Berita Hari Ini: Suku Bunga BI Tetap 6 Persen, Bonus Petinggi Bank BUMN Melonjak
Laba bersih PGAS meroket 54,9 persen, target penjualan RALS Rp8,8 triliun, ADRO berpeluang genjot ekspor ke China
Laba bersih PGAS meroket 54,9 persen, target penjualan RALS Rp8,8 triliun, ADRO berpeluang genjot ekspor ke China
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 22 Februari 2019 :
BI 7-day Reverse Repo Rate
Bank Indonesia mengumumkan hasil rapat Dewan Gubernur yang berlangsung 20-21 Februari 2019. "BI mempertahankan BI 7-day reverse repo rate di 6 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan pers, Kamis (21/2/109).
"Keputusan tersebut konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal khususnya mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik."
PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP)
Emiten distribusi dan ritel, PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) mengalokasikan belanja modal Rp580 miliar untuk memperbesar segmen ritel pada tahun ini. Sekretaris Perusahaan catur Sentosa Adiprana Idrus H. Widjajakusuma, mengatakan belanja modal (capex) tersebut dominan akan digunakan untuk memperbesar porsi ritel yakni pembukaan gerai Mitra10.
Alokasi capex untuk pembukaan gerai Mitra10 senilai Rp550 miliar. "Capex tahun ini Rp580 miliar. Sebanyak Rp550 miliar untuk membuka gerai Mitra10. Kami bakal buka 5 toko tahun ini.
Capex itu juga sebagaian kecil untuk persiapan pembukaan gerai untuk 2020," ungkapnya dikutip Bisnis.com.
PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD)
Emiten produsen makanan ringan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk mengembangkan pasar ekspor sebagai salah satu strategi memacu pertumbuhan penjualan 15 persen pada 2019.
Tahun ini, emiten dengan kode saham GOOD ini menargetkan penjualan ekspor tumbuh 20 persen. Berdasarkan catatan perseroan, penjualan unaudited 2018 tercatat Rp8,07 triliun, naik 7,89 persen dari penjualan 2017 yang sebesar Rp7,48 triliun.
Kontribusi penjualan ekspor 7 persen dari total penjualan atau Rp564,90 miliar, naik 20 persen secara year on year. Direktur Garudafood Paulus Tedjosutikno mengatakan perseroan berharap dapat mempertahankan pencapaian penjualan ekspor yakni tumbuh 20 persen pada tahun ini.
Jika mengacu pada raihan penjualan ekspor 2018, maka GOOD mengincar penjualan ekspor 2019 mencapai Rp677,88 miliar.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
Emiten peritel, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. memproyeksikan penjualan pada 2019 mencapai Rp8,8 triliun atau naik 3,16 persen year on year. Sekretaris Perusahaan Ramayana Lestari Sentosa Setyadi Surya menuturkan perseroan optimistis mencapai target yang ditetapkan seiring dengan adanya transformasi.
Menurut dia, transformasi tersebut memberikan dampak positif terhadap kinerja perseroan. "Target penjualan 2019 Rp8,8 triliun, diharapkan bisa tercapai," ungkapnya dikutip Bisnis.com, Kamis (21/2/2019).
Pada 2018, emiten bersandi saham RALS membukukan penjualan senilai Rp8,53 triliun atau naik 4,8 persen year on year. Pada 2018, pertumbuhan rerata penjualan per toko (SSSG) mencapai 2,9 persen.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)
PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengantongi pertumbuhan laba bersih 54,9 persen secara tahunan menuju level US$304,99 juta pada 2018.
Berdasarkan laporan keuangan 2018, Perusahaan Gas Negara mengantongi pendapatan US$3,87 miliar pada akhir 2018. Pencapaian itu naik 8,39 persen secara tahunan dibandingkan dengan US$3,57 miliar periode yang sama tahun sebelumnya.
Tercatat, beban pokok pendapatan perseroan senilai US$2,56 miliar pada 2018. Jumlah tersebut naik 7,19 persen secara tahunan dari US$2,38 miliar periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari situ, laba kotor perseroan tercatat US$1,30 miliar pada 2018 atau tumbuh 10,83 persen dari US$1,81 miliar pada 2017. Dengan demikian, emiten berkode saham PGAS itu mengamankan laba bersih US$304,99 juta per 31 Desember 2018. Pencapaian itu naik 54,9 persen dari US$196,90 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS)
PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS) menargetkan mampu memperoleh kontrak Rp2,7 triliun sepanjang tahun ini. Target ini meningkat 22,72 persen dari realisasi perolehan kontrak selama tahun lalu yaitu Rp2,2 triliun.
Perolehan kontrak selama 2018 ini meningkat 20 persen ketimbang kontrak yang mereka dapat pada 2017. "Ini termasuk kontrak yang diperoleh dari Meliwis, gambaran sekitar Rp1,1 triliun," ungkap Soeharto Nurcahyono, Division Head Planning RUIS, Kamis (21/2).
Dia menyatakan meski belum melakukan tanda tangan kontrak itu, RUIS sudah mendapat persetujuan dari SKK Migas, kemungkinan RUIS segera mendapatkan kontrak itu pada Maret mendatang.
Dengan target kontrak yang mereka dapat Rp2,7 triliun, RUIS juga mengharapkan pendapatan dan laba bersih mereka terus bertumbuh.
Direktur Keuangan RUIS, Muhammad Hamid menyampaikan mereka membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 20 persen dari realisasi tahun lalu. Pada 2018 mereka memperoleh pendapatan sebesar Rp 1,3 triliun (belum diaudit).
PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
Ekspor batu bara Australia ke China nampaknya terancam setelah pihak bea cukai di pelabuhan utara China mulai melaraang impor batu bara dari Negeri Kangguru itu. Kondisi ini bisa jadi peluang menguntungkan bagi perusahaan tambang batu bara semacam PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Dilansir dari Reuters pada Kamis (21/2) larangan itu sudah berlaku mulai awal Februari 2019 tanpa ada batas waktu. Diketahui pelarangan tersebut dilakukan di lima pelabuhan di wilayah utara China, yakni Dalian, Bayuquan, Panjin, Dandong, dan Beiliang.
Pelarangan itu dilakukan di tengah-tengah masa tunggu batu bara Australia selama 40 hari agar bisa kembali masuk ke pelabuhan-pelabuhan utama di China. Apa yang terjadi di China ini tentunya menjadi peluang emas bagi perusahaan tambang batu bara di Tanah Air. Mereka bisa mengisi pasar di China yang selama ini dikuasai oleh Australia, tak terkecuali bagi ADRO.
Head of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira mengatakan pihaknya masih akan melihat kondisi terlebih dahulu sebelum menggenjot ekspor ke Negeri Tirai Bambu itu.
"Jika kondisi tersebut terus berlanjut, maka batu bara Indonesia akan diminati oleh pasar di sana dan akan mendorong harga batu bara Indonesia ke negara lainnya juga," kata dia dikutip Kontan.co.id (21/2).
Dia menjelaskan porsi penjualan ekspor terbesar batu bara yang diproduksi Adaro masih dipegang oleh kawasan Asia Tenggara 40 persen, Asia Timur 30 persen, India 14 persen, China 11 persen, dan sisanya 5 persen oleh negara lain dalam jumlah kecil.
PT Bank Permata Tbk (BNLI)
PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatatkan laba bersih Rp901,25 miliar sepanjang tahun 2018 atau naik 20 persen year on year (YoY) dari 2017 yang sebesar Rp 748,43 miliar.
Ridha DM Wirakusumah, Direktur Utama Bank Permata, mengatakan pencapaian positif ini didukung kuat oleh pertumbuhan aset good book, peningkatan kualitas aset, pemulihan kredit bermasalah dengan cara restrukturisasi dan likuidasi, serta keberhasilan perseroan menjaga efisiensi biaya operasional secara disiplin.
"Kami berhasil mencetak pertumbuhan laba yang signifikan, laju kredit yang kuat, peningkatan kualitas aset yang membaik, tingkat likuiditas yang optimal serta rasio modal yang kuat," kata Ridha, Kamis (21/2).
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
Volume penjualan Semen Indonesia mencatatkan penurunan 6 persen secara year on year pada priode Januari 2019. General Manager of Corporate Communications SMGR, Sigit Wahono mengatakan pada Januri 2019 volume penjualan semen SMGR 2,15 juta ton, sementara pada Januari di 2018 volume penjualan 2,28 juta ton.
