BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

HBA Maret 2018 Naik, Bagaimana Dampak ke Emiten Batu Bara Nasional?

Bareksa05 Maret 2018
Tags:
HBA Maret 2018 Naik, Bagaimana Dampak ke Emiten Batu Bara Nasional?
Petugas memantau heavy dump truck yang mengangkut batu bara di kawasan tambang batu bara milik Adaro, Tabalong, Kalimantan Selatan. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Kementerian ESDM mengumumkan Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Maret sebesar US$101,86 per metrik ton

Bareksa.com - Harga batu bara acuan dalam negeri kembali meningkat seiring dengan kenaikan permintaan di pasar global. Akan tetapi, sentimen positif bagi para produsen batu bara, khususnya yang berfokus pada penjualan domestik, masih tertahan karena rencana pemerintah menetapkan harga untuk pembangkit listrik dalam negeri.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan kenaikan pada Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Maret, yaitu menjadi US$101,86 per metrik ton atau naik sebesar 1,16 persen dari HBA Februari sebesar US$100,69 per metrik ton. Harga acuan bulan Maret ini merupakan yang tertinggi sejak Mei 2012.

Peningkatan harga ini merupakan kelanjutan uptrend HBA selama sembilan bulan berturut-turut. Menurut informasi dari Kementerian ESDM, nilai HBA ini ditetapkan berdasarkan rata-rata empat indeks harga batu bara, yakni Indonesia Coal Index, Platts59 Index, New Castle Export Index, dan New Castle Global Coal Index.

Promo Terbaru di Bareksa

Grafik: Pergerakan Harga Batu Bara Acuan (HBA)

Illustration

Sumber: Ditjen Minerba ESDM, diolah Bareksa.com

Mengutip Kontan, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, kenaikan harga batu bara ini terjadi karena kebutuhan batu bara China kembali tinggi.

Akan tetapi jika dilihat lebih dalam, akan ada beberapa penghambat untuk permintaan batu bara secara global, seperti China yang akan memasuki musim semi. Hal ini akan memacu penurunan permintaan batu bara di China.

Sebagai informasi, China terus menyosialisasikan untuk penggunaan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, seperti batu bara. Beberapa permasalahan tersebut tercermin pada penurunan harga batu bara Newcastle untuk kontrak Maret 2018, yang turun menjadi US$102,90 per metrik ton dari US$108,15 per metrik ton pada akhir Februari lalu.

Dari dalam negeri sendiri, pemerintah sedang merumuskan formula dalam penetapan harga khusus batu bara atau domestic market obligation (DMO) untuk penjualan kepada pembangkit listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pemerintah akan mengumumkan penetapan harga batu bara DMO tersebut dalam waktu dekat ini.

Hal ini tentunya akan berdampak negatif kepada perusahaan batu bara domestik, karena diperkirakan harga batu bara DMO tersebut akan ada di kisaran US$ 70 per ton, sehingga perusahaan batu bara tidak akan menikmati kenaikan harga batu bara acuan itu sendiri. Terlebih kepada perusahaan yang mencatat penjualan batu bara dalam jumlah besar kepada PLN, seperti PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), yang mencatat lebih dari 40 persen penjualan batu bara kepada PLN. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua