6 Jurus Investasi Anti Nyangkut di Saham BBCA dan BBRI
Harga saham BBCA dan BBRI sudah turun signifikan dari level tertingginya pada pertengahan Maret 2024 hingga saat ini
Harga saham BBCA dan BBRI sudah turun signifikan dari level tertingginya pada pertengahan Maret 2024 hingga saat ini
Bareksa.com - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) merupakan dua saham di antara lebih dari 900 saham di Bursa Efek Indonesia yang jadi favorit tak hanya bagi investor ritel, namun juga institusi. Namun apa jadinya jika investasimu di saham BBCA dan BBRI nyangkut? Situasi itu bisa terjadi jika kamu membeli kedua saham big banks di harga jauh lebih tinggi dari harga saat ini. Karena itu, kamu perlu menerapkan jurus jitu, agar investasimu di saham BBCA dan BBRI anti nyangkut.
Harga saham BBCA dan BBRI sudah turun signifikan dari level tertingginya pada pertengahan Maret 2024 hingga saat ini (04/06), masing-masing turun 10% dan melorot 30%. Banyaknya jumlah investor yang mengoleksi dua saham ini, sehingga membuat investasinya jadi rugi atau dalam status merah. Apalagi jika kamu membelinya pada pertengahan Maret lalu, maka saat ini potensi kerugian yang kamu alami cukup besar.
Sumber : Bareksa
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Tim Analis Bareksa, ada beberapa tips ampuh yang bisa kamu terapkan agar investasimu di saham BBCA dan BBRI bisa terhindar dari status nyangkut. Tips ini sejatinya juga bisa diterapkan untuk investasi di saham-saham lainnya. Karena itu, selengkapnya simak ulasan berikut:
1. Cek kinerja keuangan perusahaan dan industrinya
Untuk konteks saham BBCA dan BBRI, maka kamu perlu mengecek kinerja keuangannya dan industri perbankan apakah masih ada pertumbuhan. Menurut Tim Analis Bareksa, jika dilihat BBCA mencatat lonjakan laba di kuartal I 2024 melesat 11,7% jadi Rp12,9 triliun dan laba bersih BBRI tumbuh 2,69% jadi Rp15,98 triliun. Selain itu, secara industri, kredit perbankan pada April 2024 melonjak 13%.
Apalagi BBCA saat ini masih menempati posisi nomor 1 saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia. Sementara manajemen BBRI berencana melakukan pembelian kembali (buyback) sahamnya di 2024. Artinya, kedua saham bank jumbo ini masih berpotensi naik, setelah turun signifikan akhir-akhir ini.
2. Terapkan strategi beli saat melemah (buy on weakness/BOW)
Tim Analis Bareksa menyarankan kamu bisa menerapkan strategi beli saat melemah (buy on weakness/BOW) sebesar modal awal yang diinvestasikan. Misal sebelumnya kamu telah membeli saham BBRI di harga Rp6.000-an atau BBCA di harga Rp10.300-an masing-masing 100 lot. Kamu belum sempat menjualnya, namun harganya kini sudah turun misalnya BBRI di level Rp4.400-an dan BBCA di Rp9.200-an.
Karena itu kamu bisa membeli lagi saham BBRI atau BBCA sebanyak 100 lot di harga rendah tersebut. Dengan begitu, kamu mendapatkan harga rata-rata saham BBRI di kisaran Rp5.200-an dan BBCA di kisaran Rp9.750. Langkah ini biasa disebut averaging down atau strategi investasi yang dilakukan investor untuk membeli saham secara bertahap saat harga sedang turun. Semakin besar nominal yang diinvestasikan untuk averaging down, maka semakin kecil pula potential loss atau potensi kerugian yang tercatat di portofolio.
3. Pertimbangkan strategi tactical trading
Meski begitu, jika pasar saham sedang sangat fluktuatif, Tim Analis Bareksa menyarankan investor menerapkan strategi tactical trading di saham nyangkut sampai harga rata-rata yang didapatkan bisa terus berkurang hingga mencapai level balik modal atau break even point (BEP). Tactical trading atau perdagangan taktis adalah gaya investasi jangka pendek berdasarkan antisipasi tren pasar atau perubahan prospek yang relatif berumur pendek, berdasarkan analisis fundamental atau teknikal.
Nah, setelah mendapatkan saham BBRI dan BBCA di harga yang cukup rendah, maka kamu bisa menargetkan keuntungan jangka pendek secara teknikal. Misalnya secara teknikal, harga saham BBRI bisa naik ke level Rp4.700, maka kamu yang sudah membelinya di harga Rp4.400 bisa menjualnya di harga Rp4.700 untuk merealisasi keuntungan. Begitu seterusnya hingga investasimu balik modal. Karena itu kamu nggak perlu khawatir dan tetap tenang ya saat investasimu nyangkut di saham BBRI dan BBCA. Sebab kamu bisa menerapkan strategi investasi terbaik sesuai profil risikomu.
4. Pantau Stock Pick Bareksa
Bingung dengan 3 strategi tersebut atau pusing melakukan analisa teknikal, maka buat kamu yang masih pemula dalam berinvestasi saham, kamu bisa cek artikel Stock Pick yang setiap hari sebagai saham pilihan Tim Analis Bareksa untuk jadi acuan parameter analisa teknikal. Dalam artikel Stock Pick yang disusun oleh Tim Analis Bareksa, kamu akan dipandu tentang target harga masuk untuk beli dan harga jualnya di saham tertentu, Kamu juga bisa cek laporan keuangan emiten dan fundamentalnya di super app investasi Bareksa.
5. Gunakan fitur Auto Order
Setelah kamu menentukan target harga masuk untuk beli dan harga jualnya sesuai panduan Stock Pick Bareksa, kemudian kamu bisa gunakan fitur Auto Order di super app investasi Bareksa. Fitur ini memungkinkan kamu untuk membeli atau menjual saham di target harga yang kamu inginkan, tanpa kamu harus mantengin pergerakan harga saham setiap saat. Di fitur ini kamu bisa pilih fitur Good Till Canceled, yang mana ordermu akan terus terbuka sampai harga berstatus sesuai (match) dalam jangka waktu 30 hari, atau kamu bisa pilih jangka waktunya sendiri sesuai kebutuhanmu.
6. Hanya gunakan uang dingin untuk investasi
Terakhir jangan lupa, untuk berinvestasi saham, sangat disarankan kamu menggunakan uang dingin. Uang dingin adalah uang yang tidak aktif atau “dingin” dalam penggunaannya, atau tidak akan digunakan untuk membayar kebutuhan konsumsi primer. Uang ini seringkali disimpan dalam bentuk tabungan dan tidak digunakan dalam jangka waktu lama. Istilah populer lainnya dari jenis uang ini adalah uang nganggur atau uang mati. Sebaliknya uang panas adalah uang yang digunakan untuk keperluan sehari-hari atau konsumsi. Jadi jangan salah dalam menempatkan uangmu ya.
Agar investasimu berpotensi semakin cuan, maka kamu bisa mencoba trading saham di Bareksa. Sebab selain fee transaksinya termasuk paling murah se-Indonesia, bahkan ada hadiah saldo rekening dana nasabah (RDN) hingga Rp11 juta buat kamu. Menarik bukan? Ayo segera trading saham online di Bareksa!
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.