Ketika Ojek Online Berkontribusi ke Pertumbuhan GDP Indonesia di 2018
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sepanjang 2018 yang mencapai 5,05 persen tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2015
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sepanjang 2018 yang mencapai 5,05 persen tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2015
Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 sebesar 5,17 persen, lebih tinggi dibandingkan periode 2017 yang sebesar 5,07 persen.
BPS menjelaskan pendorong utama perekonomian tahun lalu adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,05 persen naik dibandingkan periode 2017 yang sebesar 4,94 persen.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati menjelaskan meningkatnya konsumsi karena daya beli masyarakat mulai pulih. Menurut dia seluruh indikator pertumbuhan bagus, tapi andil ke leisure naik.
Promo Terbaru di Bareksa
"Misalnya, sekarang banyak ibu-ibu jadi agak malas masak, jadinya belanja makanan jadi, akomodasi, transportasi, rekreasi sekarang pindah ke sana," kata Sri dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019).
Breakdown Pertumbuhan PDB
Sumber : BPS
Sri menambahkan makanan juga menjadi salah satu faktor pendorong. Dari data BPS disebutkan restoran tumbuh 5,74 persen dibandingkan tahun sebelumnya 5,43 persen.
"Untuk makanan jadi seperti beli di restoran dan belanja lewat GO-FOOD. Komponen itu masuk dalam kategori belanja restoran. Survei semua dilakukan di kabupaten kota dan setiap kuartal kami tracking," jelas dia.
Kenaikan konsumsi ke depannya juga ditandai dengan penjualan mobil dan motor yang naik masing-masing menjadi 5,42 persen dan 7,44 persen sepanjang 2018.
Penjualan selama Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) juga turut meningkatkan sektor perdagangan yang tumbuh 4,39 persen.
Namun demikian, BPS tak bisa menyebut secara pasti kontribusi Harbolnas ke sektor perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini lantaran penjualan daring hanya bisa dihitung secara omzet di masing-masing penyedia platform e-commerce tersebut.
"Harbolnas kita tidak melihat dari satu-satu. Kalau kita lihat total omzetnya untuk hitung secara makro bisa dimungkinkan, tetapi kalau secara detail seperti yang dirancang BPS, kita belum dapat," ungkap dia.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sepanjang 2018 yang mencapai 5,05 persen tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2015. Pada 2015 konsumsi tumbuh 4,96 persen, 2016 meningkat menjadi 5,01 persen, dan 2017 sebesar 4,94 persen.
(KA02/AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.