BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Teknikal dan Fundamental Saham BBTN : Diborong Asing, Sinyal Kenaikan Terbuka

Bareksa16 Juli 2018
Tags:
Teknikal dan Fundamental Saham BBTN : Diborong Asing, Sinyal Kenaikan Terbuka
Dirut BTN Maryono memberikan sambutan pada acara puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 Bank BTN di Jakarta, Jumat (9/2). Dalam acara tersebut BTN meluncurkan buku 68 tahun BTN yang berisi rekam jejak perjalanan Bank BTN mengabdi di Indonesia sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Pada perdagangan Jumat, Saham BBTN ditutup melonjak 9,54 persen di level Rp2.410 per saham

Bareksa.com - Harga saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) pada perdagangan Jumat, 13 Juli 2018, ditutup melonjak 9,54 persen dengan berakhir di level Rp2.410 per saham.

Saham BBTN bergerak atraktif pada perdagangan Jumat kemarin dengan menjadi saham perigkat keempat dengan nilai transaksi tertinggi mencapai Rp255,86 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham BBTN pada akhir pekan kemarin antara lain Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai pembelian Rp61,05 miliar, kemudian Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp23,67 miliar, dan Morgan Stanley Sekuritas (MS) Rp21,41 miliar.

Promo Terbaru di Bareksa

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham BBTN secara keseluruhan yaitu 23,86 persen, 9,25 persen, dan 8,37 persen.

Siap Akuisisi Anak Usaha Baru

BBTN siap mengakuisisi anak usaha baru dalam bentuk manajemen investasi. Aksi korporasi tersebut digelar guna menggarap potensi pendanaan jangka panjang usai beroperasinya Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera).

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan dalam payung hukum terkait Tapera, entitas bank diberikan dua opsi pilihan untuk mengelola dana tersebut yakni sebagai bank kustodian atau memiliki manajemen investasi. Dari hasil kajian bisnis, perseroan memutuskan untuk mengambil opsi kedua.

Nantinya, entitas manajemen investasi bakal digunakan mengelola dana Tapera secara profesional dan komersial.

"Pada September tahun ini, kami akan membeli anak usaha dalam bentuk manajemen investasi. Ini sebagai salah satu langkah kami mengamankan sumber pembiayaan jangka menengah panjang termasuk yang bersumber dari Tapera," ujar Maryono pada Rabu.

Maryono menambahkan langkah strategis tersebut juga dilakukan melihat prospek yang semakin cerah usai relaksasi loan-to-value (LTV) di sektor perumahan yang ditetapkan Bank Indonesia (BI).

"Kebijakan tersebut menjadi keuntungan bagi BTN dengan core business pembiayaan perumahan," kata Maryono.

Maryono juga meyakini dengan adanya relaksasi dari pemerintah tersebut, perseroan akan mampu mencapai target pertumbuhan pembiayaan pada tahun ini. Apalagi, tambah dia, mulai paruh kedua tahun ini, Bank BTN sudah bisa menggunakan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Skema FLPP pada tahun ini dipandang akan menguntungkan posisi Bank BTN. Sebab pada skema baru tersebut, sebanyak 75 persen dananya berasal dari pemerintah, sedangkan 25 persen sisanya bersumber dari PT Sarana Multigriya Finansial (SMF).

Dengan penambahan fasilitas tersebut, emiten bersandi saham BBTN ini juga bisa menggunakan dua sumber pembiayaan yakni Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan FLPP.

Untuk memperkokoh sumber pembiayaan, tutur Maryono, Bank BTN juga terus berinovasi mengembangkan produk-produk low-cost fund. Di antaranya, perseroan telah menyiapkan program menarik untuk produk tabungan dan giro.

"Kami telah menyiapkan program low-cost fund yang menarik untuk mendukung rencana pembiayaan kami yang ekspansif. Semua langkah tersebut kami siapkan agar BTN tetap menjadi leader di bidang perumahan dan kami optimistis target bisnis pada tahun ini akan tercapai," kata dia.

Sementara itu, hingga Mei 2018, BBTN telah menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp187,61 triliun. Posisi DPK tersebut tercatat naik 17,15 persen secara tahunan (yoy) dari Rp160,14 triliun pada bulan yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi penyaluran kredit, hingga Mei 2018, Bank BTN telah menyalurkan fungsi intermediasi senilai Rp209,23 triliun atau tumbuh 20,58 persen yoy dari Rp173,52 triliun.

Analisis Teknikal Saham BBTN

Illustration
Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham BBTN pada perdagangan Jumat kemarin membentuk bullish candle dengan body yang besar menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar meskipun ditutup enam tick di bawah level tertingginya.

Volume perdagangan saham BBTN juga menunjukkan lonjakan sekaligus yang terbesar sejak awal tahun ini menandakan adanya antusiasme beli pelaku pasar yang besar pada saham BBTN.

Selain itu, investor asing juga tampak melakukan pembelian bersih (net buy) pada saham ini senilai Rp36,44 miliar.

Kemudian indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang mulai kuat dengan target terdekat berada di resisten pada level Rp2.520.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua