Peringkat Utang AISA & PGAS Kompak Didowngrade Pefindo dan S&P, Apa Alasannya?
Akuisisi Pertagas jadi sinyal manajemen PGN mendukung kebijakan finansial yang lebih agresif dibandingkan perkiraan S&P
Akuisisi Pertagas jadi sinyal manajemen PGN mendukung kebijakan finansial yang lebih agresif dibandingkan perkiraan S&P
Bareksa.com - Kegagalan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) membayar kupon sukuk secara tepat waktu berbuntut panjang. Hari ini, Kamis, 5 Juli 2018, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat utang AISA dari CCC menjadi SD alias selective default.
Pefindo menurunkan peringkat Obligasi TPS Food I/2013 dan Sukuk Ijarah TPS Food I/2013 dari CCC menjadi D alias Default.
Keputusan ini sehubungan dengan ketidakmampuan AISA membayar kupon obligasi dan sukuk yang jatuh tempo pada 5 Juli 2018. Sementara peringkat Sukuk Ijarah TPS Food II/2016 masih dipertahankan pada CCC.
Promo Terbaru di Bareksa
S&P Downgrade Peringkat Utang PGAS dan Saka Energi
Tak hanya AISA, lembaga pemeringkat utang Standard and Poor's (S&P) menempatkan peringkat utang PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN di kategori creditwatch dengan implikasi negatif.
Penurunan peringkat itu seiring langkah PGAS mengakuisisi anak usaha PT Pertamina, PT Pertamina Gas (Pertagas).
S&P menempatkan peringkat BBB- atas utang jangka panjang PGN di kategori creditwatch dengan implikasi negatif. S&P juga menempatkan peringkat BBB- untuk utang PGN berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) di kategori creditwatch dengan implikasi negatif.
Pada saat yang sama, S&P juga menempatkan peringkat BB+ atas utang jangka panjang PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PGN, di kategori creditwatch dengan implikasi negatif.
Begitu pula, peringkat utang BB+ atas utang berdenominasi dolar AS milik Saka Energi ditempatkan di kategori creditwatch dengan implikasi negatif.
Penempatan peringkat PGN di kategori creditwatch lantaran S&P memperkirakan akuisisi Pertagas akan meningkatkan utang PGN secara substansial dan berpotensi memperlemah kelayakan kredit jika transaksi akuisisi tersebut didanai menggunakan utang dan kas.
Jika dana berasal dari utang dan kas, Analis S&P Mary Anne Low dan Vishal Kulkarni, mengatakan akuisisi Pertagas akan menjadi sinyal bahwa manajemen PGN mendukung kebijakan finansial yang lebih agresif dibandingkan yang telah S&P antisipasi sebelumnya.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.