Berita Hari Ini : S&P akan Akuisisi Pefindo, Laba WIKA Naik 43,94 Persen
Laba TCID naik 3,39 persen, Inalum boleh beli Vale, investasi BP Batam Rp651 miliar
Laba TCID naik 3,39 persen, Inalum boleh beli Vale, investasi BP Batam Rp651 miliar
Bareksa.com - Berikut informasi terkini mengenai pasar modal, aksi korporasi dan ekonomi yang disarikan dari informasi keterbukaan Bursa Efek Indonesia dan berita media massa, Kamis, 21 Maret 2019 :
PT Mandom Indonesia Tbk (TCID)
Pemilik Brand Gatsby dan Pixy, PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) mencatat penurunan laba bersih 3,39 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp173 miliar pada 2018. Padahal tahun 2017, laba bersih perusahaan tumbuh 10,53 persen YoY dan menyentuh Rp179,13 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Laba Mandom tumbuh negatif karena perolehan pendapatan tahun 2018 turun 2,13 persen YoY menjadi Rp2,65 triliun dari Rp2,71 triliun. Momok penurunan pendapatan perusahaan adalah kontraksi yang cukup besar pada penjualan domestik meskipun penjualan ekspor berhasil tumbuh positif.
Penjualan domestik Mandom berkontribusi 73,89 persen terhadap total pendapatan. Tahun 2018, penjualan domestik hanya terkontraksi 6 persen YoY dan menyentuh Rp1,98 triliun dari yang sebelumya Rp2,1 triliun.
Sedangkan penjualan ekspor Mandom berhasil naik 8,99 persen YoY menjadi Rp698 miliar. Namun karena porsinya yang hanya 26,11 persen, tidak dapat mendongkrak perolehan Mandom keseluruhan.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberi sinyal positif kepada PT Inalum (Persero) untuk ikut mengambil saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan pembicaraan dengan Vale memang sudah dilakukan tapi hanya sebatas baru permulaan saja. Sebab, tutur Fajar, pihaknya menunggu lampu hijau dari Kementerian ESDM.
"Iya kalau seumpama dari ESDM bilang diakui sebagai divestasi atau silakan mulai divestasi, ya kami akan langsung bergerak, sama seperti dulu dengan Freeport kan," ujar Fajar.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo)
Pemegang saham mayoritas PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mengakui bahwa memang ada lembaga rating internasional yang tengah mendekati Pefindo untuk masuk sebagai pemegang saham. Bahkan lembaga ini sudah menyampaikan Letter of Intent (LoI) yang menunjukkan keseriusannya tersebut.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djayadi mengatakan lembaga rating yang tengah melakukan pendekatan adalah Standard & Poor's (S&P), lembaga rating internasional yang bermarkas di Amerika Serikat. Keseriusan ini ditunjukkan dengan memberikan LoI kepada Pefindo.
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) membukukan pertumbuhan laba bersih 43,94 persen secara tahunan pada 2018.Berdasarkan laporan keuangan 2018 yang dipublikasikan, Rabu (20/3/2019), Wijaya Karya mengantongi pendapatan Rp31,15 triliun pada 2018. Jumlah itu naik 19,03 persen dari Rp26,17 triliun pada 2017.
Beban pokok pendapatan tercatat senilai Rp27,55 triliun pada 2018. Nilai tersebut naik 18,25 persen dari Rp23,30 triliun pada 2017. Dari situ, laba kotor perseroan tercatat senilai Rp3,60 triliun per akhir tahun lalu. Terjadi pertumbuhan 25,33 persen dari Rp2,87 triliun pada 2017.
Dengan demikian, emiten berkode saham WIKA itu mengamankan laba bersih Rp1,73 triliun per akhir 2018. Realisasi tersebut tumbuh 43,94 persen dari Rp1,2 triliun pada 2017.
BP Batam
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) mencatat nilai investasi yang masuk tahun ini periode Januari-Februari 2019 sebesar Rp651 miliar.
"Selama dua bulan ini real investasi. (Sedangkan) rata-rata tahunan Rp1 triliun," Kepala BP Batam Edy Putra Irawady saat konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator (Kemko) Ekonomi, Rabu (20/3).
Edy Putra merinci investasi tersebut mengalir antara lain pada sektor industri elektronik, permesinan, alat kesehatan, perakitan handphone, dan kontak lensa.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.