Berita Hari Ini : Tarif Belasan Tol akan Naik, BBTN Cetak Laba Rp3,02 Triliun
Produksi ADRO naik 4,34 persen, ADHI kantongi kontrak Rp891,9 miliar, RALS tambah lima gerai baru
Produksi ADRO naik 4,34 persen, ADHI kantongi kontrak Rp891,9 miliar, RALS tambah lima gerai baru
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 12 Februari 2019 :
Tarif Tol
Tarif belasan ruas jalan tol siap-siap naik. Sebagai tahap awal dan pembuka kenaikan tersebut akan diterapkan pada ruas jalan tol Prof Dr Ir Sedyatmo atau lebih ngetop dengan sebutan jalan tol Bandara Soekarno-Hatta.
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan tarif ruas ini mulai berlaku pada 14 Februari. Untuk kendaraan golongan I, tarif tol akan naik 7 persen menjadi Rp7.500 dari sebelumnya Rp7.000. Kenaikan paling signifikan terjadi pada tarif jalan tol golongan II, mencapai 18 persen menjadi Rp11.000.
Sementara, untuk golongan III tetap Rp 10.000. Sebaliknya, golongan IV dan V turun menjadi Rp11.000. Penurunan ini ada kaitannya dengan pembulatan perhitungan kenaikan tarif jalan tol.
Saat ini, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) membagi tarif jalan tol hanya menjadi tiga golongan. Kenaikan tarif Jalan Tol Bandara baru permulaan. Menurut rencana, tarif 15 ruas jalan tol juga naik tahun ini.
Di antaranya adalah Makassar Seksi IV, Gempol-Pandaan, Cikampek-Palimanan, Bali Mandara, Jalan Tol Dalam Kota Jakarta, Surabaya-Gempol, Palimanan-Plumbon-Kanci, Belawan-Medan-Tanjung Morawa, Serpong-Pondok Aren dan Tangerang-Merak. Tadinya, ada 18 ruas tol yang tarifnya akan dinaikkan.
"Tapi, ada tiga ruas yang tidak disesuaikan karena baru saja terintegrasi," ujar Anggota BPJT Koentjahjo Pamboedi. Ketiga ruas itu adalah ruas tol Semarang Seksi A,B, dan C, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) dan Pondok Aren-Ulujami.
PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN)
Perseroan berhasil meraih laba senilai Rp3,2 triliun sepanjang tahun 2018. Laba itu tumbuh 5,96 persen secara year on year (yoy) dari perolehan laba 2017 yang sebesar Rp3,02 triliun.
Jika ditelisik, pertumbuhan laba tahun lalu sejatinya menurun jika dibandingkan pada pertumbuhan laba 2017 yang berhasil naik 15,96 persen secara yoy dari laba 2016 yang senilai Rp2,61 triliun.
Dari laporan keuangan bulanan unaudited per Desember 2018 tercatat, pertumbuhan laba pada 2018 didorong oleh penyaluran kredit di 2018 sebesar Rp237,75 triliun. Kredit tumbuh 19,48 persen yoy dibandingkan dengan penyaluran kredit pada 2017 yang sebesar Rp 198,99 triliun.
Adapun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di bawah pertumbuhan kredit yakni hanya 9,59 persen yoy. BTN berhasil mengumpulkan DPK Rp211,46 triliun akhir tahun lalu. Angka itu naik dibandingkan akhir 2017 yang sebesar Rp192,94 triliun.
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
Emiten pertambangan batu bara ini membukukan produksi batu bara pada 2018 sebesar 54,04 juta ton. Volume itu meningkat 4,34 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 51,79 juta ton.
Berdasarkan laporan eksplorasi yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan sandi ADRO tersebut menyampaikan akan memproduksi batu bara pada kisaran 54 juta—56 juta ton pada tahun ini dengan belanja modal sebesar US$450 juta hingga US$600 juta.
Pada kuartal IV 2018, perusahaan yang dipimpin Garibaldi Thohir tersebut melaporkan telah memproduksi 15,06 juta ton batu bara dan menjual 15,12 juta ton, meningkat masing-masing 21 persen dan 22 persen secara tahunan.
Head of Corporate Secretary & Investor Relations Division Mahardika Putranto menyampaikan harga batu bara bertahan di level tinggi pada awal 2018 hingga pertengahan tahun lalu.
“Lingkungan makro dan peningkatan volatilitas akibat pengendalian kebijakan pemerintah membawa tantangan yang besar di pasar batu bara. Namun pasar batu bara thermal seaborne global pada 2018 naik sekitar 5 persen year-on-year akibat peningkatan konsumsi di China, India dan Asia Tenggara,” ungkapnya.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
Perseroan mengantongi kontrak baru Rp891,8 miliar pada Januari 2019 atau 2,54 persen dari target total nilai yang dibidik tahun ini. Ki Syahgolang Permata, Corporate Secretary Adhi Karya, mengungkapkan perseroan mendapatkan sejumlah pekerjaan pada Januari 2019. Salah satu proyek yang didapatkan, yakni 30 persen porsi dari PLTA Asahan JO Shimizu dengan nilai Rp808,4 miliar.
“Hingga Januari 2019, ADHI mencatat perolehan kontrak baru senilai Rp891,8 miliar [di luar pajak],” ujarnya seperti dikutip Bisnis Indonesia. Lebih Lanjut, dia memaparkan kontribusi per lini bisnis pada kontrak baru Januari 2019 masih didominasi sektor konstruksi dan energi 93,4 persen.
Selanjutnya, proyek properti berkontribusi 5,5 persen dan sisanya berasal dari lini bisnis lain. Adapun, dari tipe pekerjaan, proyek infrastruktur PLTA berkontribusi 92 persen dan proyek gedung 8 persen.
Di sisi lain, berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru berasal dari badan usaha milik negara 96,3 persen. Sementara itu, pemerintah berkontribusi 2,5 persen dan swasta atau lainnya sebesar 1,1 persen.
Pada 2019, Manajemen ADHI membidik kontrak baru Rp35 triliun. Realisasi itu tumbuh sekitar 50,21 persen dari target Rp23,3 triliun yang dibidik tahun lalu.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
Perseroan tengah menyusun rencana ekspansi pada tahun ini. Perusahaan ritel itu menargetkan akan membangun lima gerai baru sepanjang tahun ini. Selain itu, Ramayana berharap bisa meraup pendapatan lebih baik ketimbang tahun lalu.
"Target pertumbuhan masih digodok karena kami menyiapkan banyak agenda, yang pasti targetnya lebih baik daripada tahun lalu," ujar Sekretaris Perusahaan RALS Setyadi Surya seperti dikutip Kontan.
Menurut dia, Pemilu tahun ini akan menjadi peluang sekaligus tantangan, bila berjalan dengan aman maka pertumbuhan juga akan baik. Karena itu, ekspansi Ramayana masih akan menunggu ajang politik tersebut usai.
"Ekspansi sekitar lima gerai, tetapi lokasinya belum kami tentukan, tergantung penawaran yang ada," lanjut dia. Sembari menyusun rencana ekspansi, pada akhir bulan ini RALS juga akan memperkenalkan kampanye kreatif baru. Sebelumnya kampanye #KerenHakSegalaBangsa menjadi jargon kampanye perusahaan itu.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.