Akuisisi Kanz Gemilang Bisa Dongkrak Pendapatan, Ini Target Harga Saham TCPI
Saham TCPI Jumat lalu ditutup meroket 20 persen atau menyentuh batas auto rejection di level Rp6.300 per saham
Saham TCPI Jumat lalu ditutup meroket 20 persen atau menyentuh batas auto rejection di level Rp6.300 per saham
Bareksa.com - Di tengah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 1,71 persen pada perdagangan Jumat 9 November 2018, harga saham perusahaan jasa pelayaran dan logistik, PT Transcoal PacificTbk (TCPI) justru bergerak anomali dengan ditutup meroket 20 persen atau menyentuh batas auto rejection dengan berakhir di level Rp6.300 per saham.
Saham TCPI bergerak cukup atraktif pada perdagangan Jumat kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 3.574 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp49,69 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham TCPI pada perdagangan Jumat kemarin antara lain Investindo Nusantara Sekuritas (IN) dengan nilai pembelian Rp12,66 miliar, Wanteg Sekuritas (AN) Rp10,07 miliar, dan Bahana Sekuritas (DX) Rp8,25 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham TCPI secara keseluruhan yaitu 25,48 persen, 20,27 persen, dan 16,6 persen.
Pendapatan Berpeluang Melonjak 92 persen Pasca Akuisisi Kanz Gemilang
Transcoal Pacific akhirnya menandatangani perjanjian investasi atas PT Kanz Gemilang Utama pada 25 Oktober 2018. Transcoal akan mengakuisisi 1,78 miliar saham baru dengan nilai Rp135 per saham. Total nilai transaksi tersebut mencapai Rp244 miliar.
"Pembayaran dilakukan secara bertahap dan dapat dilakukan setelah ditandatanganinya memorandum of understanding tanggal 18 September 2018 terkait dengan pengambilan seluruh saham baru," ungkap Transcoal dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (5/11).
Adapun pembayaran harus lunas sebelum tanggal pekasanaan rapat umum pemegang saham Kanz Gemilang tentang akuisisi.
Transcoal mengungkapkan tujuan dari transaksi tersebut untuk memperkuat dan mengembangkan serta mendorong pertumbuhan usaha TCPI menjadi penyedia jasa angkutan laut dan logistik terbaik dan terpercaya di Indonesia. Sehingga tercipta daya saing dan peningkatan pendapatan.
Setelah peningkatan modal usaha tersebut, TCPI akan menjadi pemegang saham dengan kepemilikan saham 1,78 miliar atau setara 99,92 persen, PT Karya Permata Insani dengan kepemilikan 1,47 juta saham setara 0,07 persen dan Komisaris Kanz Gemilang Utama Abdullah Popo Parulian sebanyak 30.000 saham atau setara 0,01 persen.
Sekadar informasi, Kanz Gemilang merupakan perusahaan bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian, percetakan, jasa dan angkutan. Pada akhir 2017, Kanz Gemilang memiliki total aset Rp1,22 triliun dengan total liabilitas Rp960 miliar dan total ekuitas Rp262 miliar.
Sepanjang tahun lalu, Kanz Gemilang meraup pendapatan Rp1,02 triliun, naik 85,78 persen ketimbang tahun sebelumnya. Perusahaan ini mengantongi laba bersih Rp21,64 miliar, tumbuh 120 persen ketimbang tahun sebelumnya Rp9,84 miliar.
Berdasarkan proforma setelah transaksi atau proyeksi kinerja dengan memasukkan Kanz Gemilang, total aset TCPI per Juni 2018 naik 136 persen dari Rp999,62 miliar menjadi Rp2,36 triliun.
Kinerja pendapatan TCPI per Juni 2018 pun naik 92,15 persen dari Rp570,99 miliar menjadi Rp1,1 triliun. Kenaikan laba 28,86 persen menjadi Rp106,22 miliar dari Rp82,43 miliar.
Analisis Teknikal Saham TCPI
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham TCPI pada perdagangan Jumat kemarin membentuk bullish candle dengan body yang sangat besar serta terdapat long lower shadow.
Kondisi itu menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar dengan mampu berbalik arah setelah sempat turun cukup jauh di bawah level pembukaannya,namun akhirnya berhasil ditutup pada level tertingginya sekaligus batas auto rejection.
Volume perdagangan terlihat mengalami peningkatan cukup signifikan menandakan adanya aksi beli dan partisipasi yang besar dari para pelaku pasar.
Apabila diperhatikan, posisi saham TCPI saat ini masih berada dalam fase strong major uptrend-nya sejak tercatat di bursa pada awal Juli lalu yang ditandai dengan pergerakannya yang masih berada di atas garis moving average periode 5 dan 20 hari.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) saham TCPI terpantau mulai bergerak rebound, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat di level Rp6.850.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.