Terancam Sanksi Akibat Kasus Becakayu, Ini Analisa Teknikal dan Fundamental WSKT
Sejak insiden tol Becakayu pada 20 Februari saham WSKT telah anjlok 13,83 persen
Sejak insiden tol Becakayu pada 20 Februari saham WSKT telah anjlok 13,83 persen
Bareksa.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berpotensi mendapatkan sanksi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyusul adanya dugaan pengurangan batang baja pengikat braket proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
Sekedar informasi, sebelumnya penyangga pelat untuk pengecoran tiang atau brekat timber tol Becakayu terlepas dan terjatuh yang berlokasi di dekat gerbang tol Kebon Nanas, Jakarta pada Selasa 20 Februari 2018 lalu.
Ketua Komite Keselamatan Konstruksi (K3), Syarif Burhanudin, mengatakan saat ini pihaknya masih menginvestigasi pengurangan baja pengikat bracket tiang yang jadi faktor kecelakaan konstruksi. Dalam waktu dekat dia akan menyampaikan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Promo Terbaru di Bareksa
Dikutip dari Kompas.com, hasil kajian Kementerian PUPR menunjukkan penggunaan 12 baja sebenarnya telah memperhitungkan kemampuan bracket untuk menopang beban material dalam mencetak kepala tiang.
Sedangkan kepala tiang memiliki beban pembuatan 320 ton. Dengan pengurangan dari 12 batang menjadi 4 batang, secara otomatis tentu kemampuan bracket dalam menopang beban akan berkurang.
Enam Sanksi
Dalam pasal 96 Undang-Undang Jasa Konstruksi, ada enam sanksi yang mengancam penyedia dan pengguna jasa konstruksi yang tidak mematuhi standar keselamatan kerja. Enam sanksi tersebut dimulai dari peringatan tertulis, denda administratif, penghentian sementara kegiatan jasa konstruksi, pencantuman dalam daftar hitam, pembekuan hingga pencabutan izin.
Sementara itu, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) selaku pihak yang dipercaya untuk membangun dan mengoperasiokan tol Becakayu dalam keterangannya tertulisnya pada Kamis, 8 Maret 2018 mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti dengan positif untuk perbaikan tindakan tepat guna menjamin pelaksanaan pekerjaan jalan tol Becakayu dan juga dapat diselesaikan tepat waktu, mutu dan aman serta lancar ke depannya.
Sebagai tambahan informasi, KKDM merupakan perusahaan yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT Waskita Toll Road (anak usaha WSKT) sebesar 98,97 persen dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) 1,03 persen.
Harga Saham WSKT
Harga saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) pada perdagangan Jumat, 9 Maret2018 terpantau melemah 1,1 persen dengan berakhir di level Rp2.680 per saham.
Pelemahan tersebut merupakan penurunan hari kelima beruntun pada saham WSKT, sehingga dalam sepekan kemarin saham ini telah kehilangan 9,45 persen dan sejak insiden tol Becakayu pada 20 Februari saham ini teleh tergerus 13,83 persen.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top seller atau sebagai penjual terbanyak saham WSKT pada hari Jumat kemarin antara lain Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) dengan nilai Rp21,78 miliar, kemudian Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp6,68 miliar, dan RHB Sekuritas (ZP) Rp5,85miliar.
Kinerja Keuangan WSKT (Rp Miliar)
Sumber : laporan keuangan perusahaan
Fundamental WSKT
Menurut analisis Bareksa, secara fundamental, perusahaan konstruksi pelat merah ini membukukan kinerja fantastis sepanjang 2017 dengan memperoleh laba bersih Rp4,2 triliun, atau melonjak 132,04 persen dari capaian 2016 yang sebesar Rp1,81 triliun.
Kenaikan laba bersih tersebut tak lain ditopang oleh top line perusahaan yakni pendapatan yang melonjak 90,04 persen dari sebelumnya Rp23,79 triliun pada 2016 menjadi Rp45,21 triliun di 2017.
Selain itu, perusahaan juga konsisten meningkatkan margin laba bersihnya dalam lima tahun terakhir, di mana pada 2017, margin laba bersih (NPM) perusahaan 9,29 persen, naik dari sebelumnya 7,62 persen di 2016.
Hal tersebut menandakan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) menjadi semakin baik dari tahun ke tahunnya.
Analisis Teknikal WSKT
Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal, candle saham WSKT pada perdagangan Jumat pekan lalu membentuk hanging man yang menggambarkan adanya perlawanan meskipun cenderung masih tertekan dalam sepekan kemarin.
Volume juga terlihat mulai mengalami penurunan menandakan tekanan jual pada saham ini sudah cenderung menurun. Posisi saham WSKT saat ini telah mendekati garis MA 60 yang kemungkinan dapat menjadi titik technical rebound untuk saham ini.
Indikator relative strength index (RSI) terlihat masih sedikit bergerak turun namun mulai terbatas, support kuat saham WSKT berada di level psikologis Rp 2.600 per saham. (AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.