Stock Pick : IHSG Tertekan, Rekomendasi Saham Hari Ini ASII, BBTN dan ADRO
IHSG tertekan akibat ekspektasi pasar soal suku bunga AS segera dipangkas mereda dan ekonomi China tumbuh di level terelemah dalam lebih dari 3 dekade
IHSG tertekan akibat ekspektasi pasar soal suku bunga AS segera dipangkas mereda dan ekonomi China tumbuh di level terelemah dalam lebih dari 3 dekade
Bareksa.com - Berikut kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (17/1/2024) dan saham pilihan rekomendasi Tim Analis Bareksa, Kamis (18/1/2024):
IHSG : last price 7.242,79
Pasar Saham Indonesia yang tercermin dari IHSG pada Rabu (17/1) tertekan 0,58% atau berkurang 42,16 poin jadi 7.200,63, dengan kelompok 45 saham unggulan (indeks LQ45) turun 0,66% atau berkurang 6,45 poin jadi 968,94. Pelemahan IHSG senada dengan kinerja Bursa Saham Asia yang mayoritas juga ditutup melemah kemarin. IHSG tertekan akibat beberapa sentimen eksternal.
Di antaranya pasar mulai menurunkan ekspektasinya terhadap Bank Sentral Amerika Serikat (AS) segera memangkas suku bunga acuannya (Fed Funds Rate) dalam waktu dekat. Hal ini seiring pernyataan pejabat The Fed yang menyatakan tidak akan terburu-buru menurunkan bunga acuan. Sentimen ini membuat imbal hasil Obligasi Pemerintah AS (US Treasury) meningkat. Pasar sebelumnya berekspektasi Fed Rate akan dipangkas mulai Maret 2024.
Promo Terbaru di Bareksa
Sentimen eksternal lainnya ialah rilis data pertumbuhan ekonomi China pada Desember 2023, kemarin. Ekonomi Negara Panda tumbuh 1% pada kuartal IV 2023, lebih rendah dari ekspektasi pasar 1,3%. Sepanjang 2023, ekonomi China tumbuh 5,2%, merupakan yang terlemah sejak 1990 atau dalam lebih dari tiga dekade. Meski begitu realisasi pertumbuhan ekonomi itu melampaui target pemerintah 5%.
Adapun sentimen dari dalam negeri kemarin yakni Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuannya (BI Rate) di 6%. BI Rate di level 6% bertahan sejak Oktober 2023 atau dalam 4 bulan terakhir. Langkah ini dilakukan BI karena berfokus pada kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah. BI memperkirakan Fed Rate akan mulai turun pada Semester II 2024 dengan 3 kali pemangkasan atau total 75 basis poin (0,75%).
IHSG sejatinya dibuka menguat kemarin, namun kemudian berada di zona merah hingga penutupan. Tercatat semua 11 sektor saham turun dipimpin energi minus 0,72%, barang baku dan industri masing-masing melemah 0,85% dan 0,93%. Saham-saham yang naik tertinggi yakni SURI, SRAJ, MSKY, CGAS dan NICE. Saham-saham yang turun terdalam yakni GTRA, IRRA, CHEM, ACRO dan TPIA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat 1.284.671 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan 23,86 miliar lembar senilai Rp11,33 triliun. Sebanyak 197 saham naik, 333 saham turun dan 242 saham stagnan. Kinerja bursa saham regional Asia kemarin di antaranya indeks Nikkei melemah 0,4% jadi 35.477,8, indeks Hang Seng merosot 3,71% jadi 15.276,90, indeks Shanghai tertekan 2,09% jadi 2.833,62, dan indeks Strait Times berkurang 1,19% jadi 3.147,06.
Di tengah pelemahan IHSG, Tim Analis Bareksa merekomendasikan beberapa saham pilihan:
Stock Pick | ASII | BBTN | ADRO |
Last price | Rp5.400 | Rp1.335 | Rp2.490 |
Recommendation | Trading buy | Trading buy | Trading buy |
Entry | Rp5.400 | Rp1.320 | Rp2.480 |
Rp5.250 | Rp1.300 | Rp2.440 | |
Target price (TP) 1 | Rp5.525 | Rp1.355 | Rp2.530 |
Target price (TP) 2 | Rp5.600 | Rp1.375 | Rp2.560 |
Stop loss | Rp5.150 | Rp1.285 | Rp2.410 |
Sumber : Tim Analis Bareksa, last price per 17/1/2024
ASII: last price Rp5.400
Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) melemah 1,82% atau berkurang 100 poin menjadi Rp5.400 pada Rabu (17/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham ASII di rentang harga Rp5.250 dan Rp5.400, dengan target harga ambil untung di Rp5.525 dan Rp5.600, serta stop rugi di Rp5.150.
BBTN : last price Rp1.335
Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menguat 0,75% atau bertambah 10 poin menjadi Rp1.335 pada Rabu (17/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham BBTN di kisaran Rp1.300 dan Rp1.320, dengan target harga ambil untung di Rp1.355 dan Rp1.375, serta stop rugi di Rp1.285.
ADRO : last price Rp2.490
Harga saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melemah 0,4% atau berkurang 10 poin menjadi Rp2.490 pada Rabu (17/1). Tim Analis Bareksa merekomendasikan trading buy saham ADRO di rentang harga Rp2.440 dan Rp2.480, dengan target harga ambil untung di Rp2.530 dan Rp2.560, serta stop rugi di Rp2.410.
Ringkasan Berita Pasar
Sektor Perbankan
Restukturisasi kredit akibat Covid-19 akan berakhir pada Maret tahun ini. Hal tersebut membuat portofolio kredit yang terkena restrukturisasi berpotensi menaikkan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) perbankan. OJK mencatat per November 2023 ada sekitar 1,14 juta nasabah masih mengikuti program restrukturisasi senilai Rp285,32 triliun. Namun beberapa bank besar cukup optimistis restrukturisasi kredit akibat Covid-19 akan melandai tahun ini.
ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga double digit tahun ini. Target ini mempertimbangkan pelaksanaan Pemilu yang bisa mengerek kinerja industri sektor makanan dan minuman dan kuatnya indeks keyakinan konsumen berperan dalam menjaga konsumsi masyarakat tetap tinggi. ULTJ tahun ini menganggarkan belanja modal US$30 juta bersumber dari kas internal, untuk penyelesaian distribution channel dan pabrik di kawasan MM2100.
DMAS
PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) optimistis target marketing sales Rp1,8 triliun pada 2023 tercapai. Hingga kuartal III 2023, DMAS telah mencatatkan marketing sales Rp1,37 triliun atau sudah mencapai 76,16%. Untuk tahun 2024, perusahaan masih akan berfokus pada proyek pengembangan dari Kawasan Deltamas Cikarang.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.