BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Saham PTBA Meroket Saat IHG Anjlok, Target Harga Terdekat Rp4.940

Bareksa08 Oktober 2018
Tags:
Saham PTBA Meroket Saat IHG Anjlok, Target Harga Terdekat Rp4.940
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melesat 9,72 persen sepanjang pekan kemarin saat IHSG anjlok 4,09 persen

Bareksa.com - Di tengah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 4,09 persen sepanjang pekan kemarin, harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) justru melesat 9,72 persen dalam waktu yang sama.

Ketika IHSG dalam lima hari beruntun ditutup pada zona merah, ketika itu pula PTBA justru ditutup pada zona hijau. Selain itu, di saat investor asing mencatatkan net sell di bursa saham domestik mencapai Rp2,39 triliun, PTBA justru tercatat menjadi saham yang paling banyak dibeli investor asing dengan net buy mencapai Rp288,9 miliar.

Pada perdagangan Jumat kemarin saham PTBA ditutup menguat 0,63 persen pada level Rp4.740 per saham. Saham PTBA bergerak cukup atraktif pada perdagangan Jumat dengan ditransaksikan sebanyak 4.918 kali dengan nilai transaksi Rp129,84 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham PTBA pada perdagangan Jumat antara lain Macquarie Sekuritas (RX) dengan nilai pembelian Rp47,34 miliar, Mandiri Sekuritas (CC) Rp13,93 miliar, dan Merrill LynchSekuritas (ML) Rp12,49 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham PTBA secara keseluruhan yaitu 36,46 persen, 10,73 persen, dan 9,62 persen.

PTBA Incar Pasar Ekspor Baru

Produsen batu bara dalam negeri, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kini sedang mengincar pasar ekspor baru. Saat ini, China masih menjadi negara tujuan ekspor utama dengan realisasi penjualan 18,3 persen dari total penjualan batubara PTBA selama Semester I 2018.

Sekretaris Perusahaan PTBA, Suherman, mengatakan perusahaan akan meningkatkan porsi penjualan ke negara-negara ASEAN. Sebab kebutuhan batu bara untuk kawasan ini diproyeksikan akan terus meningkat guna memenuhi kebutuhan pembangkit listrik.

Selain untuk memperluas pasar, PTBA pun berkepentingan untuk mengurangi ketergantungan terhadap permintaan dari China. Pasalnya, secara umum, turunnya permintaan dari China berpengaruh signifikan dalam menekan harga batu bara untuk pasar Indonesia.

Harga Batu Bara Acuan (HBA) bulan Oktober mengalami penurunan 3,74 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi US$100,89 per ton. Pada bulan September HBA dipatok US$104,81 per ton, yang juga mengalami penurunan dibandikan HBA Agustus 2018 yang sebesar US$107,83 per ton.

Sebelumnya, faktor penurunan permintaan dari China disebabkan oleh faktor cuaca dan adanya kebijakan proteksi impor oleh pemerintah China. Akibatnya harga batu bara melandai.

Kondisi ini diamiini oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) maupun dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI).

“Memang tidak dipungkiri, permintaan batu bara dari China mengalami penurunan. Untuk itu, PTBA akan mengalihkan sebagian volume penjualan ke market baru” ujar Suherman.

Selain ASEAN, PTBA pun mengincar peningkatan penjualan ke Jepang dan Taiwan seiring dengan rencana PTBA untuk mendongkrak penjualan batu bara berkalori tinggi.

“Seiring juga rencana PTBA untuk menjual batu bara kalori tinggi, market barunya ini antara lain Jepang dan Taiwan,” imbuh Suherman.

Produksi batu bara kalori tinggi PTBA utamanya berasal dari lokasi tambang di bekas perumahan karyawan termasuk di dalam tambang Air Laya. Ditargetkan, tahun ini porsi produksi batu bara kalori tinggi bisa mencapai 900.000 ton atau 3-4 persen dari total produksi batu bara PTBA.

Kinerja Operasional Hingga September 2018

Di sisi lain, Perihal angka produksi dan penjualan sampai dengan September 2018, Suherman masih belum bisa membukanya. Yang jelas, kata dia, PTBA masih mempertahankan target produksi tahun ini 25,5 juta ton dan akan menggenjot produksi di penghujung tahun ini, dengan dukungan cuaca panas.

Adapun, produksi batu bara PTBA pada periode Januari hingga Agustus 2018 sebesar 13,82 juta ton. Sedangkan untuk penjualan, Suherman menyebutkan, pasar domestik masih dominan, yaitu 51 persen dari total penjualan, sementara porsi ekspor 49 persen.

Rinciannya, penjualan domestik pada periode Januari hingga Agustus 2018 sebesar 7,48 juta ton. Sedangkan penjualan ekspor Januari hingga Agustus 7 juta ton. Sementara khusus untuk jenis batu bara berkalori tinggi, hingga bulan Agustus, penjualannya ada dikisaran 100.000 ton.

Terkait soal harga, Suherman mengungkapkan bahwa melemahnya kurs Rupiah memberikan dampak positif bagi PTBA. Hal tersebut karena harga jual batubara baik domestik maupun ekspor menggunakan indeks harga batubara yang berbasis dollar Amerika Serikat (US$). “Melemahnya rupiah memberikan dampak positif, sementara porsi cost dalam USD cukup rendah, yaitu di bawah 10 persen,” tandasnya.

Analisis Teknikal PTBA

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham PTBA pada perdagangan Jumat membentuk bullish spinning top yang menggambarkan saham ini masih bergerak positif di tengah momentum uptrend jangka pendeknya.

Volume terlihat sedikit mengalami penurunan menandakan adanya transaksi yang sedikit lebih rendah dibandingkan hari-hari sebelumnya dari para pelaku pasar.

Namun di sisi lain, investor asing terpantau masih cukup banyak mengoleksi saham ini dengan membukukan net buy pada Jumat kemarin senilai Rp50,81 miliar, atau yang paling besar dibandingkan seluruh saham lainnya.

Apabila diperhatikan, saham PTBA dalam jangka pendek terlihat tengah dalam momentum uptrend yang sangat baik. Selain itu,indikator relative strength index (RSI) terpantau terus bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan resisten terdekat di level Rp4.940.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua