BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Teknikal & Fundamental BBTN : Laba dan Efisiensi Meningkat, Ini Prospek Sahamnya

Bareksa23 Juli 2018
Tags:
Teknikal & Fundamental BBTN : Laba dan Efisiensi Meningkat, Ini Prospek Sahamnya
Dirut BTN Maryono memberikan sambutan pada acara puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Bank BTN di Jakarta, Jumat (9/2). Dalam acara tersebut BTN meluncurkan buku 68 tahun BTN yang berisi rekam jejak perjalanan Bank BTN mengabdi di Indonesia sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Saham BBTN ditutup melemah 4,25 persen di level Rp2.250 per saham pada Jumat lalu

Bareksa.com - Harga saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) pada perdagangan Jumat 20 Juli 2018, ditutup melemah 4,25 persen dan berakhir di level Rp2.250 per saham.

Saham BBTN bergerak atraktif pada perdagangan akhir pekan lalu dan menjadi saham peringkat keempat dengan nilai transaksi perdagangan terbesar di BEI senilai Rp230,98 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top seller atau sebagai penjual terbanyak saham BBTN pada perdagangan Jumat antara lain Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai penjualan Rp54,18 miliar, kemudian Credit Suisse Sekuritas (CS) Rp29 miliar, dan UOB Kay Hian Sekuritas (AI) Rp18,68 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham BBTN secara keseluruhan yaitu 23,46 persen, 12,56 persen, dan 8,09 persen.

Kinerja BTN Semester I 2018

Bank Tabungan Negara berhasil membukukan laba bersih Rp1,42 triliun pada semester I 2018. Laba bersih itu naik 12,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,27 triliun. Kenaikan tersebut ditopang oleh kenaikan bunga bersih yang melaju 12,98 persen menjadi Rp 4,77 triliun.

“Seiring dengan pertumbuhan laba, aset BTN melejit 19,63 persen dibandingkan semester I tahun 2017 lalu menjadi Rp268,04 triliun atau menempati lima besar bank dengan aset terbesar di Indonesia,” kata Direktur Utama BTN Maryono.

Di sisi lain, biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) BTN juga melonjak. Pada semester I 2018 BOPO BTN sebesar 84,51 persen, naik dari periode yang sama tahun lalu 83,32 persen.

Rasio Efisiensi Mengalami Peningkatan

Selain BOPO, rasio efisiensi perseroan juga tercatat mengalami peningkatan. Hal itu tercermin dari cost to income ratio (CIR) BTN yang meningkat dari 54,03 persen per Juni 2017 menjadi 56,65 persen pada Juni 2018.

Direktur Resiko, Strategi, dan Kepatuhan BTN, Mahelan Prabantarikso, menuturkan peningkatan CIR tersebut utamanya dikarenakan adanya peningkatan beban bunga di perseroan atas meningkatnya suku bunga acuan BI sebesar 100 basis poin (bps) pada kuartal II 2018.

Bila merujuk pada laporan keuangan perseroan pada kuartal II 2018, beban bunga BTN meningkat 14,91 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp5,13 triliun menjadi Rp5,9 triliun. Kendati demikian, bank spesialis kredit perumahan ini optimistis dapat menekan CIR hingga akhir tahun dengan mendorong efisiensi pendanaan.

Ke depan, BTN akan secara intensif memperbaiki komposisi dana dengan meningkatkan tabungan dan giro (dana murah) serta melakukan efisiensi operasional. Salah satunya lewat pemanfaatan teknologi.

Analisis Teknikal

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham BBTN pada perdagangan akhir pekan kemarin membentuk bearish candle dengan short lower shadow yang menggambarkan saham ini bergerak negatif hingga ditutup tiga tick di atas level terendahnya.

Volume terpantau menunjukkan lonjakan signifikan dalam dua hari terakhir mengiringi penurunan saham BBTN menandakan adanya aksi distribusi cukup besar pada saham ini. Selain itu, investor asing juga tampak banyak melepas saham ini dengan membukukan net sell senilai Rp108,23 miliar.

Apabila dilihat dari trennya, saham BBTN masih berada dalam fase downtrend sejak akhir April lalu. Kemudian indikator relative strength index (RSI) juga terlihat bergerak turun mengindikasikan sinyal penurunan yang kuat dengan potensi support terdekat di level Rp2.110.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua