Market Oulook Kuartal IV 2019 Sucorinvest : Reksadana Saham Bisa Jadi Pilihan
Secara historikal, periode Oktober - Desember menjadi momentum penguatan pasar
Secara historikal, periode Oktober - Desember menjadi momentum penguatan pasar
Bareksa.com – Sucorinvest Asset Management memaparkan sentimen-sentimen yang bisa menggerakkan pasar satu bulan jelang kuartal terakhir di tahun ini.
Selain potensi penurunan kembali Bank Indonesia 7 Days (Reverse) Repo Rate, pasar modal juga akan mendapat sentimen dari pemilihan kabinet baru sejalan dengan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada Oktober mendatang.
Lalu, bagaimana sikap kita sebagai investor dalam menghadapi sentimen-sentimen yang ada pada kuartal IV nanti?
Promo Terbaru di Bareksa
Berikut penuturan CEO Sucorinvest AM Jemmy Paul Wawointana kepada Bareksa, di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2019.
Bagaimana kondisi market di Q4, terutama setelah BI 7DRRR turun dan akan ada penetapan kabinet baru?
Saya pikir katalisnya pasti lebih ke kabinet dan BI minimal potong 25bps lagi sampai akhir tahun. Kalau BI 7DRRR turun lagi, harusnya yield kita jadi lebih menarik yang obligasi, kalau agak kuat harusnya akan balik lagi ke equity.
Apalagi kalau kita lihat secara historikal, seasonalnya itu biasanya itu second half khususnya Q4 mulai Oktober, November dan Desember itu marketnya biasanya kuat. Harusnya katalis positif lumayan bagus banyak, lihat sentimen flow asing dan MSCI rebalancing yang sudah selesai. Jadi kebanyakan sih kita lihat inflow akan semakin banyak ke saham.
Ini sentimennya lebih ke dalam? Bagaimana trade war?
Trade war kadang-kadang ada yang menguntungkan Indonesia. Karena China susah ekspor ke Amerika Serikat, mereka cari relokasi pabrik sebagian ke Indonesia. Harusnya cukup bagus buat Indonesia.
Sektor yang dilirik?
Yang menarik malah sektor komoditas. Kita lihat harga nikel dan crude palm oil (CPO) mulai naik lagi meskipun batu bara masih melemah. Tapi, kalau bisa dibilang sebenarnya terutama CPO kan Indonesia sangat tergantung karena katanya 30 persen orang Indonesia related to sawit dan turunannya.
Jadi, kalau harga sawit baik terus mudah-mudahan ekonomi membaik, konsumer naik, multiplier efeknya lumayan. Satu lagi harga nikel kan lagi naik. Kalau hilirisasi jalan, mungkin ekspor terbesar Indonesia bisa dari produk nikel dan turunannya. Ini menarik. Kalau pemerintah bisa memajukan industrinya, maka efeknya akan bagus buat ekonomi Indonesia ke depan.
Target IHSG masih 7000?
Bagi kami 6900-7000 masih dipertahankan
Rekomendasi bagi investor reksadana?
Secara historikal, bottom Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) biasanya di bulan Juli-September, jadi ini timing yang tepat untuk masuk reksadana saham atau beli saham langsung.
Menurut kami siklusnya seperti itu, jadi harus dimanfaatkan. Karena kalau resesi AS, paling cepat dampaknya baru tahun depan. Jadi kami lihat masih ada potensi upsize sampai tahun depan.
Untuk meyakinkan produk reksadana saham Sucor?
Kalau lihat timingnya, biasanya saham blue chipnya paling rendah pada Agustus-September. Jadi, Sucor Equity Fund yang isinya banyak blue chip jadi pilihan yang bagus untuk dibeli untuk reksadana Sucor saat ini karena siklusnya mengikuti IHSG dan LQ45.
***
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.