CEO Sucor AM, Jemmy Paul: Transaksi Masih Net Subscription Meski Dihantam Corona
Secara year to date, IHSG anjlok hingga 33,2 persen ditutup di 4.194 per 20 Maret 2020
Secara year to date, IHSG anjlok hingga 33,2 persen ditutup di 4.194 per 20 Maret 2020
Bareksa.com - Sentimen negatif wabah corona telah menghantam pasar modal dan mengakibatkan kinerja hampir semua instrumen investasi menurun. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai tolok ukur kinerja pasar saham nasional secara year to date anjlok hingga 33,2 persen ditutup di 4.194 per 20 Maret 2020. Setahun terakhir, IHSG sudah turun 35,48 persen dibandingkan posisi 21 Maret 2019 yang di level 6.501.
Kurs rupiah terhadap dolar AS juga tidak berbeda, melemah hingga tembus Rp16.000 atau merupakan level terburuk dalam 22 tahun atau sejak krisis 1998 lalu. Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah di Rp16.273 per dolar AS pada 20 Maret 2020.
Sejauh ini hingga 23 Maret 2020 pagi, COVID-19 telah menyebar hingga ke 171 negara dan wilayah kedaulatan di seluruh dunia, menginfeksi 331.273 orang. Angka kesembuhan mencapai 97.847 orang, sedangkan angka kematian mencapai 14.450 jiwa.
Promo Terbaru di Bareksa
Wabah yang sudah resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) ini memang dikhawatirkan akan menekan pertumbuhan ekonomi global cukup dalam.
Lembaga riset global, Moody's Analytics, memprediksi virus corona Wuhan (COVID-19) dapat menekan pertumbuhan ekonomi China pada 2020 menjadi tinggal 5,4 persen dari angka pertumbuhan tahun lalu 6 persen.
Selain berdampak pada ekonomi China, ekonomi AS juga akan diprediksi akan melambat 0,6 ppt (persentase poin) dan hanya dapat tumbuh 1,3 persen pada kuartal I 2020. Tahun ini, ekonomi AS diprediksi melambat 0,2 ppt dari prediksi awal 2 persen atau artinya hanya tumbuh 1,7 persen.
Dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi di China dan AS itu, maka dampaknya diprediksi dapat membuat pertumbuhan ekonomi dunia melambat 0,4 ppt menjadi 2,4 persen tahun ini dari prediksi awal 2,8 persen. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati juga pernah menyatakan jika perekonomian China melambat 1 persen, maka pertumbuhan ekonomi RI bisa terpangkas 0,3-0,6 persen.
Itu baru China saja, belum lagi negara-negara lainnya, tentunya ekonomi Indonesia bisa lebih tertekan. Pelambatan ekonomi tersebut bisa lebih buruk lagi, jika wabah virus corona berlanjut hingga kuartal II tahun ini.
Direktur Utama PT Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana, menyatakan meskipun pasar modal nasional dan global anjlok dihantam sentimen negatif wabah virus corona, namun kinerja perseroan masih berhasil membukukan net subscription reksadana. Hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan dapat mencapai dana kelolaan Rp15 triliun.
"Sejak awal bulan Maret ini AUM kami telah tumbuh Rp1 triliun," ujarnya (23/3/2020).
Sucor AM pun merevisi proyeksi IHSG, yield surat utang negara hingga kurs rupiah akibat sentimen negatif wabah corona. Seperti apa pandangan Sucor AM terhadap pasar modal nasional saat ini, juga bagaimana pelayanan mereka terhadap nasabah meskipun ada kebijakan bekerja dari rumah untuk mencegah meluasnya penularan Covid 19? Berikut cuplikan wawancara tertulis Abdul Malik dari Bareksa dengan Jemmy Paul :
Apakah Sucor AM memberlakukan kebijakan work from home, sebagaimana arahan OJK? Seperti apa detail dan mekanismenya?
Sucor AM sebelumnya telah menetapkan dan mengoperasikan kebijakan terkait business continuity management untuk menjamin kegiatan operasional perusahaan dapat tetap berjalan walaupun dalam keadaan bencana, guna melindungi kepentingan nasabah dan stakeholder. Kebijakan ini menentukan akuntabilitas dan pencegahan dan ketentuan meminimalisir kerusakan jika terjadi bencana.
Terkait dengan BCP (business continuity plan) penanganan bencana COVID-19, kami telah melakukan penambahan prosedur terkait penanganan dampak COVID-19. Kami telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan persiapan yang memadai untuk BCP.
Penambahan kebijakan tersebut antara lain :
1. Splitting team
2. Re-allocation staff
3. Rotation of in-office/flexible work arrangement
4. Work from home/flexible work arrangement
5. Kebijakan wajib lapor bagi karyawan sakit
6. Kebijakan travelling dan business travel
7. Kebijakan karyawan yang melakukan perjalanan ke lingkungan kerja dengan menggunakan transportasi publik
8. Kebijakan pengelolaan visitor di lingkungan kerja
9. Kebijakan kerbersihan lingkungan kerja
Seperti apa mekanisme pelayanan Sucor AM terhadap nasabah selama masa WFH ini?
Mekanisme pelayanan kami saat ini masih berjalan normal sesuai business as ussual (BAU) infrastruktur kami memungkinkan untuk memberikan pelayanan kepada nasabah seperti biasa.
Apa saja yang ingin disampaikan Sucor AM terhadap nasabah dalam melakukan transaksi reksadana Sucor AM selama masa self isolation mengantisipasi penyebaran wabah corona saat ini?
Saat ini produk Sucor Asset Management telah dijual/dipasarkan melalui banyak agen penjual yang telah memiliki fasilitas pembelian online sehingga nasabah tidak perlu datang secara fisik untuk melakukan transaksi reksa dana. Transaksi tetap dapat dilakukan dengan aman dan nyaman tanpa perlu meninggalkan rumah.
Bagaimana update transaksi Sucor AM sejak wabah corona diumumkan sebagai darurat nasional oleh pemerintah? apakah terjadi kenaikan transaksi penjualan atau justru pembelian?
Secara data transaksi dari awal bulan Maret 2020 hingga tgl 17 Maret 2020 sejak awal wabah COVID-19 diumumkan sebagai darurat nasional oleh pemerintah saat ini posisi jumlah nilai transaksi kami masih nett subscription dari seluruh reksadana yang dipasarkan atau secara tren masih banyak peningkatan pembelian reksadana.
Melihat anjloknya pasar saham dan pasar keuangan finansial beberapa waktu terakhir, apa yang harus dilakukan investor khususnya investor reksadana?
Walaupun kami melihat valuasi saham sudah sangat murah dan bahkan beberapa emiten sudah mencapai valuasi yang lebih rendah dibandingkan 2008, kekhawatiran terhadap penyebaran corona dan perang minyak masih akan terus membayangi dan meningkatkan volatilitas pergerakan pasar setidaknya hingga pertengahan tahun ini.
Dengan kondisi seperti ini, reksadana pasar uang seperti reksadana Sucorinvest Money Market Fund kami merupakan pilihan yang paling menarik untuk menunggu kondisi pasar kembali membaik. Di level IHSG saat ini, nasabah dapat mulai averaging di reksadana saham khususnya Sucorinvest Equity Fund setiap ada koreksi dalam dengan tetap melihat profil resiko dan tujuan investasi masing-masing.
Bagaimana dampak wabah corona terhadap pasar modal kita?
IHSG sudah turun hampir 35 persen sejak awal tahun sementara yield SUN kembali ke 7,9 persen seiring dengan melemahnya rupiah ke Rp16.000 per dolar AS. Pandemi coronavirus mendisrupsi ekonomi global dan supply chain dengan dijalankannya upaya karantina secara serempak untuk meredam penyebaran virus, Indonesia pun terkena dampaknya.
Bagaimana dampak wabah corona terhadap kinerja Sucor AM? Apakah ada revisi target AUM dan kinerja?
Kami masih menargetkan pencapaian AUM kami hingga akhir tahun ini dapat mencapai Rp15 triliun. Sejak awal bulan Maret ini AUM kami telah tumbuh Rp1 triliun yang disumbangkan dari kenaikan subscription pada reksa dana pasar uang kami dan juga peluncuran produk baru. Kondisi pasar yang sedang bearish seperti ini cukup berdampak pada kinerja beberapa reksadana saham. Kami berharap dapat menutup kinerja reksadana saham kami tahun ini dengan positif apabila kondisi pasar dapat segera membaik.
Bagaimana proyeksi Sucor AM atas IHSG, rupiah, dan SUN terkait dampak corona saat ini?
Kami memproyeksikan IHSG dapat kembali ke 5.500 hingga akhir tahun ini, dengan yield SUN 6,7 persen dan rupiah di sekitar Rp14.200 hingga Rp14.500 per dolar AS.
(*)
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.