Laba BBRI Melonjak dan Saham Diborong Asing, Sinyal Uptrend Terbuka
BBRI membukukan laba bersih Rp14,9 triliun sepanjang semester I 2018 atau melonjak 11 persen
BBRI membukukan laba bersih Rp14,9 triliun sepanjang semester I 2018 atau melonjak 11 persen
Bareksa.com - Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada perdagangan Rabu, 1 Agustus 2018, ditutup menguat 3,9 persen dan berakhir di level Rp3.190 per saham. Saham BBRI bergerak atraktif dan menjadi saham yang memiliki nilai transaksi perdagangan tertinggi kedua di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni senilai Rp461,93 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham BBRI pada perdagangan kemarin antara lain Morgan Stanley Sekuritas (MS) dengan nilai pembelian Rp63,33 miliar, kemudian J.P. MorganSekuritas (BK) Rp55,15 miliar, dan Nomura Sekuritas (FG) Rp45,21 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham BBRI secara keseluruhan yaitu 13,71 persen, 11,94 persen, dan 9,79 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Kinerja BBRI Semester I 2018
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) membukukan laba bersih Rp14,9 triliun sepanjang semester I 2018. Angka tersebut tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp13,4 triliun.
Sumber: laporan presentasi perusahaan
Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo, menyatakan salah satu faktor penopang pertumbuhan laba bersih perseroan adalah tingginya penyaluran kredit yang tumbuh double digit dan di atas rata-rata industri perbankan Indonesia.
"Penyaluran kredit Bank BRI hingga akhir triwulan II 2018 adalah Rp794,3 triliun atau naik 15,5 persen dibandingkan periode yang sama di 2017 yakni Rp687,9 triliun. Pencapaian ini di atas tingkat pertumbuhan kredit perbankan nasional pada Juni 2018 yang tercatat 10,7 persen," papar Haru dalam konferensi pers di Gedung BRI I, Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Haru mengatakan segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih mendominasi penyaluran kredit yang dilakukan oleh BRI. Jumlah kredit bagi sektor tersebut ada di angka Rp602,7 triliun atau sekitar 75,9 persen dari total penyaluran kredit selama semester I 2018.
Di sisi lain, kredit yang tumbuh tinggi itu mampu diimbangi BRI dengan kualitas kredit yang baik. Hal itu tercermin dari rasio kredit bermasalah atau non performin loan (NPL) gross yang hanya 2,41 persen. Angka tersebut lebih kecil dari NPL industri perbankan 2,67 persen pada Juni 2018.
Aset Terbesar di Indonesia
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Sementara dari sisi aset, BRI masih menduduki puncak daftar bank dengan aset terbesar di Indonesia yaitu Rp1.097 triliun. Apabila diperhatikan, hanya BRI dan Bank Mandiri yang memiliki aset di atas Rp1.000 triliun.
Hingga tahun 2022 mendatang BRI menargetkan pertumbuhan aset antara 11 - 12 persen secara tahunan. Strategi meningkatkan aset dengan memperbesar porsi kredit mikro 40 persen dan memperkecil kredit korporasi maksimal 20 persen. "Kami juga fokus memperbesar dana murah," kata Suprajarto, Direktur Utama BRI, Selasa (31/7).
Analisis Teknikal Saham BBRI
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham BBRI pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang scukup besar menggambarkan saham ini bergerak positif cukup dominan hingga ditutup satu tick di bawah level tertingginya.
Volume menunjukkan peningkatan menandakan adanya akumulasi beli yang lebih besar pada saham ini. Selain itu, investor asing tampak banyak mengoleksi saham BBRI pada perdagangan kemarin dengan membukukan net buy senilai Rp222,66 miliar atau yang tertinggi di BEI.
Apabila diperhatikan, pola saham BBRI tengah membentuk higher dan higher low yang merupakan indikasi awal sebuah uptrend. Kemudian indikator relative strength index (RSI) juga terlihat masih bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang masih kuat dengan target terdekat di resisten pada level Rp3.290.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.