Menurut Sigit, penurunan disebabkan menurunya penjualan semen jenis curah. "Penurunan terjadi pada jenis curah, kemungkinan karena di awal tahun proyek masih baru dimulai," katanya dikutip Kontan, Kamis (21/2).
Sigit mengatakan proporsi penjualan semen curah sekitar 30 persen dari total penjualan Semen Indonesia. Sebagai informasi, terdapat tiga wilayah yang menjadi penopang penjualan SMGR pada priode Januari 2019, yakni Sumatra, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Terkait rencana bisnis tahun ini pihak SMGR belum dapat menjelaskan, yang jelas pada tahun ini SMGR berencana untuk memperluas jaringan distribusi dan produksi, "Nanti kami disclose lebih detailnya," pungkas Sigit.
Tantiem Direksi dan Komisaris Bank BUMN
Laba yang diperoleh bank badan usaha milik negara (BUMN) tumbuh dua digit di tahun lalu. Seperti dilansir Kontan (21/2), besaran bonus dan tantiem yang diterima jajaran direksi dan komisaris ikut meningkat. Pembagian tantiem tersebut merupakan kebijakan Kementerian BUMN.
Di PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), berdasarkan laporan keuangan BRI per Desember 2018, direksi BRI mendapatkan tantiem Rp268,22 miliar. Nilai ini naik 12,01 persen dibandingkan 2017 yang sebesar Rp239,46 miliar. BRI memiliki 12 orang dewan direksi yang bila dirata-ratakan setiap direksi bisa mendapatkan tantiem Rp22,35 miliar.
"Yang memutuskan kebijakan tantiem adalah Kementerian BUMN. Saya tidak berwenang menjawab," ujar Komisaris Utama BRI Andrianof A. Chaniago.
Untuk komisaris, BRI memberikan tantiem Rp99,29 miliar untuk buku 2018. Nilai ini turun tipis 0,36 persen dibandingkan 2017 yang sebesar Rp99,62 miliar. BRI memiliki delapan orang dewan komisaris sehingga bila dirata-ratakan setiap satu orang komisaris mendapat tantiem Rp12,41 miliar.
Tahun lalu, BRI membukukan laba bersih sebesar Rp32,4 triliun atau tumbuh tumbuh 11,6 persen yoy dibandingkan 2017 yang senilai Rp29,04 triliun.
Kenaikan tantiem juga diterima jajaran direksi dan komisaris PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Berdasarkan laporan keuangan Desember 2018, tantiem untuk direksi Bank Mandiri melonjak 38,74 persen menjadi Rp272,537 miliar dari sebelumnya Rp196,428 miliar.
Bank Mandiri memiliki 12 orang direksi dan bila dirata-ratakan setiap direksi mendapatkan bonus Rp22,71 miliar. Sedangkan tantiem untuk dewan komisaris naik 23,87 persen menjadi Rp89,17 miliar. Dewan komisaris Bank Mandiri terdiri dari delapan orang yang bila dirata-ratakan mendapatkan Rp11,14 miliar.
"(Bonus direksi dan komisaris), semua karyawan juga, termasuk karyawan alih daya. Total jumlah karyawan Mandiri saat inil 79.000," ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas.
Tahun lalu, Bank Mandiri meraup laba bersih Rp25 triliun, tumbuh 21,2 persen dari Rp20,6 triliun di 2017.
Sementara direksi dan dewan komisaris PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menerima bonus lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Merujuk pada laporan keuangan BNI per Desember 2018, direksi BNI menerima tantiem Rp128,47 miliar. Nilai ini turun 4,53 persen dari 2017 yang sebesar Rp134,57 miliar. BNI memiliki 11 orang direktur, sehingga rata-rata penerimaan tantiem Rp11,67 miliar.
Bonus komisaris BNI juga turun 16,28 persen menjadi Rp45,14 miliar dari Rp53,92 miliar di 2017. BNI memiliki sembilan orang dewan komisaris, bila dirata-ratakan setiap komisaris memperoleh Rp5,01 miliar. Sepanjang 2018 bank berlogo 46 ini mencatatkan peningkatan laba bersih 10,3 persen yoy menjadi Rp 15,02 triliun.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.