Berita Hari Ini : Direksi AISA akan Batalkan RUPSLB, WSKT Kejar Piutang Turnkey
Laba BBNI kuartal III naik 12,6 persen, Pembangkit listrik HOKI segera kelar, INCO produksi 75.000 ton nikel
Laba BBNI kuartal III naik 12,6 persen, Pembangkit listrik HOKI segera kelar, INCO produksi 75.000 ton nikel
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 19 Oktober 2018 :
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)
Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan kian dekat. Namun, sepertinya rapat untuk menentukan nakhoda baru perusahaan bakal mendapat sandungan.
Promo Terbaru di Bareksa
Kubu Joko Mogoginta terus menyerukan kepada pemegang saham bahwa RUPSLB yang bakal diselenggarakan Dewan Komisaris AISA 22 Oktober 2018 cacat hukum. Bahkan, direksi menegaskan akan melakukan berbagai upaya untuk memastikan agar rapat tersebut dibatalkan.
Kubu Joko, dalam keterangan resminya menegaskan, pihaknya saat ini tidak berstatus mantan direksi. Alasannya, nama-nama para direksi tersebut masih tercantum dalam Sistem Badan Hukum Direktorat Perdata, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), sehingga para direksi masih memiliki kewenangan mewakili AISA
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Perseroan memastikan arus kas keuangannya masih aman. Emiten ini menggarap beberapa proyek turnkey, yang waktu pembayarannya masih jauh.
WSKT menargetkan menerima pembayaran turnkey Rp20 triliun hingga akhir tahun. Namun, hingga saat ini pembayaran yang diterima baru Rp4,5 triliun, atau setara 23 persen dari target.
Seperti dikutip Kontan, Direktur Keuangan WSKT Haris Gunawan menuturkan, pihaknya tengah mengejar target tersebut. "Akhir bulan ini akan ada yang cair lagi sekitar Rp5 triliun dari beberapa proyek tol," ujar dia.
WSKT punya beberapa proyek tol yang pengerjaannya bakal kelar dalam waktu dekat. Salah satunya tol Batang - Semarang. Penggarapan proyek ini sudah mencapai 88 persen. Lalu ada proyek tol Semarang - Solo, yang perkembangannya sudah mencapai 81 persen.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
Perseroan mencatatkan perolehan laba bersih Rp11,44 triliun per kuartal III 2018, atau tumbuh 12,6 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu Rp10,16 triliun.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan perolehan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII), disertai perbaikan kualitas aset. NII meningkat dari Rp23,51 triliun pada kuartal III 2017 menjadi Rp26,01 triliun pada kuartal III 2018.
Peningkatan pendapatan bunga terjadi seiring dengan ekspansi kredit yang tumbuh hingga 15,6 persen secara tahunan atau senilai Rp65,64 triliun.
Sampai dengan kuartal III 2018, pertumbuhan kredit emiten perbankan berkode saham BBNI itu mencapai Rp487,04 triliun, naik dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp421,41 triliun.
PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)
Proses pembangunan pembangkit listrik tenaga sekam padi milik perseroan hampir selesai. Pembangunan proyek yang menghabiskan dana Rp70 miliar ini sudah terlaksana 75 persen.
Dion Surijata, Investor Relations Buyung Poetra Sembada, mengatakan targetnya pembangkit listrik ini bisa beroperasi sebelum semester satu tahun depan, sesuai rencana awal perseroan ini.
"Sekarang kami sedang menunggu turbin masuk, pengerjaan sipil sudah selesai. Prosesnya masih on track," ujar Dion seperti dikutip Kontan.
HOKI berharap setelah pembangkit listrik ini beroperasi, produsen beras ini bisa menghemat biaya listrik. Tak hanya itu, HOKI juga menargetkan bisa mengatasi masalah limbah produksi berupa sekam atau kulit padi
PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Perseroan optimistis target produksi nikel bisa terwujud. Perusahaan berharap bisa memproduksi nikel 75.000 ton tahun ini. Sejatinya, target tersebut telah dipangkas dari target awal tahun 77.000 ton.
Hingga akhir September 2018, realisasi produksi 72,3 persen, setara dengan 54.227 ton. Artinya, di kuartal IV 2018, INCO perlu memproduksi nikel 20.773 ton untuk memenuhi target.
Sementara, di kuartal I 2018 INCO tercatat memproduksi 17.141 ton, kuartal II 2018 sebanyak 18.893 ton dan kuartal III 2018 yakni 18.193 ton.
Seperti dikutip Kontan, Senior Manager of Communications INCO, Budi Handoko, mengatakan masih sulit memperkirakan dampak pemangkasan target produksi 2018 terhadap pendapatan Vale tahun ini. Sebab, kondisi tersebut bergantung pergerakan harga komoditas.
"Strateginya, kami mengoptimalkan biaya produksi dan kapasitas produksi," jelas Budi.
PT Elnusa Tbk (ELSA)
Emiten jasa energi ini memperoleh dua kontrak di sektor jasa hulu minyak dan gas dengan nilai lebih dari Rp1 triliun. Seperti dikutip Bisnis Indonesia, Direktur Keuangan Elnusa Hery Setiawan menyampaikan perusahaan memenangkan dua tender pekerjaan jasa hulu migas, yakni survei seismik darat 2D & 3D di Pesut Mas, Sulawesi Tengah, dan pengeboran modular di Sanga-sanga serta Attaka, Kalimantan Timur pada bulan ini.
“Kedua proyek baru yang kami menangkan nilainya lebih dari Rp1 triliun,” tuturnya.
Dua kontrak baru dengan durasi 3 tahun tersebut diproyeksi akan memberikan kontribusi signifi kan bagi emiten berkode saham ELSA itu. Di sisi lain, portofolio kontrak Elnusa antara jasa hulu migas dengan distribusi logistik energi kian berimbang.
Sepanjang 2018, komposisi pendapatan dari hulu migas berkisar 40 persen, sedangkan dari bisnis distribusi logistik dan energi 55 persen. Pada kuartal I 2018 pekerjaan survei seismik yang signifikan hanya ditopang oleh penyelesaian proyek di Klamosossa, Papua Barat
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.