Krakatau Steel (KRAS) Catat Pendapatan Rp22,45 Triliun di 2023, Rugi Rp2 Triliun
Perseroan juga berhasil menurunkan total liabilitas 10% dari US$2,61 miliar menjadi US$2,35 miliar
Perseroan juga berhasil menurunkan total liabilitas 10% dari US$2,61 miliar menjadi US$2,35 miliar
Bareksa.com - Perusahaan pengolahan baja pelat merah, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) pada 31 Mei 2024 telah merilis Laporan Keuangan Tahun Buku 2023 berdasarkan hasil audit dari KAP Amir Abadi Jusuf, Aryanto, Mawar & Rekan (RSM Indonesia) dengan opini wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasian per 31 Desember 2023, serta kinerja keuangan dan arus kas yang berakhir pada tanggal tersebut sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
"Krakatau Steel di tahun 2023 mencatatkan pendapatan US$1,45 miliar atau setara Rp22,45 triliun. Dari sisi biaya usaha, terjadi penurunan 6% dibanding tahun lalu menjadi senilai US$125,33 juta atau setara Rp1,94 triliun di tahun 2023 dan ada tambahan kontribusi positif dari bagian laba entitas asosiasi senilai US$41,41 juta atau setara Rp0,64 triliun," jelas Direktur Utama Krakatau Steel Purwono Widodo dalam siaran pers (3/6).
Purwono menyampaikan perseroan juga berhasil menurunkan total liabilitas 10% dari US$2,61 miliar menjadi US$2,35 miliar di 2023. Hal ini karena adanya pembayaran sebagian pokok utang tranche A dan tranche B US$283,78 juta yang bersumber dari divestasi anak perusahaan maupun optimalisasi lahan.
Promo Terbaru di Bareksa
"Hingga saat ini kami masih terus berupaya mempertahankan pencapaian kinerja terlihat dengan arus kas Perseroan yang masih dapat kami jaga tetap positif dengan saldo kas akhir tahun 2023 senilai US$102,7 juta atau setara Rp1,58 triliun atau naik 30% dibandingkan tahun 2022," tegas Purwono.
Purwono juga mengungkapkan dengan masih tingginya beban keuangan senilai US$129,59 juta atau setara Rp2 triliun dan rugi selisih kurs senilai US$9,62 juta atau setara Rp148,48 miliar, sehingga perseroan membukukan rugi bersih tahun berjalan senilai US$131,65 juta atau setara Rp2,03 triliun, serta laba bruto senilai US$112,91 juta atau setara Rp1,74 triliun.
Purwono menjelaskan kerugian yang dialami Krakatau Steel merupakan salah satu dampak tidak beroperasinya fasilitas hot strip mill 1 (HSM#1), penghasil produk utama hot rolled coil (HRC) akibat kerusakan pada switch house finishing mill. Selain itu, aksi korporasi divestasi saham beberapa anak usaha di subholding Krakatau Sarana Infrastruktur untuk pembayaran utang tranche B juga berdampak pada penurunan kinerja karena di tahun 2023 sudah tidak lagi dikonsolidasikan ke Krakatau Steel Grup.
"Perseroan saat ini terus berupaya semaksimal mungkin menjaga performa kinerja selama recovery pabrik HSM#1. Perbaikan fasilitas HSM#1 akan selesai tahun ini dan diharapkan produksi pertama produk HRC pasca perbaikan akan dilakukan pada Triwulan IV tahun 2024," tambah Purwono.
Purwono menyatakan prioritas Krakatau Steel saat ini adalah tetap berupaya menjaga kinerja dengan menyelesaikan perbaikan fasilitas HSM#1 sesuai dengan jadwal yang ditargetkan untuk beroperasi kembali di akhir tahun 2024 dan sejalan dengan hal tersebut, Krakatau Steel juga sedang menyelesaikan restrukturisasi lanjutan atas sisa utang dengan para kreditur dan pemegang saham.
(IQPlus/15529950/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.