Usai Terjun Bebas, Ada Sinyal Penurunan yang Kuat di Saham PTBA
Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada perdagangan Selasa, ditutup terjun 14,22 persen di Rp4.160
Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada perdagangan Selasa, ditutup terjun 14,22 persen di Rp4.160
Bareksa.com - Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada perdagangan Selasa, 17 Agustus 2018, ditutup terjun bebas 14,22 persen dengan berakhir di level Rp4.160 per saham. Saham PTBA bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan menjuarai nilai transaksi perdagangan mencapai Rp690,20 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top seller atau sebagai penjual terbanyak saham PTBA pada perdagangan kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai penjualan Rp77,72 miliar, kemudian UBS Sekuritas (AK) Rp72,86 miliar, dan Morgan Stanley Sekuritas (MS) Rp65,66 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi PTBA secara keseluruhan yaitu 11,26 persen, 10,56 persen, dan 9,51 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Batal Masuk MSCI
Sebelumnya santer diberitakan bahwa saham PTBA akan masuk ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI). Ekspektasi tersebut sempat membuat saham ini “tahan badai” di saat IHSG turun begitu dalam pada awal pekan kemarin.
Namun kenyataannya, saham PTBA serta saham PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) justru dikeluarkan dari komposisi MSCI. Sementara itu, hanya satu saham yang ditambah, yakni PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Di sisi lain, saham AKRA menjadi satu-satunya emiten Indonesia yang dikeluarkan MSCI dari indeks MSCI Global Standard Indexes dari total 4 emiten yang didepak. Tidak ada emiten asal Indonesia yang menjadi penghuni baru indeks ini dari 18 emiten penghuni baru.
Adapun perubahan komposisi ini akan mulai efektif setelah penutupan perdagangan 31 Agustus 2018 mendatang.
Raih Penghargaan BUMN Terbaik
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arviyan Arifin, dinobatkan sebagai The Best CEO kategori Strategic Orientation pada perusahaan BUMN Tbk.
Penghargaan tersebut diraih Arviyan dalam Anugerah BUMN 2018 yang digelar BUMN Track dan PPM Manajemen, Kamis (9/8) di JW Marriot, Jakarta. Penghargaan ini diraih atas kepemimpinannya dalam mengembangkan dan memajukan PTBA.
PTBA juga meraih penghargaan tertinggi sebagai The Best Overall BUMN. Hal tersebut berdasarkan penilaian tata kelola perusahaan, kinerja usaha, dan kinerja keuangan yang tampil cemerlang hingga Semester I 2018.
Secara fundamental, PTBA berhasil mengantongi laba bersih Rp2,58 triliun pada paruh pertama 2018. Angka tersebut melonjak 49 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu Rp1,72 triliun.
Perolehan laba bersih tersebut didorong oleh meningkatnya pendapatan usaha 17 persen menjadi Rp10,53 triliun. Pendapatan usaha PTBA terbesar diperoleh dari penjualan batu bara ekspor.
Pendapatan atas penjualan batu bara ekspor sepanjang enam bulan pertama 2018 sebesar 51 persen dari total pendapatan, meskipun porsi penjualan ekspor hanya 48 persen dari total volume penjualan.
Analisis Teknikal Saham PTBA
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham PTBA pada perdagangan kemarin membentuk bearish candle dengan body yang sangat besar menggambarkan saham ini mengalami pergerakan negatif dalam rentang yang lebar.
Volume menunjukkan lonjakan signifikan serta merupakan yang terbesar sepanjang tahun ini menandakan adanya tekanan jual yang besar sehingga menyebabkan PTBA turun tajam. Selain itu investor asing tampak juga banyak melepas saham ini dengan membukukan net sell Rp276,1 miliar atau yang paling besar dibandingkan saham-saham lain.
Dilihat dari trennya, penurunan harga saham PTBA kemarin terlihat sempat berhasil memantul pada garis MA 60 sekitar level Rp4.100 menandakan bahwa ada support kuat pada level tersebut. Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau mengalami penurunan tajam mengindikasikan sinyal penurunan yang kuat.
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.