BI Dorong Pertukaran Data Antara Bank dengan Fintech
BI akan standarisasi Open API untuk menjaga interlink data antara bank dengan fintech dari risiko-risiko
BI akan standarisasi Open API untuk menjaga interlink data antara bank dengan fintech dari risiko-risiko
Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) mendorong pertukaran data antara banking dan industri teknologi keuangan (financial technology/fintech) melalui standarisasi open application programming interface (API). Melalui standarisasi Open API ini, BI berharap adanya keterbukaan informasi antara bank dengan fintech ataupun dengan pihak lainnya secara aman.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan di tengah perkembangan teknologi keuangan digital seperti saat ini, data nasabah menjadi sebuah komoditas yang bernilai tinggi. Hal ini sudah disadari oleh pelaku teknologi digital di dunia seperti Google, Apple dan Alibaba yang terlebih dahulu mengumpulkan data tersebut.
"Data sudah menjadi komoditas yang penting, siapa yang punya data, dia yang memiliki dunia," ujar dia di Jakarta belum lama ini.
Promo Terbaru di Bareksa
Perbankan, menurut Perry sebelumnya juga sudah memiliki berbagai data tersebut. Namun, pemanfaatannya kurang maksimal seperti yang dilakukan oleh industri teknologi keuangan digital seperti saat ini.
Kendati pemanfaatan data berkembang pesat, namun ada risiko-risiko yang juga mengikuti perkembangan tersebut. Risiko tersebut seperti monopolistik, shadow banking dan lainnya yang bisa mengurangi efektivitas pengendalian moneter, stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran.
Untuk itu, Open API menjadi salah satu solusi untuk menjaga data tersebut.
"Kami tidak bisa memberikan seluruh data ke private, ini demi menjaga keamanan nasabah dan mencegah money laundering dan lain-lain. Ini kenapa harus diimbangi dengan policy supaya perkembangan ini tidak offset," ucap dia.
Di sisi lain, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono menjelaskan, adanya Open API bisa memungkinkan adanya kolaborasi antara bank dan fintech. "Kalau bicara inovasi, orang tahunya fintech, tapi gimana bank-nya?," ujar dia.
Open API ini juga bisa mengelola seberapa banyak yang data yang bisa dikolaborasi. Sehingga, walaupun ada interlink antara fintech dan bank, namun masih ada kontrolnya. "Karena itu, bisa mencegah adanya cyber crisis dan lainnya," kata dia.
Namun demikian, pengembangan Open API ini juga membutuhkan banyak pembenahan. Salah satunya adalah perapihan digital identity yang saat ini sedang didorong untuk selesai dengan cepat. "Selain itu, nantinya kami juga akan mengawasi keterbukaan data ini melalui keharusan mengajukan izin sampai pelaporan," kata dia.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.