Rugi Rp1,15 Triliun di 2017, Ini Strategi Krakatau Steel Meraih Laba di 2018
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperkirakan masih dapat melakukan efisiensi sekitar US$7 juta tahun ini
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperkirakan masih dapat melakukan efisiensi sekitar US$7 juta tahun ini
Bareksa.com – PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperkirakan masih bisa melakukan efisiensi US$7 juta tahun ini dan diproyeksikan bakal membukukan keuntungan. Pada 2018, perseroan akan melanjutkan program efisiensi yang telah dilakukan tahun lalu.
Direktur Utama Krakatau Steel, Mas Wigrantoro, menuturkan secara umum Krakatau Steel telah menetapkan sejumlah strategi yang akan diterapkan tahun ini. Strategi tersebut antara lain adalah meningkatkan efisiensi biaya operasi, meningkatkan volume penjualan melalui perjanjian pasokan jangka panjang (long term supply agreement/LTSA) dengan pelanggan-pelanggan potensial serta sinergi dengan BUMN.
“Perseroan juga akan menjaga kehandalan fasilitas produksi, melakukan penyelesaian proyek-proyek strategis tepat waktu, menjaga likuiditas perusahaan untuk ketersediaan modal kerja dan menurunkan beban keuangan perseroan,” terangnya di Jakarta, Rabu, 4 April 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Di samping itu, kata dia, Krakatau Steel terus berupaya mendapatkan bahan bakar gas dengan harga yang ekonomis. Gas merupakan bahan bakar yang menunjang operasional pabrik perseroan. Adapun, efisiensi lainnya dikejar lewat penerapan paperless dalam segala proses bisnis.
Pola efisiensi yang akan diterapkan perseroan masih sama dengan tahun lalu. Krakatau Steel masih bisa mendapatkan efisiensi sebesar US$7 juta sepanjang 2018 yang berasal dari sisi pengadaan logistik.
Krakatau Steel menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini mencapai 40 persen. Perseroan juga akan terus melanjutkan strategi sinergi antar badan usaha milik negara (BUMN) serta memacu kinerja anak usaha.
Sepanjang 2017, Krakatau Steel memperoleh laba usaha Rp443,36 miliar, atau tumbuh 154,79 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya Rp286,3 miliar. Meski tahun lalu KRAS masih mencatat kerugian Rp1,15 triliun, namun jumlah itu anjlok 54,9 persen dibandingkan rugi 2016 yang sebesar Rp2,55 triliun.
Mas Wigrantoro menjelaskan banyak hal yang telah dilakukan manajemen KRAS dalam mengejar efisiensi tersebut. Seperti menghilangkan resiko dari harga bahan baku impor yang kerap terpengaruhi oleh aspek geopolitik, tidak lagi terpaku pada satu pemasok, hingga menerapkan skema pembelian bahan baku sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasar.
Sebelumnya perseroan selalu terpaku dengan satu pemasok, di mana 90 persen slab steel (baja lembaran setengah jadi) selalu didatangkan dari Rusia. Semenjak 2016 KRAS mendapatkan juga pasokan bahan baku dari Korea, Jepang dan Brazil.
"Jadi ada banyak sumber bahan baku dari beberapa negara. Lebih ke beauty contest dan tidak lagi ada unsur spekulatif. Kami lakukan pyramid buying, ketika harga sedang murah kami bisa beli banyak. Tapi ketika harga naik ya kami beli sedikit," tambah dia.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, mengaku optimis kinerja Krakatau Steel semakin baik pada 2018.
Terlebih lagi, perseroan tengah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk bisa meningkatkan skala ekonomis dari produk baja.
"Nama programnya yaitu Cilegon 10 juta ton Steel Cluster pada 2025. Kalau itu tercapai maka akan lebih baik lagi efisiensi yang didapat, hingga akhirnya pendapatan KRAS pun terus meningkat," terang Harry. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.