mencapai Rp965.000 per 1 gram. Artinya sepanjang tahun 2020 terjadi kenaikan 25,16 persen, angka yang terbilang fantastis untuk sebuah aset yang tergolong rendah risiko.
Bahkan pada tahun lalu juga logam mulia Antam berhasil menembus level Rp1 juta, tepatnya Rp1.065.000 pada 7 Agustus 2020 yang menjadi level tertinggi sepanjang sejarah.
Emas dalam portofolio investasi Anda dapat membantu untuk mengurangi kerugian saat pasar saham sedang anjlok. Beberapa analis juga menyarankan investor untuk membeli logam mulia emas pada saat imbal hasil aset investasi lain negatif.
Kenaikan nilai emas sendiri di mata investor sebenarnya bukan dianggap sebagai sebuah keuntungan, melainkan lebih dianggap untuk menjaga aset mereka dari gerusan inflasi dalam jangka waktu yang lama.
Emas diibaratkan sebagai asuransi bagi beberapa investor. Ketika situasi dinilai semakin memburuk, banyak investor akan menyimpan lebih banyak emas yang membuatnya harganya melonjak saat krisis.
Hal itu karena nilai emas tidak dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga dan kebijakan moneter dan fiskal lain dari bank sentral maupun pemerintah. Hal ini berbanding terbalik dengan portofolio berupa saham dan obligasi yang sangat erat kaitannya dengan dua kebijakan tersebut.
Alasan lain mengapa emas disebut aset safe haven karena emas fisik pernah digunakan sebagai alat tukar dalam aktivitas ekonomi ekonomi selama lebih dari puluhan tahun. Hanya saja, perkembangan perdagangan global yang semakin kompleks menuntut alat tukar untuk lebih praktis, sehingga munculah uang kertas yang menggantikan uang emas.
Di sisi lain, masyarakat luas tetap menganggap emas sebagai barang yang bernilai tinggi, kapan saja dan di mana saja. Emas bukan cuma menjadi simbol kekayaan, melainkan juga alat pertukaran dan medium pembayaran yang diakui, di negara manapun.
Karena itu, ketika ada ketidakpastian ekonomi global dan turunnya kepercayaan pelaku pasar pada pemerintah, maka harga aset logam mulia emas meningkat. Dengan kata lain, logam mulia emas merupakan safe haven yang berharga dan dapat melindungi aset investor selama krisis.
(KA01/Arief Budiman/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,27 | 0,20% | 4,06% | 7,75% | 8,21% | 19,60% | 38,55% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,51 | 0,14% | 4,08% | 7,19% | 7,54% | 3,41% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,79 | 0,56% | 4,00% | 7,59% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,26 | 0,53% | 3,86% | 7,17% | 7,36% | 17,98% | 41,60% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,06 | 0,82% | 4,10% | 7,32% | 7,51% | 20,02% | 35,82% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.