BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : Laba PTPP Rp1,45 Triliun, Perang Dagang Ancam Neraca Indonesia

Bareksa12 Maret 2018
Tags:
Berita Hari Ini : Laba PTPP Rp1,45 Triliun, Perang Dagang Ancam Neraca Indonesia
Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kedua kanan), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (ketiga kiri), Komisaris PT PP (Persero) Tbk, Sumardi (kiri), Direktur Utama PTPP Tumiyana (kedua kiri), meninjau ground breaking Transit Oriented Development di Stasiun Juanda, Jakarta (10/10). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho)

Investasi sektor baja US$4,7 miliar, tol Jakarta-Surabaya beroperasi Lebaran, dampak DMO Batu bara ke PTBA minim

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Senin, 12 Maret 2018 :

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)

PTPP membukukan laba bersih Rp1,45 triliun sepanjang 2017, meningkat dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya Rp1,02 triliun. Sementara, pendapatan perseroan mencapai Rp21,5 triliun, naik dibandingkan 2016 senilai Rp16,45 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Jumlah total aset PTPP pada 2017 senilai Rp41,78 triliun. Jumlah itu terdiri atas aset lancar Rp29,9 triliun dan aset tidak lancar Rp11,87 triliun. Sedangkan total liabilitas PTPP sepanjang 2017 sebesar Rp27,53 triliun dengan jumlah ekuitas Rp14,24 triliun.

Tol Jakarta-Surabaya

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memastikan jalan tol Jakarta-Surabaya dapat berfungsi dan digunakan pada musim mudik Lebaran tahun ini. Meskipun belum sepenuhnya rampung dibangun. "Pada saat nanti lebaran itu (tol Jakarta-Surabaya) sudah fungsional," kata Budi.

Ruas tol tersebut dapat digunakan meskipun masih terdapat ruas tol yang belum 100 persen diselesaikan. Ruas tol itu berada di sekitar Batang, Jawa Tengah yang masih dalam tahap finalisasi.

Panjang ruas tol Batang yang masih akan difinilallisasi sekitar 30-40 kilometer (Km). Meskipun masih dalam tahap finalisasi, nantinya ruas tol Batang sudah dapat dilalui kendaraan dan akan dibuka saat mudik lebaran.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menilai kebijakan pemerintah membatasi harga acuan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebesar US$70 per ton berpengaruh kecil terhadap kinerja perseroan. Saat ini sebanyak 25 persen dari total penjualan batu bara Bukit Asam dialokasikan untuk PLTU dalam negeri.

Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin, mengatakan Bukit Asam masih dapat menjual 75 persen hasil produksi batu baranya dengan harga pasar. Jika dirata-ratakan antara produksi batu bara dengan harga DMO PLTU maupun harga pasar, maka harga jual rata-rata perseroan sekitar US$96,25 per ton.

"Kalau harga rata-rata masih US$96 per ton, itu kan masih di atas tahun lalu. Jadi pengaruhnya minim terhadap [kinerja] kita," tuturnya.

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membukukan laba bersih US$143,1 juta sepanjang tahun lalu. Perseroan memperoleh pendapatan US$2,97 miliar pada 2017, meningkat dari perolehan tahun sebelumnya US$2,93 miliar.

Pendapatan PGN sebagian besar berasal dari penjualan gas US$2,4 miliar dan penjualan minyak US$472,8 juta. Laba operasi PGN sepanjang tahun lalu tercatat US$377,01 juta dan EBITDA US$830 juta, naik sebesar US$23 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$807 juta.

"Kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini,“ kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.

Investasi Sektor Baja

Tujuh perusahaan baja lokal dan asing bakal berinvestasi US$4,7 miliar untuk membangun pabrik baru. Ketujuh perusahaan tersebut adalah Shandong Xinhai Technology Co, Tsingshan, Dexin Steel, PT Sunrise Surabaya, PT Gunung Garuda Bekasi, PT Deko Prima dan PT Tjakrindo Mas Steel Industry.

Investasi terbesar dikucurkan Shandong Tehcnology. Perusahaan asal Cina itu bakal berinvestasi utuk membangun pabrik baja nirkarat berkapasitas 1 juta ton per tahun di Sulawesi Tenggara senilai US$2 miliar.

Perusahaan asal Cina lainnya, Tsingshan Group bakal mendirikan pabrik nickel pig iron (NPI) berkapasitas 507 ribu ton per tahun dan pabrik pig iron berkapasitas 700 ribu ton per tahun dengan nilai investasi US$118 juta.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) akan memberi modal senilai Rp2 triliun kepada anak usaha yang baru saja didirikan yakni PT Adhi Commuter Properti (ACP). ADHI itu juga akan menyuntik ACP dengan dana segar Rp600 miliar.

Dana Rp2 triliun itu merupakan hasil dari right issue perseroan beberapa waktu lalu yang senilai Rp1,3 triliun. Adapun, dana sisanya bersumber dari kas perseroan.

ACP adalah anak usaha ADHI yang ditugaskan untuk mengerjakan proyek properti terintegrasi dengan angkutan massal. Saat ini perseroan telah memiliki sejumlah lahan yang siap dibangun apartemen di dekat stasiun light rail transit (LRT).

ADHI juga telah meraih pembayaran perdana LRT Jabodebek Rp3,43 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Pembayaran ini akan berdampak positif bagi arus kas. Dengan dimulainya pembayaran LRT, arus kas ADHI tahun ini akan positif. Pada Januari lalu, arus kas ADHI masih tercatat negatif, yakni minus Rp800 miliar.

Ancaman Perang Dagang

Ancaman perang dagang global berpotensi menekan neraca perdagangan Indonesia pada tahun ini. Perang dagang itu dipicu aksi Amerika Serikat (AS) yang akan mengenakan bea masuk lebih tinggi terhadap impor baja dan alumunium, serta barang elektronik.

Bhima Yudhistira, Ekonom Indef, mengatakan kondisi yang terjadi di AS dapat memicu negara eksportir baja dan alumunium untuk mencari pasar baru. Dalam hal ini, Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara sasaran.

Impor bahan baku, barang modal dan barang konsumsi berpotensi naik. Ini bisa menjadi pertanda buruk bagi industri manufaktur karena kandungan lokal bahan baku akan menurun. Pada akhirnya, hal itu dapat mengancam daya saing. Hingga Juni 2018, neraca perdagangan Indonesia diperkirakan akan defisit.

PT Medco Energi Internasional Tbk., (MEDC)

Emiten tambang minyak dan gas PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menganggarkan dana US$12,96 juta atau sekitar Rp176,26 miliar untuk kegiatan eksplorasi pada dua bulan pertama di 2018.

Berdasarkan laporan kegiatan eskplorasi yang dirilis akhir pekan lalu, Medco menggelontorkan dana sebesar US$7,30 juta pada Februari 2018. Nilai ini meningkat dari penggunaan dana bulan sebelumnya sejumlah US$5,66 juta.

Inflasi Harga Pangan

Sepanjang 2018, inflasi pangan harga ditarget tidak melebihi 4-5 persen agar sasaran inflasi sebesar 3,5 persen plus minus 1 persen bisa tercapai. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan BI telah bersepakat dengan pemerintah pusat dan daerah untuk menjaga inflasi pangan agar tidak bergejolak.

Jika inflasi terjaga dengan baik, Agus yakin ekonomi Indonesia akan memiliki daya tahan lebih baik. Berdasarkan survei inflasi BI pada Maret pekan pertama, inflasi berada pada kisaran 0,11 persen. Sementara itu, inflasi tahunannya berkisar 3,31 persen. Survei menunjukkan harga beras sudah mulai turun sehingga berpotensi terjadi deflasi. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua